tag:blogger.com,1999:blog-46043756268106550462024-03-13T12:24:37.051-07:003gpkecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-56424538486739138092009-10-14T21:27:00.003-07:002009-10-14T21:27:54.521-07:00Shima Jurujual KosmetikPagi ini aku duduk di depan rumah ketika tiba-tiba lalu di depanku Shima, seorang awek yang bekerja sebagai penjual kosmetik di sebuah supermarket. Ia tersenyum manis melihatku, aku hanya mengangguk saja ketika ia menyapaku. Padahal sebenarnya aku sangat tertarik sekali kepadanya. Shimaa benar-benar awek yang seksi sekali, badannya tidak terlalu tinggi, tetapi kulitnya putih dan montok. Keberaniannya untuk memakai skirt mini membuatku selalu ingin mengetahui apa yang ada di balik skirtnya yang sangat singkat itu. Namun semuanya hanya menjadi lamunanku saja, karena selama ini kami hanya bertegur sapa di jalan saja. Namun saat ini, ketika isteriku tidak di rumah dan keadaan benar-benar sepi, keberanianku mendadak muncul.<br />Saat itu Shima yang sudah berjalan agak jauh melewati rumahku aku kejar dan aku panggil, dia menoleh. Mulanya dia agak ragu, namun ketika aku memanggilnya lagi, ia segera kembali kepadaku. Di depan pintu pagar ia bertanya sopan.<br />"Ada apa Yus, kenapa dipanggil".<br />Aku hanya tersenyum dan membalasnya, "Masuk kerja pukul berapa..., singgah sebentar ".<br />Saat itu memang dia sudah sangat rapi dan cantik sekali, wajahnya yang putih tidak terlalu kena make up namun masih memancarkan keseksiannya kerana skirt mini serta blouse yang dipakainya. Dia tersenyum dan mengatakan memang dia bertolak agak awal karena nak singgah ke rumah temannya untuk suatu barang.<br />Aku mempersilakan dia masuk dan dia menurut saja, bahkan dia tanya, "Kak Yani dimana..., sunyi aje..", Aku jawab sambil lewa yang isteriku balik kampung. Kulihat dia hanya mengangguk-angguk saja, kemudian dia aku pelawa duduk di atas sofa di ruang<br />tamu. "Duduk di sini aje.....selesa sikit, nanti Yus salin pakaian kejap." Dia segera duduk<br />disofa sambil tangannya mengambil majalah yang ada di situ. Aku jadi agak senang, karena majalah yang diambilnya itu adalah majalah porno yang aku dapat dari luar negeri. Di dalam aku segera mengganti pijamaku dengan kemeja dan seluar pendek tanpa seluar dalam, karena aku berniat memanfaatkan saat ini untuk menikmati tubuhnya yang seksi itu.<br />Ketika aku keluar, kulihat dia masih asyik memperhatikan majalah porno itu, dari belakang kuperhatikan gambar apa yang menjadi perhatiannya, ternyata gambar awek yang sedang dijilati vaginanya. Dengan bergaya tidak tahu aku segera duduk di depannya.<br />Shima tertawa menyeringai sambil berkata: "Aduh Yus majalahnya bagus sekali ya". Aku tidak menjawab, tetapi aku hanya tersenyum saja. Aku membuka perbualan dengan menanyakan di mana dia bekerja sebenarnya, lalu produk apa saja yang boleh aku pakai dari perbualan itu aku tahu yang dia bekerja di Sarinah di counter kosmetik mewah untuk lelaki. Dalam sekejap aku sudah menghabiskan RM800 untuk memesan kosmetik daripada dia. Shima sangat senang karena aku begitu boros membelanjakan RMku untuk kosmetik itu, entah disengaja entah tidak, duduknya mulai tidak rapi sehingga pahanya agak renggang. Saat itu aku sekilas melihat seluar dalamnya yang berwarna kuning, penisku terus bergetar karena pemandangan yang indah itu.<br />Ketika kurasakan sudah cukup aku membuat dia masuk dalam perangkapku, akupun mulai melaksanakan rancangan yang aku plan dari mula lagi. "Shima, kamu suka berenang tak?, Dia menjawab spontan.., suka sekali Yus, kenapa ya? Aku menjawab lagi, "Bukan apa, Yus ada baju renang yang bagus sekali yang Yus beli di Amerika, tetapi Kak yani kau tidak berani memakainya, kamu nak cuba ya?". "Boleh juga Yus, asalkan Kak Yani tidak marah kan?".<br />Aku segera mengambil pakaian renang yang aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yang seksi dan diberikan kepada beberapa teman wanitaku yang berani memakainya, waktu itu aku masih mempunyai beberapa helai dan kupilih yang paling seksi buat Shima. Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar-benar akan membuat tubuh yang memakainya jadi menonjolkan keseksiannya.<br />Ketika kutunjukkan pada Shima, matanya terbeliak.., "Cantik sekali Yus, tetapi ini pasti mahal sekali harganya".<br />Aku hanya mengangguk kataku, "Biar mahal kalau yang memakai cantik kan jadi tambah seksi. Kalau Shima tidak keberatan, Yus ingin melihat Shima pakai pakaian renang ini... boleh kan?"<br />Shima mulanya agak ragu-ragu mendengar tawaranku itu, tetapi akhirnya dia bertanya, dimana saya boleh cuba Yus. Di sana saja di ruang tamu, aku sengaja menunjuk ke dalam ruang tamuku. "Yus tunggu disini ya", katanya. Aku hanya mengangguk dan Shima masuk ke ruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tidak masuk ke dalam melihat Shima bersalin, karena aku bimbang dia terlepas dari perangkapku itu. Dengan hati berdebar-debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tidak kunjung keluar juga.<br />Tiba-tiba kudengar Shima memanggilku, "Yus, Yus ke sini saja Shima malu keluar". Aku tergesa-gesa masuk ke ruang tamuku. Kulihat pakaian Shima berselerakan di lantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yang aku berikan itu. Benar-benar sesuai buat Shima, buah dadanya yang besar itu menggantung manja di balik pakaian renang itu dan dari tepi sebagian buah dadanya menyembul keluar. Secara tiba-tiba Shima mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan rambutnya yang kusut, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. penisku langsung tegak penuh melihat ketiak Shima itu, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan tenang kutarik ia keluar ruang tamuku.<br />"Di sini lebih jelas Shima, kan pakaian renang memakainya di luar... bukan di dalam". Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu. Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku menatap keindahan tubuhnya yang hanya dilapisi pakaian renang itu. Ternyata pakaian renang itu tidak dapat menyembunyikan puting susunya yang tampak menonjol itu dan juga potongannya yang berani menyebabkan sebagian bulu kemaluan Shima yang hitam keriting itu keluar di sisi paha tanpa disedari oleh pemiliknya.<br />Aku tertawa sambil berkata, "Aduh Shima..., bulu cicapmu luar biasa ya..., sampai keluar semua tuh!". Shima agak terkejut dan melihat kearah yang kutunjuk, tangannya berusaha menutupi bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil bertanya lagi.<br />"Memangnya lebat ya Ma... sampai keluar semua".<br />Shima menjawab biasa saja, "Habis pakaian renangnya sendat jadi bulu tumesti dicukur sedikit barulah tidak keluar semua". Aku jawab kembali, "Cukuplah... tukarlah pakaian tu balik".<br />Kalau tadi aku tidak mengikuti ketika Shima mencuba pakaian renang, tapi kali ini aku ikut masuk sama dan menunggunya mengganti pakaian. Shima berkata, "Kenapa Yus ikut..., Yus keluar dulu sebab Shima nak salin nih", katanya manja. Aku diam saja,<br />"Sama saja sama ada Shima telanjang atau pakai pakaian renang nih....Yus sudah dapat<br />membayangkan bagaimana kalau Shima bogel". Shima memang berani sambil menyeringai dia segera melepas pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat. Mataku terbeliak melihat buah dadanya yang montok dan bulu vaginanya yang lebat itu, benar-benar di luar ukuran, super lebat dan cantik sekali.<br />Aku sudah tak tahan lagi dengan segera aku berdiri dan mendekati Shima, kuramas payudaranya dan kucium bibirnya. Shima hanya pasrah saja, tanpa tunggu arahan lagi seluarku dilepaskan dan kusuruh Shima memegang penisku. Shima langsung menggenggamnya dengan halus, aku yang sudah bernafsu segera menarik Shima pelanpelan ke sofa sambil tetap berciuman dan Shima masih menggenggam penisku. Ketika aku sudah berhasil duduk di sofa, kusuruh Siska duduk di pangkuanku dan kuletakkan penisku di bibir vaginanya. Dengan sekali tekan, penisku masuk ke dalam vagina Shima.<br />Ternyata Shima memang betul-betul sudah tidak dara, tetapi vaginanya masih terasa ketat..., mungkin masih jarang dipakai. Gerakan pantat Shima cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan memelukku erat-erat. Kurasakan hangatnya liang vagina Shima yang masih ketat itu, geseran buah dadanya di dadaku membuatku makin bernafsu. Merasakan ganasnya Shima yang menduduki penisku, aku kuatir kalau aku akan cepat pancut, dengan tergesa gesa kutolak Shima sehingga ia berdiri dan terlepaslah penisku dari lubang vaginanya.<br />Aku mendudukkan dia di atas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat vaginanya terkuak lebar dengan bibirnya yang berwarna merah muda sudah mulai berkilat oleh lendir dari vaginanya sendiri. Terus saja lidahku menjilat kelentit Shima yang membengkak seperti kacang tanah itu. Shima menggeliat sambil merintih, bulu vaginanya yang lebat kusisihkan ke tepi sehingga lidahku makin senang menyusuri tepi bibir vagina Shima untuk kemudian lidahku dimasukkan ke liang vaginanya yang ternganga itu. Shima betul-betul tidak tahan dengan jilatanku ini, tangannya meramasramas payudaranya sendiri, sedang mulutnya merintih-rintih.<br />Ketika kulihat lendir vagina Shima sudah membanjir, aku berdiri untuk segera menyetubuhi Shima, saat itu tiba-tiba saja Shima menangkap penisku dan terus di masukkannya ke dalam mulutnya, dihisapnya penisku kuat kuat. Kuluman Shima tidak<br />terlalu nikmat, tetapi aku tertegun melihat Shima yang begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yang indah sekali buah dada Siska berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya yang dipulas lipstick tipis mengulum penisku. Tak tahan dengan semua ini segera kucabut penisku dari bibir Shima dan kutolak Shima hingga terbaring, pelan-pelan kuletakkan penisku di bibir vaginanya yang berbulu lebat itu, Shima membantuku dengan menyelakkan bulu vaginanya serta menguakkan vaginanya, pelan-pelan aku menusukkan penisku untuk merasakan liang vagina Shima yang hangat itu sampai akhirnya penisku mencapai dasar vagina Shma. Shima mengangkat kakinya tinggi tinggi dan pantatnya mulai diputar ke kiri dan berganti ke kanan. Aku tidak sempat merojokkan penisku, karena goyangan Siska yang liar itu membuat aku tidak mampu menahan rasa nikmat yang luar biasa ini, aku hanya mampu menghisap puting susunya sementara air maniku menyembur keluar oleh sedotan dan goyangan Shima itu. Aku tahu kalau Shima belum mencapai kepuasan, tetapi aku tidak peduli, yang penting aku puas dan aku sudah membayarnya.<br />Benar saja, setelah beberapa lama aku terhanyut oleh rasa nikmat yang diberikannya, Shima segera mendorongku dan mengatakan dia mesti pergi segera, dan meminta izin untuk mandi dahulu. Aku hanya mengiakan apa yang diminta Shima, rasanya aku masih terbius oleh semua ini. Satu kalimat yang aku pesankan pada Shima, singgahlah selalu, pasti ada bonus yang menarik untuknya bila selalu membuatku puas seperti pagi ini.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-60863492067573905322009-10-14T21:20:00.000-07:002009-10-14T21:21:03.743-07:00Merogol Isteri PengurusAku bekerja disebuah firma diKL sebagai seorang peon dan Anita adalah<br />bini kepada bos aku yang menjadi Akauntan disitu. Kerapkali aku selalu<br />dimaki dan dicerca oleh Amoi Cina ini oleh sebab kesilapan kecil. Aku<br />juga dilayan seperti kaldai dengan disuruh membeli modes, menyewa tape<br />blue dll. Suatu hari aku herdik, dimaki dan dipecat kerja oleh pengurusku setelah direpot oleh Anita dan pada ketika itu aku berasa dendam terhadap mereka. Aku kemudian menceritakan dan meminta tolong rakan2 aku yang bersimpati iaitu Halim dan Shuib. Aku mengajukan suatu rancangan yang setujui oleh mereka iaitu untuk merogol Puan Anita. Mereka bersetuju lalu mencuri dan menyalin satu set kunci rumah Anita. Kami menunggu peluang dan ketika yang baik.<br />Suatu hari bekas pengurusku Mr. Tan telah berangkat keluar negeri. Halim menalipon aku dan beri isyarat. Aku pun terus kerumah Anita yang kosong dan menunggu kepulangannya. Tepat jam 5.30 aku terdengar bunyi kereta masuk dan dari jendela atas aku nampak kereta Anita. Aku bersedia dibalik pintu bersama penutup muka aku. Setiba Anita membuka pintu biliknya aku terus menyekupnya dengan kain cadar dan beliau meronta. Konek aku dah tegang merasa rontaannya. Aku mengikat beliau dan menghempasnya keatas katil sambil melihat kaki dan peha nya terjuntai-juntai. Beliau menjerit, tetapi aku memberi amaran untuk berdiam<br />jika tidak aku akan toreh beliau dengan pisau, sambil aku mencucuk sedikit dengan pisau rambo aku.<br />Aku terdengar dia menangis dan merayu jangan diapa-apakan. Lagi buat aku bertambah stim. Geram dan berahi aku membayangi tubuh nyonya ini yang gebu. Aku berbuat lakon dengan menggelidah dan menghempas semua barang dalam biliknya agar disangka aku sebagai pencuri. Kemudian aku mengalih dan mengikat tangannya kebelakang. Oleh kerana<br />nyonya ini pakai skirt, ternampak panties putihnya terserlah. Aku menekan badan yang tertiarap kebawah dan sebelah tangan aku meramas dan meraba cipap nyonya ini. Dia coba meronta, aku main lagi dan oleh kerana geram, aku merabut dan mengoyak panties nyonya tersebut. Terserlah cipap gebu nyonya ini dan aku terus membuka zip seluar aku dan menghunus batang aku yang 7" kemuka cipap nyonya tersebut. Anita yang meronta<br />tak dapat melawan nafsu dan badan sasa aku. Aku terus menyula cipapnya yang masih<br />kering. Dia mengerang aaaghhh....aaaghhh....sakit...sakit...tolong...toloooghh...<br />jangan apa2kannya. Tapi teringat kepada sikap dia yang keji aku terus menusuk dan menghempap batang aku kedalam puki Anita sepuas-puasnya. Masih ketat juga rupanya. Mungkin pelir laki dia kecil. Anita mula basah selepas 10 minit dan kurang meronta.<br />Aku mula nak climax....aku terus menghempap sekuat2 yang mungkin dan melepas<br />kedalam<br />puki nyonya ini. Anita menangis terisak isak.<br />Aku belum puas lagi. Teringat kepada rakan2 aku, Aku keluar dan menalipon mereka. Tepat jam 7.15 Halim dan Shuib sampai. Aku ajak mereka bergembira dengan amoi gebu diatas. Kami bertiga mengikat mata Anita. Tangannya diikat kepala katil dan kaki ke<br />kaki katil. Halim terus menjilat paha Anita sambil Shuib baru membuka zip seluar. Aku naik dan duduk mengangkang atas perut Anita dan mula mengoyak baju Anita hingga<br />Terpelanting 2, 3 butangnya dan terserlahlah coli hitam nyonya tersebut. Aku terus meramas sekuat-kuat hati tetek nyonya yang bersaiz 32 itu. Aku putuskan colinya dengan pisau aku. Shuib ketawa dan mengusap koneknya. Halim sudah menjilat puki Anita.<br />Aku mula menyondol batang aku antara dada Anita yang masih geletar. Kemudian aku hisap<br />tetek Anita yang warna pink itu dan menggigitnya berkali-kali hingga Anita jerit kesakitan. Nasib kami baik rumah dia terpencil. Shuib tidak sabar lalu minta aku ketepi. Dia naik atas dada Anita dan menekan nganga mulut Anita. Tanpa nyonya itu sempat bersuara, dia terus menjunam konek dia kedalam dan sedalam mulut dan kerongkong<br />Anita. Halim sudah menujah konek dia kedalam puki Anita. Anita dengan mulut yang tersekat, cuba bersuara tetapi tersekat dengan bunyi arghh..arghh.. Aku masih meramas tetek nyonya ini.<br />10 minit kami menukar posisi. Anita yang hampir lesu, kami lepas dan diterapkan diatas Shuib yang memaku Anita dari bawah. Halim menarik mulut Anita yang terdongah supaya<br />menghisap batangnya agar kembali tegang. Aku pula meramas punggong Anita. Tapi melihat<br />air basah mengalir dari cipap Anita yang sedang disula oleh Shuib, Aku teringin nak bedal lubang punggong nyonya ini. Aku terus mengambil krim muka nyonya itu dan lumur<br />pada batang aku. Kemudian aku terus letak pada lubang jubur Anita. Anita meronta bagai minta jangan dibuat disitu. Aku berahi melihat Shuib memaku puki Anita, Halim menujah<br />mulut Anita dan aku akan menikam juburnya dengan batang aku. Tak lengah lagi aku terus<br />menujah dan terus menekan kuat kedalam jubur Anita. Dia meronta dan menjerit, tapi ditujah pula oleh Halim hingga tersekat suara. Hanya bunyi aaa..aaa...argh...shsss..<br />Kami mengerjakan amoi ni sampai dia pengsan. Setelah bergilir-gilir hingga lewat tengah malam dan terasa penat, kami lepaskan Anita yang sudah pengsan. Sebelum kami balik, aku<br />mengambil gambar nyonya Anita dan berbagai posing bersama rakan2 aku. Aku puas kerana<br />dendam aku terbalas. Kami mencuri beberapa barangan dirumah itu dan beredar. Gambar yang<br />aku tangkap, aku pos kan gambar yang ada air mani dimuka Anita, dicipap dan dada dia ke<br />pejabat Anita.<br />Selepas beberapa bulan, Halim dan Shuib menceritakan Anita baru masuk kerja dan kini mula bersikap baikhati dan tidak bercakap kasar lagi. Dia kini asyik menggoda pula, mungkin bekas kena serang 3 konek sekali, dia dah gian.<br />Enaknya semasa terasa kemutan dan tujahan kejubur Anita. Ketak dan mengoyakkan rasanya.<br />Padan mukamu Anita.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-72936625094693562102009-10-14T21:19:00.000-07:002009-10-14T21:20:16.546-07:00Isteri UstazUstaz Halim meminta anaknya yang berusia enam tahun itu menjengok diluar<br />rumah untuk melihat sama-ada sesiapa yang datang kerumahnya. Bunyi deruan engin lori yang agak kuat diluar seolah ada orang datang kerumahnya.<br />Setahunya tidak ada pun dia menempah atau meminta sesiapa menghantar barang untuknya. Setelah dia sendiri menjengoknya, barulah dia tahu ada orang yang<br />akan duduk atau sewa rumah kosong disebelahnya.<br />" Dah ada orang sewa rumah sebelah tu. Nampaknya benggali pula yang sewa<br />rumah Che Ibrahim tu " kata ustaz Halim bila ditanya oleh isterinya.<br />Kesal juga ustaz Halim kerana sepanjang dia menyewa dirumah itu, belum ada lagi jiran-jiran terdekatnya orang melayu. Kesemuanya berbangsa asing.<br />Didepan dan disebelahnya kesemuanya bangsa cina.<br />" Apa khabar Ustaz ". Ustaz Halim menjengok keluar bila terdengar namanya dipanggil. Seorang lelaki yang lebih kurang sebaya dengannya telah tercegat dan tersenyum kearahnya dimuka pintu. Rupa-rupanya penghuni baru yang<br />akan menyewa disebelah rumahnya yang datang. Terkejut juga Ustaz Halim kerana sebelum ini jiran-jirannya yang lain yang berbangsa asing itu<br />tidak pernah datang kerumahnya.<br />Setelah lelaki tersebut memperkenalkan diri barulah Ustaz Halim tahu bahawa yang menyewa rumah itu adalah sepasang suami isteri berbangsa benggali.Walaupun lelaki tersebut tidak memakai sarban, Ustaz Halim tahu yang dia adalah berbangsa benggali, kerana beberapa orang keluarganya yang<br />datang sama adalah memakai sarban diatas kepalanya. Hanya lelaki yang ingin menyewa rumah itu saja yang tak memakai sarban..<br />Setelah beberapa hari benggali itu tinggal disitu barulah Ustaz Halim merasa lega. Didapatinya Jagjit Singh baik orangnya dan tahu menghormati dia sekeluarga yang berbangsa melayu. Isterinya Susmita Kaur juga ramah orangnya, walaupun cakapnya agak pelat, tidak seperti suaminya yang<br />begitu fasih berbahasa melayu. Jagjit juga tidak memelihara anjing<br />seperti jiran cinanya yang lain. Jadi bila Jangjit mengajak mereka sekeluarga bertandang kerumahnya, tidaklah menjadi masaalah bagi Ustaz Halim sekeluarga.<br />" Milah, pergilah bertandang kerumah sebelah tu. Tak ada salahnya kita berbuat baik kepada jiran walaupun dia berbangsa asing dan beragama<br />lain. Kebaikan kita adalah mencerminkan kebaikan agama kita " kata Ustaz Halim<br />menasihati isterinya. Setelah beberapa bulan berjiran, hubungan Milah<br />dan Susmita begitu baik sekali. Oleh kerana mereka sama-sama tidak bekerja dan saling hurmat >menghurmati antara satu sama lain, hubungan mereka berjalan dengan baik. Malah mereka juga saling menghulurkan apa saja makanan. Susmita juga selalu memberitahu kepada Milah bahawa dia tidak makan makanan yang diharamkan<br />oleh Islam. Dia juga tidak makan babi. Begitu juga dengan suaminya, Jagjit. Susmita juga lebih suka dengan masakan melayu, jadi dia selalu meminta Milah mengajarnya. Pendek kata, bila saja ada masa terluang atau ketika anaknya ke<br />tadika, Milah akan berkunjung kerumah Susmita. Apatah lagi sekarang ini Susmita telah mengandong, kadang-kadang dia banyak bertanya dan meminta nasihat dari Milah. Milah sendiri bukannya tahu sangat, tapi<br />pengalamannya ketika mengandungkan anaknya itu dapat dikongsinya dengan Susmita.<br />Walaupun ketika Jagjit ada dirumah, Milah tak rasa kekok untuk berbual-bual dengan Susmita. Tambah-tambah lagi Jagjit pandai mengusiknya dan agak kelakar juga.<br />Tapi yang Milah terpesona ialah dengan ketampanan Jagjit. Rupa paras Jagjit tak ubah seperti D.J. Dave, penyanyi pujaannya semasa anak dara dulu.<br />Bukan saja Milah yang selalu berkunjung kerumah Susmita malah Ustaz Halim juga suka berbual-bual dengan Jagjit. Tambah lagi Jagjit cukup pandai berbual. Pasal agama Islam pun dia banyak tahu, maklumlah dia dulunya bersekolah melayu dan berkawan dengan budak melayu. Jagjit sendiri pula tidak ada amalan agama, tapi keluarganya beragama Keristian. " Jagjit tu nampaknya tertarik juga dengan Islam. Semasa saya berbual-bual dengannya, banyak yang dia tahu tentang Islam. Kalau kita pandai dan berbuat baik dengannya, mungkin kita dapat tariknya menganut Islam " kata Ustaz Halim ketika berehat dan berbual-bual dengan isterinya.<br />Sejak akhir-akhir ini Milah rasa satu kelainan ketika dia berada<br />dirumah Susmita, terutama ketika suaminya Jagjit ada bersama. Jagjit yang selalu berseluar pendek dan tak berbaju itu kadang-kadang membuatkan dia geli melihatnya. Tubuhnya yang sasa dan dadanya yang bidang serta ditumbuhi<br />bulu-bulu itu agak menyeramkannya. Tambahan pula Jagjit sekarang sering memerhatikannya. Dalam kekerapan Jagjit memerhatikan dirinya begitu, perasaan bangga Milah datang juga dalam dirinya. Dia yang sudah beranak satu<br />itu, dapat juga menarik perhatian lelaki setampan Jagjit, fikir Milah dalam hati. Pernah pada suatu hari Milah sedang mangajar Susmita<br />membuat kueh karipap. Jagjit yang kebetulan ada dirumah telah ikut sama memerhatikan<br />cara-cara membuat kueh karipap. Dan dalam berbual sambil membuat kueh ketika itu, Milah telah bertanya kepada Jagjit, kueh apakah yang disukainya. Lalu dengan selamba sambil tersenyum Jagjit menjawab yang dia sangat suka makan " apam melayu ". Milah berubah mukanya tiba-tiba bila mendengar jawapan tersebut kerana Milah faham sangat bila disebut<br />" apam ". Tapi Milah tak tahu sama ada Susmita faham atau tidak maksud " apam " yang dikatakan oleh<br />suaminya itu. Tapi Milah pasti maksud " apam " yang dikatakan oleh Jagjit itu adalah kemaluan perempuan. Yang lebih tak sedap lagi dihati Milah ialah bila Jagjit<br />kata " apam melayu ". Mungkinkah Jagjit maksudkan yang dia suka pada<br />>kemaluannya ?, fikir Milah dalam hatinya. Bulu romanya mula berdiri.. Bukan itu saja yang membuatkan Milah seram, malah pada suatu malam, ketika Susmita mengajak keluarganya makan malam bersama-sama. Kebetulan pula<br />malam itu suaminya tidak dapat bersama kerana ada kelas tambahan, jadi hanya dia dan anaknya saja kerumah Susmita. Semasa makan Milah duduk dihadapan Jagjit. Anaknya duduk disebelahnya dan Susmita pula duduk disebelah Jagjit. Ketika Susmita bangkit menuju kedapur untuk tambah makanan, Milah terasa kakinya disentuh-sentuh. Dia ingatkan ada kucing atau lain-lain binatang peliharaan, tapi bila dia menjengok kebawah<br />meja, didapatinya kaki Jagjit yang<br />menyentuh-yentuh kaki dan betisnya. Lalu dia mengalih kakinya kebelakang. Tapi selepas itu, walaupun Susmita ada bersama, Milah terasa kaki dan betisnya disentuh lagi walaupun sudah dijauhkannya. Milah begitu serba salah. Nak bangkit dan bertukar tempat dengan anaknya, takut Susmita<br />perasan atau bertanya kenapa dia tukar tempat. Bagi Milah, dia tidak ingin Susmita mengentahui akan perkara ini. Ia bimbang akan terjadi perkelahian pula diantara mereka suami isteri. Dia memang menghurmati Susmita selama ini. Jadi nak tak nak Milah terpaksa bertahan dan membiarkan saja kaki<br />Jagjit menyentuh-yentuh betisnya. Tapi rupanya tidak betis saja yang disentuhnya, malah kaki Jagjit semakin keatas dan sudah menyentuh pada pahanya pula.Dari rasa geli menjadi bertambah geli lagi. Dan dari bertambah geli, Milah mula<br />terasa lain macam pula. Naluri wanitanya mula datang, maklumlah bila betis dan pahanya disentuh-sentuh begitu. Suaminya Ustaz Halim tidak pernah pun mengusik-usik dibetis dan pahanya begitu. Yang suaminya sentiasa sentuh ialah pada buah dadanya dan terus pada kemaluannya. Milah pun tidak tahu bahawa betis dan pahanya itu akan memberikan rasa nikmat bila diusik-usik dan disentuh begitu. Milah semakin serbasalah. Dan akhirnya dia cepat-cepat menghabiskan makanannya, lalu bangkit dari kerusi dan menuju kedapur.<br />" Eh.. tambah lagi. Makanan banyak lagi kat dapur tu " kata Susmita<br />pada Milah. Tapi Milah segera menjawab bahawa dia sudah kenyang. Walhal kalau dikirakan dia masih ingin menambah lagi. Semenjak malam itu Milah agak takut untuk kerumah Susmita ketika Jagjit ada. Tapi Susmita pula<br />yang selalu sangat mengajaknya, tak kira suaminya ada dirumah ataupun tidak. Kerana memikirkan pada Susmita, Milah pergi<br />juga. Dia tidak ingin mengecilkan hati Susmita yang sangat baik<br />kepadanya itu. Dia juga tidak ingin Susmita mengesyaki apa-apa dan tak ingin menunjukkan perubahan pada dirinya. Milah tahu yang Susmita tidak mengentahui akan kegatalan suaminya itu. Dan bila mereka sama-sama berada dimeja makan, Milah cuba mengelak untuk duduk berhadapan dengan Jagjit lagi. Kalau Jagjit hendak perhati dan renung dirinya,<br />biarkanlah. Bukannya mendatangkan kerugian apa-apa pada dirinya. Ustaz Halim terpaksa menghadiri kursus kaunseling yang dianjurkan oleh Kementerian Pendidikan. Kursus yang akan diadakan di Pantai Timur itu memakan masa selama sebulan. Ustaz Halim menyedari bahawa dengan ketiadaannya dirumah, agak susah sikit bagi isterinya jika memerlukan apa-apa keperluan rumah. Kalau sekadar lauk dan sayur tu memang ada yang datang menjaja dihadapan rumahnya, tapi kalau lain-lain keperluan terpaksalah kebandar. Walau bagaimana pun Ustaz Halim meminta isterinya menumpang Susmita jirannya itu jika kebetulan dia dan suaminya hendak kebandar. Ataupun kirim saja kepada mereka. Bagi Milah, kalau tidak kerana anaknya bersekolah tadika, lebih baik dia balik kampong selama sebulan itu. Tapi kerana anaknya terpaksalah dia tinggal dirumah<br />sewanya ini.<br />Setelah dua minggu Ustaz Halim menghadiri kursus, baru kali ini Milah akan kebandar. Susmita yang mengajaknya menemani beliau. Kata Susmita, dia ingin membeli pakaian bayi yang bakal dilahirkan itu. Lagipun pada minggu depan Susmita akan balik kekampongnya. Dia akan melahirkan anak sulongnya itu dirumah keluarganya dikampong. Walaupun jangkaan doktor lebih kurang dua minggu lagi, tapi doktor menasihatkan supaya balik<br />awal kerana kebiasaannya kelahiran berlaku lebih awal dari yang dijangkakan. Susmita yang akan balik kampong besok pagi telah bersungguh-sungguh meminta Milah menemaninya. Kata Susmita, kalau berlaku apa-apa ditengah jalan nanti, bolehlah juga dia meminta tolong Milah. Nak harapkan suaminya, memang mereka berdua tak tahu apa-apa. Maklumlah mereka baru kali ini menempuh keadaan begini. Baru anak pertama. Kata Susmita, kalau Milah tak nak bermalam pun tak apa, Milah boleh terus balik pada petangnya kerana memang suaminya akan balik pada petang itu juga disebabkan dia tak dapat cuti. Mila agak serba salah<br />juga. Tapi tak sampai hati juga dia untuk menghampakan<br />Susmita. Dan setelah Milah menalipon suaminya untuk meminta izin, dan suaminya membenarkannya, Milah telah memberikan kesanggupan. Pukul 9.00 pagi Milah dan anaknya bertolak bersama-sama Susmita dan suaminya untuk<br />menghantar Susmita. Tengahari baru mereka sampai dirumah keluarga Susmita. Milah merasa terharu dengan penerimaan keluarga Susmita. Patutlah Susmita peramah dan baik, kerana keluarganya juga memang begitu. Keluarga Susmita membeli makanan dikedai untuk dijamu kepadanya kerana bimbang dia tidak memakan masakan mereka. Milah juga agak kembang hidungnya bila<br />dipuji oleh Susmita didepan keluarganya. Pada sebelah petang Susmita telah meminta keluarganya memasak kueh-kueh<br />makanan orang benggali. Dia ingin agar Milah mencuba bagaimana rasanya kueh tradisional mereka. Dam bila Milah cuba didapatinya sedap juga<br />kueh tradisional mereka.<br />" Orang melayu pun, kalau dah rasa kueh benggali, pasti nak lagi " kata Jagjit suami Susmita ketika mereka semua sedang makan. Dan sekali lagi Milah berdegup jantungnya bila mendengar kata-kata Jagjit itu. Dalam<br />hati Milah berkata bahawa Jagjit ni tak habis-habis dengan gatalnya.<br />Milah tahu sangat yang Jagjit tujukan kata-kata tersebut ditujukan kepadanya. Dari air muka dan senyumannya pun Milah sudah dapat membacanya. Pukul 8.00 malam Milah bertolak balik kerumahnya. Susmita beberapa kali telah meminta Milah datang lagi kerumahnya. Dan Milah memberi jaminan bahawa dia akan datang lagi bila Susmita melahirkan anaknya nanti. Milah duduk ditempat duduk belakang. Dia telah meminta anaknya duduk dikerusi hadapan<br />disebelah Jagjit. Bukannya apa-apa kerana ada juga perasaan bimbangnya, manalah tahu Jagjit mengambil kesempatan menghulurkan tangannya untuk merabanya nanti. Semasa isterinya ada bersama pun Jagjit boleh mengambil kesempatan menghulurkan kakinya dibawah meja, inikan pula hanya dia dua beranak saja. Setelah sampai dipertengahan jalan, anak Milah telah mula mengantok. Kepalanya terhoyong-hayang kekiri kekanan. Seringkali kepalanya terhantok pada pintu kereta. Jagjit memberhentikan kereta. Dia mencadangkan agar<br />anak Milah dibaringkan ditempat duduk belakang. Tempat duduk hadapan sememangnya tidak dapat direbahkan kerana rosak. Kata Jagjit dia bimbang anak Milah akan terlintok kearahnya dan terkena stering dan tentu akan membahayakan.<br />Dan Jagjit sendiri yang menolong mengangkat anak Milah yang lena itu. Dan oleh kerana anaknya telah baring ditempat duduk belakang maka terpaksalah Milah duduk dikerusi hadapan. Yang ditakuti dan dibimbangkan oleh Milah memang benar terjadi. Setelah beberapa lama perjalanan Milah terkejut bila tiba-tiba sebelah tangan Jagjit berada diatas pahanya.Milah cuba menepis dan mengalihkan tangan yang dipenuhi bulu-bulu itu, tapi Jagjit lebih kuat darinya. Untuk ditepis dengan lebih kuat lagi, Milah bimbang kerana Jagjit hanya memandu dengan sebelah tangan saja. Manalah tahu steringnya akan terbabas pula nanti. Milah cuba untuk menjerit, tapi tak jadi bila teringatkan<br />anaknya yang sedang lena dibelakang. Milah bimbang bila anaknya terjaga dan melihat tangan Jagjit diatas pahanya, pasti anaknya akan beritahu<br />pada suaminya dan sudah tentulah akan kecoh keseluruhannya. Mungkin juga suaminya nanti menganggap yang<br />dia sendiri sememangnya gatal. Atau pun mungkin berlaku pergaduhan bahkan mungkin hingga kemahkamah dan sebagainya. Dan bagi Milah yang pastinya dia yang akan mendapat malu nanti. Jadi nak tak nak, Milah<br />cuba bertahan dan<br />menenangkan keadaan. Tangan Jagjit dipegangnya supaya hanya berada setakat diatas pahanya saja, tidak bergerak kebahagian-bahagian lain. Walaupun tangan Jagjit tidak bergerak dan hanya terpekap dipahanya saja, tapi jari-jari Jagjit bergerak juga. Kulit paha Milah<br />digaru-garunya<br />perlahan-lahan. Dan cara Jagjit mengaru-garu inilah yang membuatkan Milah terasa geli. Walaupun pahanya ditutupi kain baju kurung tapi kegeliannya terasa juga. Dan tanpa Milah sedari kegelian itu telah membuatkan bulu romanya mula berdiri dan naluri nafsunya mula datang. Milah yang sudah beberapa minggu tidak menikmati hubungan sex itu agak cepat terangsang. Tangannya yang mengawal tangan Jagjit tadi sudah mula semakin longgar menyebabkan tangan dan jari-jari Jagjit semakin bebas bergerak. Milah bertambah geli bila tangan Jagjit menyentuh pada celah kangkangnya.<br />Apa lagi Jagjit telah mengusap-usap perlahan celah kangkangnya itu. Dia dengan sendirinya mula semakin tersandar pada kerusi dan membiarkan saja tangan Jagjit untuk terus mengusap-usap dicelah tersebut. Bukan setakat<br />itu saja, malah Milah juga sudah membiarkan saja walaupun dirasanya tangan Jagjit mula menyingkat kainnya keatas. Dan selepas itu Milah terasa tangan Jagjit menyelinap masuk kebawah kainnya pula. Milah bertambah khayal bila bersentuh dengan tidak berlapikkan lagi itu. Apa lagi jari-jari Jagjit mula menyelinap masuk kebawah seluar dalamnya pula. Dan tanpa disedarinya juga yang dia sendiri sudah membuka kangkangnya. Milah terkejut bila kereta Jagjit terhenti. Rupa-rupanya mereka sudah sampai kerumah. Kereta Jagjit sudah sudah pun berhenti dibawah porch rumah Jagjit.<br />Ketika ini hanya dua tiga buah rumah yang masih cerah. Yang lainnya sudah gelap, mungkin telah tidur. Maklumlah jam sudah menunjukkan pukul 12.00 tengah malam. Milah yang tengah syok tadi membetulkan kain baju kurungnya yang disingkat oleh Jagjit lalu turun dari kereka. Dia<br />sebenarnya masih khayal lagi dengan kenikmatan sebentar tadi. Dan Milah seakan-akan menyesal kenapa begitu cepat<br />sampai kerumah. Milah cuba mengejutkan anaknya yang masih lena dengan nyenyaknya untuk balik kerumahnya, tapi Jagjit mengatakan tak apalah, biar dia tolong dukong dan angkatkan anaknya itu untuk hantar kerumahnya. Milah hanya mencapai bag yang dibawanya dan keluar dari<br />perkarangan rumah Jagjit<br />untuk masuk kerumahnya. Jagjit yang mendukong anaknya mengekori dari belakang. Anaknya yang mungkin keletihan itu masih terus lena. Milah telah meminta Jagjit meletakkan anaknya didalam bilik tidurnya.<br />Memang ada satu katil kecil dibilik itu yang khusus untuk anaknya. Dan dikatil itulah Jagjit membaringkan anaknya. Setelah Jagjit membaringkan anaknya, Milah membongkok mengambil selimut untuk diselimut anaknya itu. Tapi sekali<br />lagi Milah terkejut bila Jagjit telah meraba punggongnya. Tapi Milah sudah tidak lagi menepis tangan itu. Dia yang tidak puas merasa syok<br />tadi, seakan-akan ingin merasanya lagi. Semakin punggongnya diraba-raba begitu, semakin syok dan nikmat lagi. Dan didalam keadaan nikmat begitu Milah<br />tidak sedar yang dia hanya menurut saja bila Jagjit meminpinnya menuju kekatilnya. Milah merasa begitu cepat Jagjit menerkam kepadanya. Telinga dan tengkoknya terus dicium oleh Jagjit. Tangan Jagjit pula merayap-rayap pada dadanya dengan sesekali buah dadanya diramas-ramas olehnya. Milah yang semakin nikmat ini telah membiarkan saja Jagjit membuka baju kurungnya. Tudung yang dipakainya telah lama tercampak entah kemana. Dan sekejap saja tubuhnya sebelah atas telah terdedah kesemuanya. Inilah pertama kali tubuh Milah terdedah begitu. Suaminya tidak pernah mendedahkan begitu, sebaliknya ditutupnya dengan kain selimut. Malah ketika melakukan hubungan sex dengan suaminya, Milah tidak pernah dalam keadaan bogel. Suaminya mengatakan tidak<br />boleh berbogel kerana iblis akan melihatnya sama. Jadi mereka melakukannya dalam kain selimut. Milah semakin kelemasan bila Jagjit telah mengucup dan mencium pada<br />dadanya. Dan dia seakan-akan meraung kenikmatan bila kedua buah dadanya dihisap bergilir-gilir oleh Jagjit. Putting buah dadanya seringkali<br />digigit-gigit perlahan. Dan inilah pertama kali dirasanya yang buah<br />dadanya dihisap begitu. Suaminya hanya meramas-ramasnya sahaja. Barulah Milah tahu<br />betapa nikmatnya dia bila kedua-dua buah dadanya dihisap begitu. Selain dari itu Milah juga terasa geli bila dadanya tersentuh dengan dada<br />Jagjit yang berbulu itu. Entah bila Jagjit membuka bajunya, Milah tidak perasan. Tahu-tahu dada mereka sama-sama terdedah. Milah tidak menyangka yangJagjit terus mencium dan mengucupnya semakin kebawah lagi. Dari buah dadanya, mulut dan lidah Jagjit terus mencium dan<br />>menjilat-jilat pada perutnya. Kemudian turun lagi hingga kepusatnya dan akhirnya Jagjit mengucup dan mencium pada seluar dalamnya. Milah seakan-akan ingin bertempek kenikmatan bila seluar dalamnya dikucup dan dicium oleh<br />Jagjit. Dan dalam keadaan dia tengah khayal begitulah, dia merasa Jagjit telah menanggalkan kain baju kurungnya. Kemudian Jagjit telah menanggalkan pula seluar dalamnya. Milah yang dalam keadaan nikmat<br />begitu sudah tidak kesah lagi walaupun dirinya telah bogel kesemuanya. Suara Milah semakin kuat merengek bila Jagjit mula mencium dan menjilat<br />pada kemaluannya. Milah sudah tidak malu lagi untuk membuka kangkangnya. Milah sudah lupa segalanya. Dan Milah akhirnya mendengus dengan kuat bila Jagjit mengulum kelentitnya. Dia mengelepar mencapai kepuasannya yang pertama. Jagjit masih menjilat-jilat kemaluan Milah. Lidahnya sentiasa berlegar-legar pada sekeliling bibir kemaluan dengan sesekali dijelirnya masuk kedalam lubang kemaluan Milah. Kelentit Milah menjadi kemerahan dikucup dan dikulum olehnya membuatkan Milah yang telah mencapai kepuasan pertama tadi<br />datang ghairah semula. Bagi Milah tidak ada tandingnya kenikmatan yang dirasainya bila kelentitnya itu dikulum oleh Jagjit. Lalu Milah<br />memegang kepala Jagjit agar kelentitnya itu terus dikulum-kulum begitu. Milah yang telah ghairah kali kedua seakan-akan tidak sabar untuk merasa nikmat yang seterusnya. Dia memerhatikan kearah seluar dalam Jagjit. Dia begitu ingin supaya benda yang ada didalam seluar dalam itu menerjah masuk kedalam kemaluannya. Dan bila Jagjit melurutkan seluar dalamnya<br />kebawah, Milah dapat melihat betapa besar dan panjangnya konek Jagjit. Dan Milah cuba membayangkan betapa nikmatnya bila konek itu menerjah masuk kedalam kemaluannya. Milah mengangkangkan kakinya lebar-lebar supaya Jagjit terus memasukkan koneknya. Tapi Jagjit masih lagi mengesel-geselkan kepala koneknya dicelah kemaluannya saja. Milah begitu tidak sabar untuk merasa konek yang besar<br />dan panjang itu. Tapi tidak lama kemudian Milah mula merasa yang kemaluannya mula dimasuki oleh konek Jagjit. Seakan ingin terkoyak rasanya lubang kemaluannya untuk menerima kemasukan konek tersebut. Dan tanpa disedari Milah terbeliak matanya bila Jagjit terus<br />menjunamkannya. Milah dapat merasa yang kepala konek Jagjit telah sampai kedasarnya. Milah sudah tidak menghiraukan keadaan sekeliling. Dia terus meraung dan merengek-rengek bila Jagjit menghenjutkan punggongnya. Konek Jagjit yang<br />besar dan panjang itu keluar masuk seolah-oleh mengorek-ngorek lubang kemaluannya. Milah terasa dirinya seperti diawang-awangan. Jagjit juga sudah tidak menghiraukan rengetan Milah lagi. Dia terus menghenjutnya semakin<br />aju, dan laju . Dan laju . Dan akhirnya Jagjit mencabut koneknya lalu dilepaskan air maninya dan terpancut pada pusat, perut dan dada Milah. Jagjit juga sudah mendengus-dengus dan berdesis-desis mulutnya seperti orang kepedasan. Mungkin dia begitu nikmat ketika air maninya terpancut itu.<br />Jagjit memakai semula pakaiannya. Dia ingin segera balik kerumahnya. Kalau anak Milah terjaga nanti buruk padahnya. Milah yang masih terkangkang dan terlentang dikatil diperhatikannya sekali lagi.<br />Tercapai sudah hajatnya untuk merasa apam melayu. Dan memang Jagjit<br />cukup puas hati dengan kemaluan Milah. Dia dapat merasa betapa kuatnya kemutan dan cengkaman kemaluan Milah.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-34905765513762843022009-10-14T21:17:00.000-07:002009-10-14T21:18:39.245-07:00Ina VS Mr.PhilipsIni cerita benar yang berlaku pada aku. Nama aku Ina, berumur 23 tahun. Peristiwa ni berlaku masa aku kerja dekat KL dulu. Company aku tu banyak expatriate Mat Saleh,<br />handsome-handsome kau......banyak le member aku yang gatal nak tackle dia orang.<br />Sebenarnya aku tak minat orang putih ni, maklumlah aku dah ada Pak We masa tu. Tapi, ada satu Mat Saleh ni Mr Phillip (bukan nama sebenar) minat sangat dekat aku. Dia ni<br />umur aku rasa dah 40 lebih tapi kelihatan macam baru 30 tahun....handsome nak<br />mampus, tinggi lebih kurang 6 kaki, slim dan athletic. Aku tau Phillip ni dah kahwin sebab kat dalam office dia ada gambar anak bini dia, tapi aku dengar dia tak bawak famili dia dekat Malaysia. Jadi...miang lah tu, nak merasa apam Malaysia lah katakan. Aku ni bukan lah nak brag, tapi aku ni pun boleh tahan juga, ramai orang kata aku cute, boleh tahan tinggi untuk orang Malaysia (5 kaki 6), ramai le pak we yang tergila-gila kat aku tapi aku tak kisah pada kecantikkan diri, apa yang penting adalah budi pekerti, betul<br />tak.......<br />Berbalik pada cerita aku, setiap hujung minggu selalu lah lepak dekat Disco kat KL ni ikut Pak We aku, ada satu tempat ni Mr Phillip selalu pergi. Kalau ada Pak We aku, dia cuma tegur dan belanja minum aje, tapi satu minggu tu, aku keluar dengan member housemate aku (Pak We aku outstation), aku pergi lah tempat yg Mr Phillipselalu pergi ni<br />secara tak sengaja.....sebab niat aku bukan nak ngorat dia (sumpah1) tapi tak sengaja.<br />Seperti biasa Mr Phillip ada disitu, malam tu bila Pak We aku tak ada bukan main miang lagi si Phillip ni, bukan aje setakat ajak menari tapi tangan dia jugak menari seluruh badan aku, naik geli gelaman aku dibuat nya...tapi bila dah banyak minum (orang belanja lah katakan) aku pun tak berapa kisah...malah aku mula pulak naik steam. Satu kali masa slow dance, Phillip tiba-tiba mengucup bibir aku, naik terkejut dibuat je...aku tanya dia "Why?" Dia kata "Because I like you very-very much". Tak perlu nak cakap lagi malam itu Phillip invite nak hantar aku pulang, bila dah mabuk aku ya saje lah si noni kawan serumah aku tu aku suruh balik dengan member dia. Dalam Mercedes kepunyaan si Phillip pun mula lah merayap, tangan pegang stereng, sebelah lagi seluruh peha aku di<br />raba...masa tu aku dah steam betul dah, seluar dalam aku dah mula basah..............jadi bila<br />dia invite aku for a "night cap" kat kondo dia, aku pun accept aje le.....lupa kat Pak We<br />aku masa tu.<br />Sampai di kondo, si Phillip ni sikit punya gentelman, tak macam Pak We aku. Dia pasang<br />music, bagi aku minum lagi lepas tu perlahan berkata "I really like you Ina....I want to<br />enjoy you tonight" Naik seram bulu roma aku Mat Saleh ni cakap macam ni, ye lah aku tak pernah experience dengan Mat Saleh, seks aku cuma limited pada Pak We aku aje lah. Balik cerita, mula-mula si Phillip cium bibir aku, aku pun kulum aje lah lidah dia.<br />Phillip ni sikit punya experince over ...............dia punya cium aje aku dah mula<br />mengerang.. kemudian bila tangan dia mula buka baju dan seluar aku, terus surrender<br />beb......seluar dalam aku jangan cakap lah macam mana punya basah.Aku ingat dia nak<br />lanyak aku atas sofa tu, tapi aku heran dia tak bukak seluar dalam aku ......sebaliknya dia<br />angkat aku perlahan-lahan masuk bilik...kuat si Phillip ni. Atas katil, dia mula lah guna mulut dia "explore" badan aku, start dari mulut, ke tenguk, ke buah dada aku...bila dia<br />hisap puting aku, terpancut air keluar dari cipap aku.........satu perkara yang aku tak<br />pernah experience dengan pakwe aku. Dari puting, turun ke pusat, turun ke seluar dalam aku yang dah "banjir". Masa tu aku dah mula merengek "please, Mr Phillip" tapi aku tenguk dia tak pun buka seluar dalam aku, sebalik nya dia sembamkan muka dia dekat situ, naik basah muka si Phillip. Dari cipap aku (yg masih berseluar) Phillip turun ke<br />peha, tapi aku dah tak tahan dah.....aku sendiri yang lorotkan seluar aku turun. Si Phillip<br />yang masih berpakaian, relax dan cool aje buka baju dan seluar dia.......bila aku tenguk<br />zakar dia...terkejut you punya lah besar, aku rasa panjang ada 9 inchi, lebar dia aku tak tau lah tapi bila aku gengam tangan aku ngam-ngam aje. Mula-mula aku panik<br />jugak.....mampus aku ni...besar sangat!!!!! Tapi oleh kerana si Phillip ni gentle lover dan<br />aku masa tu dah tak tahan lagi ....peduli apa. Bila sehelai pakaian pun dah tak ada kat<br />badan aku dan Phillip, mula lah pengalaman "Oral Sex" yang tak pernah aku experience dan tak akan aku lupakan. Mula-mula dia kangkang peha kaki aku (sempat taruh bantal bawah punggung). Bila mulut dan lidah Phillip hinggap pada biji aku, terpancut lagi air keluar dari cipap aku.<br />Biji aku tu di jilatnya, di lapah nya dan entah apa lagi di buat nya. Perkara yang sama di lakukan pada cipap aku. Masa tu aku bukan lagi merengek, dah mula meraung macam orang mati emak.<br />Air dari cipap aku dah mula mengalir tururn sampai ke ponggong, sampai basah bantal bawa punggung aku tu lah. Si Phillip ni...bila dia lihat punggung aku dah basah, dia tolak kedua kaki aku naik ke atas supaya punggung aku terangkat sikit lepas tu di lapah nye air<br />yang bertakung kat lubang bontot aku. Aku punye lah tak tahan..........aku menjerit<br />"Please Phillip, please stop, not there". Lidah Phillip mula pulak berlegar kat lubang<br />bontot aku, di jilat nya you....suka benar si Phillip ni dekat aku!!!! Dari lubang bontot,<br />lidah Phillip naik semula ke cipap aku, kemudian turun balik ke bawah. Mula-mula aku<br />rasa jijik juga dengan perangai si Phillip ni, tapi masa tu aku dah gian habiss....dunia pun<br />dah tak tentu di buat nya.Kemudian Phillip, mula masukkan satu jari kedalam cipap aku, di cucuk nya cipap aku dengan jari nya, keluar-masuk, keluar-masuk, sekali lagi air aku terpancut keluar. Dari satu jari di tambah dua. Dengan dua jari dalam cipap aku, lidah<br />Phillip concentrate kat lubang bontot aku...............aku punya lah menjerit, syok betul<br />you..........<br />Kemudian Phillip, pusingkan badan aku meniarap........sempat dia taruh bantal bawa peha<br />aku supaya bontot aku ternaik sikit ke atas............experience si Phillip ni. Secara<br />perlahan Phillip berbisik kat telinga aku " Spread your ass cheek please" Mula mula aku tak paham apa yg dia nak, tapi bila tangan dia sendiri yang tekan punggung aku, baru aku<br />tau maksud dia...... dia nak_____lubang bontot aku (pengotor betul Mat Saleh ni). Bila<br />Phillip sembamkan muka dia ke ponggong aku, lidah dia cuba meneroka masuk ke dalam dubur aku!!!! Ini yang aku katakan pengalaman baru! Aku mula nya tak bagi dia masuk, gila ade, rasa jijik pun ade, tapi bila berulang kali Phillip membisik "Relax Ina, relax" aku pun relax, last-last terasa hujung lidah dia dalam bontot aku. Lubang dubur aku ni cute<br />(kecik), tapi bila di kerjakan lidah si Phillip, terus expand you........bila dia jolok satu jari<br />terus, masuk sampai aku naik seronok pulak.<br />Lebih kurang 45 minit (aku agak je) dia kerjakan cipap dan punggung aku, Phillip mula offer batang dia pada aku. Mula-mula aku geli ada, takut pun ade sebab dah le besar, tak<br />bersunat pulak tu. Tapi bila Phillip, pusingkan badan aku untuk 69 dan dia mula attack balik cipap aku, aku pun nyonyok aje le. Agak nye Phillip tau aku tak ade experience dalam hal-hal hisap menghisap ni sebab dia secara tiba-tiba bangun dan hulur batang dia yang besar tu kat mulut aku dan seakan mengajar aku meghisap je. Mula-mula aku geli<br />juga, tapi lepas tu aku naik syok hisap batang besar ni........... aku rasa banyak juga air dia<br />keluar, tak tau lah air apa, air mazi ke, air mani ke, aku telan aje le.............. Aku rasa si<br />Phillip ni betul-betul sukakan pada aku.<br />Bila time dia nak masukkan kan batang yang besar tu dalam nonok aku, sempat dia<br />berbisik " Are you on protection?" Aku kata no...... sempat dia taruh condom, padahal<br />aku tak kisah pun. Mula-mula dia "main" aku cara tradisional, aku kat bawah, dia di atas. Batang dia belum masuk lagi (baru kat luar faraj) aku dah terpancut lagi... memang berair cipap aku jadi bila batang 9 inci masuk tak ada problem. Mula-mula si Phillip punya stroke ni slow sambil tu puting aku di ramas nye. Lama kelamaan stroke si Phillip bertambah laju, sampai bergegar katil di buat nya. Aku masa tu dah mula meraung<br />macam orang dah lama tak kena main.... risau juga aku jiran kondo sebelah terbangun,<br />bukan ape takut dia talipon pencegah maksiat. Badan Phillip ni berbulu habis, bila<br />tersentuh badan aku, syok habis you...........<br />Aku tak tau lah berapa lama aku kena "main" dengan si Mat Saleh ni sebab masa tu aku berada dalam alam lain, yang aku ingat posisi badan aku mula-mula atas katil, tiba-tiba aku rasa kepala aku dah tergelungsur ke bawah, kaki aku kat atas. Masa tu aku lupa pada<br />Pak We aku, pada segala-gala nye....hebat betul si Phillip ni, kalau compare dengan Pak<br />We aku memang dia nowhere. Aku tak tahu lah berapa kali air aku dah terpancut, sampai dah tak boleh kira lagi, cipap aku bukan lagi erair malah berbuih di buatnya, raungan aku pun aku dah tak ingat, yang aku ingat betapa lazat nye batang "giant" si Phillip ni dalam cipap aku, di jelajah nye seluruh pelusuk cipap aku yang tak pernah di jelajah oleh batang<br />kenit Pak we aku tu............to go where no penis has gone before.....macam cerita star trek<br />lak... Masa tu walaupun aircond bedroom si Phillip tu "on", badan aku berpeluh-peluh, mengalahkan peluh hari-hari pergi jogging. Tak tau lah berapa lama aku berada di bawah Phillip, tiba-tiba dia berbaring dan suruh aku duduk atas batang giant dia tu.<br />Pada masa aku di atas, dia di bawah, habis tangan si philip merayap dekat punggung<br />aku.......... sambil aku menunggang kuda putih yang hebat ni, aku terasa jari si Philip<br />mengorek-mengorek lubang dubur aku......suka benar si Phillip ni dengan bontot aku,<br />naik seram bulu tenguk aku............Aku tak tau lah berapa lama berada dalam posisi tu,<br />sebab secara tiba-tiba Philipp, memusing kan badan aku meniarap, aku ingat dia nak "main" cara doggy style tapi tidak...tiba-tiba dia sembamkan muka dia ke punggung aku<br />sambil berkata "Ina...you have a nice ass"............tak tau akulah Mat Saleh ni, lain pulak<br />yang dia minat. Lama lidah dia teroka kat situ. Kemudian dia suruh aku tonggeng, aku<br />naik takut sebab aku ingat dia nak tala lubang bontot aku.....aku cakap pada dia "No,<br />Phillip, not there, please......" Nasib baik dia tau aku takut kalau tak, rabak bontot aku<br />dikerjakan. Philip continue cara "tradisional" sehingga lah aku tersa air mani dia terpancut dalam cipap aku. Tak pernah aku rasa pancutan yang sekuat itu, sampai tersentak aku di buatnya, banyak air dia jangan cakap lah, sampai meleleh keluar dari cipap aku.<br />Sejak hari tu, tak betul aku di buat nye. Si Philip hari-hari ajak aku keluar.... nak tu<br />memang nak tapi aku takut ada affair dengan manager company aku kerja ni.... malu<br />mana nak taruh muka. Kebetulan beberapa hari lepas tu aku punya birthday, office mate<br />aku buat small function.........aku tenguk tak pasal-pasal si Phillip pun ada. Lepas function<br />tu, dia bisik dekat telinga aku, "Ina...I want to give you a special birthday present" Dia ajak aku keluar malam tu, aku accept aje lah. Aku tahu apa dia nak bagi present dekat aku (seks bontot lah). Si Phillip ni memang pengemar seks bontot, kalau tak takkan dia sikit punya jilat lubang bontot aku. Masa aku menunggu Mercedes Phillip malam itu, hati aku<br />berdebar.........excited ade, takut pun ade......<br />Setelah menunggu agak lama, aku jadi resah. Jadi ke Mat Salleh ni, tanya hatiku, entah entah dia tengah berhenjut dengan Minah mana agaknya tanya hati ku. Mood aku mula hilang you, baik baik aku dah bayangkan yang dingin terus cair. Kurang ajar punya Mat Salleh. Mat mat motor dengan Bohsia pulak masa tu lalu lalang depan aku siap pandang pandang. Apa dia ingat aku ni GRO ke!!!<br />Memanglah masa tu aku berpakaian agak seksi - bukan apa saja aje nak tunjuk kat Mr Philipp tu yang gadis KL bukan haprak. Untuk pengetahuan, aku malam tu memang seksi<br />habis.. baju see-tru, singkat habis....dan yang lebih real,,,,aku tak pakai underwear sebab<br />saje aje nak bagi suprise pada Mr Philip (Mr Philipp) Pak We aku tak ada kat KL masa tu...dia pergi Johor sebab ada kerja..aku pun bukan percaya sangat kat lelaki ni sebab<br />mana lah tau cakap dia ...kerja, entah entah sedang mengorek....<br />Setelah aku hampir boring dan dah bercadang nak balik aje...tiba tiba lampu kereta Mercedes...muncul dalam renyai hujan..si Mr Philip tu muka selamba aje..aku bengang habis..dah lah lama kita tunggu dia...dia pulak boleh senyum aje... "Hai, Ina, sorry for waiting me...I'am stuck in the jam since it was raining..." Kata dia. Aku pulak bila nampak Mr Philip ni terus cair...sebab dia ni memang Handsome..boleh cair semua Mak<br />we yang tengok dia...."Its OK kata aku walaupun dalam hati menyumpah..."Where shall<br />we go after this....?"" "Its up to you, If I am not mistaken, you said that we will attend a<br />party in your friend house?"" "Lets change our earlier planned" What is your idea? "For me I'll leave it to you... OK lets have a Candle Light Dinner and after that you're mine Bila aku dengar Candle Light dinner,,macam nak rak dibuatnya sebab sepanjang aku dengan Pak We aku, sekali pun tak pernah dia bawak aku pergi Candle Light dinner..<br />Kami pun ke sebuah hotel 5 star makan dinner...Best nya tak pernah aku rasa seromantik<br />ni. Mat Salleh ni memang mengoda habis...semua orang pandang pada kami.... Aku rasa<br />macam Princess malam tu... Selepas makan....apalagi kami pun ke Apartment Mr Philip,<br />dekat Ampang... Siap security guard you.....ketat betul...orang luar kalau nak<br />masuk...banyak soalnya..tapi Mr Philip-no problem sebab dia duduk kat situ... Sampai didalam rumahnya Mr Philip, macam biasa lah bukak CD..main lagu lagu klasikal...bawa<br />red wine satu botol....dan dua gelas... Apa lagi sambil minum kami berdansa...sungguh<br />indah..<br />Dalam berdansa tu tangan Mr Philip ni tak boleh diam..asyik nak meraba aje.......aku rela<br />you sebab sejak kat hotel lagi aku punya cipap tu dah berair...sebab tengok Mr Philip aje<br />aku dah stim habis....Dalam kereta kali ni dia pulak yang suruh aku raba batang dia yang<br />besar dan panjang tu..aku gengam kuat kuat..rasa nya macam nak kulum kat situ jugak<br />sebab tak tahan.... sambil menari kami minum dengan banyaknya..aku dah hilang<br />pertimbangan...aku rasa badan aku ringan betul..mana taknya dah berapa gelas aku minum aku pun tak ingat..yang Mr Philip ni pulak asyik tuang aje...dia aku ingat minum tak lah banyak mungkin sebab dia control tak mahu mabuk takut takut nanti dia<br />flat..sebab dah banyak minum langsung terlepas....<br />Sedar-sedar aku rasa tangan dia dah merayap kat seluruh tubuh aku, zip baju aku entah apa hal tiba tiba dah terbukak. Apa lagi Mr Philip terus menjamah tetek aku yang comel tapi agak besar juga..tegang beb ..bukan lembik ye..tolong sikit...aku stim gila masa tu...air cipap aku dah mula meleleh...apa taknya tempat sensitif kena raba..."Oh...my<br />god..you are really make me feel so good...." Oh...fuck me now....."Aku tak sedar<br />perkataan itu yang terkeluar dari mulut aku sebab tak tahan lagi kena romen dengan lidah<br />Mr Philip tu....Mr Philip bila tengok aku dah naked....dia pun terus bukak pakaian<br />dia....aku tengok dalam separuh sedar...yang batang dia dah mula tegang....aku jadi tak<br />tentu...aku terus memainkan peranan aku....tanpa disuruh ditepi sofa tu juga aku kulum<br />batang dia.....mulut aku penuh.... nak muntah pun ada sebab aku rasa air Mr Philip dah<br />mula meleleh...tapi sedap punya pasal aku kulum juga...aku nak tengok Mat Salleh ni<br />tahan ke tidak....tapi aku tengok dia ni real aje, relaks tapi aku tahu dia pun tak tahan juga<br />bila lidah aku bermain dicelah celah kepala dia yang besar tu....bila susasana bertambah<br />panas...kami pun kebilik tidurnya... Class you bilik dia siap dengan balcony dan pemandangan nya yang indah...kami tak tutup pun sliding door tu sebab tak<br />sempat...mampuslah kalau ada orang teropong...dapat tengok free show..agaknya....<br />Atas katil...aku ditonggengkan... aku takut sebab batang dia tu dah lah besar panjang<br />pulak tu....koyak pulak cipap aku nanti...tapi Mr Philip memang gentle...dia pujuk<br />aku...air aku dah meleleh dibuatnya..Mr Philip pulak rakus betul..habis dijilatnya lubang aku...biji aku digigitnya...menjerit aku tapi sedap you... perlahan lahan dia masukkan batang dia yang sembilan inci tu dalam lubang dubur aku...aku punyalah meraung...tuhan<br />aje yang tahu.. entah entah security guard kat bawah tu pun dengar.. sakitnya.....tapi bila<br />stroke Mr Philip dah mula lancar aku merasakan kenikmatan yang tak aku duga.......tak<br />pernah aku rasa sedapnya. patutlah bila aku tengok blue film...asyik bantai bontot<br />aje,,,aku pun heran apa sedapnya...rupanya memang class....aku suruh Mr Philip<br />terlentang dan aku henjut dia dari atas sambil meramas puting tetek ku yang mula kembang... makin lama makin...pantas, sedap air aku dah basah untuk keberapa kali aku<br />pun tak tahu...lubang cipap aku dijolk oleh tangan Mr Philip....biji aku dah<br />terjelir....setelh posisi tu kami laku kan aku disuruh terlentang dan Mr Philip buat posisi<br />69.. cipap aku diratahnya sampai...berair air...aku pulak aktif memainkan lidah aku mengulum batanag "Giant" Mr Philip..aku rasa sedap pulak besar besar ni...kalau Pak We<br />aku punya tu ....kecil aje..tak berapa power..... baru dua kali henjut dah muntah....<br />lepas 69 aku dibawa ketepi balcony...sambil berdiri disitu aku dihenjut dari belakang...aku risau sebab takut orang nampak..tapi Mr Philip kata jangan takut...sebab dia yakin yang tak ada orang masa tu, pukul 2.00 pagi..mana ada orang... kami main<br />disitu, didapur, atas sofa, dalam store..habis dibawaknya aku...tak berapa kali aku dah<br />klimaks aku pun tak tahu....<br />last sekali kami main dalam bilik air...bilik air dia semuanya cermin...macam bilik air<br />orang ROME....aku ditenggekkan atas sink , apa lagi dia pun henjut aku macam tak<br />pernah dapat cipap...agaknya dia teringatkan bini dia ke atau makwe dia ,ke ...aku pulak<br />menjerit kesedapan "Oh!!! Fuck me, fuck me....I like it...." bila agaknya setelah hampir<br />dua jam setengah kami beraksi...dia dah tak tahan lagi...kali ni Mr Philip tak pakai<br />kondom sebab aku tak mahu dia pakai.. tak best.....<br />dia pun melepaskan klimaks dia diseluruh tubuh aku, muka aku kuyup dengan air dia,<br />aku jilat air mani nya...telan pun aku buat.....tetek aku aku gosokkan dengan air mani Mat<br />Salleh ni....oh begitu indah rasanya...pengalaman yang tak akan aku lupakan....dalam<br />hidup aku.....aku mengenal erti main yang sebenarnya.....kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-34297914308043298612009-10-14T21:16:00.001-07:002009-10-14T21:16:55.145-07:00Kak ImahPengalaman pertama aku bersama perempuan berlaku kira-kira 7 tahun lalu. Pada waktu itu aku mula bekerja kilang. Oleh kerana rumah aku yang jauh dari tempat kerja maka aku dengan 2 orang kawan lagi menyewa bilik atas sebuah rumah. Bahagian bawah rumah didiami oleh sepasang suami isteri iaitu Abang Leh dengan Kak Imah.<br />walupun mereka telah lama berkahwin tapi masih tak mempunyai anak. Abang Leh umurnya lebih kurang 35 tahun dan Kak Imah pula dalam 32 tahun, kedua-dua mereka juga bekerja kilang jadi kadang-kadang hanya salah seorang sahaja yang ada dirumah tambahan pula Abang Leh suka kerja lebih masa jadi selalunya tinggal Kak Imah seorang dirumah.<br />Kak Imah memang seorang wanita yang cantik dan baik, selalunya dia akan memakai baju yang bersopan walaupun dia tak memakai tudung. Oleh kerana bilik air hanya ada satu dirumah itu maka kami terpaksa berkongsi antara kami berlima.Selalunya saya seorang saja yang ada kat rumah sebab<br />dua orang kawan saya tu selalu keluar dengan awek.<br />Memang lumrah orang muda suka mengendap, pada satu malam saya terdengar suara Kak Imah memanggil suaminya. "Bangg dah dekat sebulan kita tak buat tu". Keghairahan aku pun meningkat bila terdengar suara Abang Leh menjawap" Bang letih la Imah besok la kita buat". Kemudian terdengar suara Kak Imah semacam merayu kepada suaminya"Abang tidur Imah buatkan" Dari celah-celah rekahan kayu lantai rumah aku lihat Kak Imah memegang batang Abang Leh yang masih lembik dan memasukkan kedalam mulutnya, hampir 5 minit aku lihat batang Abang Leh hanya menegang sedikit sedangkan batang aku memang keras macam besi.<br />Dalam samar-samar itu aku lihat Kak Imah bangun dan melondehkan kain batiknya dan aku lihat punggungnya masih bulat dan pejal. Semasa dia merangkak naik<br />keatas Abang Leh aku nampak rekahan vagina Kak Imah yang kemerah-merahan, berderau darah aku melihatnya.Selepas itu aku lihat Kak Imah bertenggek di atas batang Abang Leh, aku lihat Kak Imah memegang batang Abang Leh dan memasukkannya kedalam lubang vaginanya tetapi tak berjaya kerana batang Abang Leh yang tak menegang sepenuhnya, tapi setelah berkali-kali mencuba akhirnya batang Abang Leh masuk dalam lubang Kak Imah. Kak Imah menggoyang-goyangkan punggungnya supaya batang Abang Leh bergerak dalam lubang vaginanya.<br />Tak sampai 5 minit aku terdengar suara Abang Leh mengerang sambil tangannya meramas-ramas punggung Kak Lina "Imah abang nak terpancut ni" Cepatnya fikir hatiku, aku kalau melancap pun dekat 15 minit kalau main dengan Kak Imah boleh tahan 1/2 jam ni. Aku memang ingin melancap masa itu juga tapi fikir-fikir elok melancap dalam bilik air.Tetapi niat aku terhenti seketika apabila aku lihat Kak Imah bangun dari atas Abang Leh dan terus kebilik air. Setelah menunggu hampir 1/2 jam baru aku lihat Kak Imah kembali kedalam biliknya dengan muka yang ceria, mungkin Kak Imah melancap kot fikir hatiku tapi sekarang aku mesti ke<br />bilik air kalau tidak terpancut air mani aku atas katil.<br />Sampai dalam bilik air aku menarik seluar pendek aku kebawah dan sambil berdiri aku mengurut-ngurut batangku yang panjang nya hampir 8 inci dan hampir sebesar lengan, kepala batangku licin dan kemerah-merahan apa yang aku bayangkan masa itu hanyalah rekahan vagina Kak Imah. Setelah hampir 15 minit melancapkan batangku aku tersentak apabila pintu bilik air ditolak orang "Kak Imah" suaraku semacam tersekat Kak Imah tercegat didepan mataku. Kak Imah semacam terpegun melihat batangku yang kemas berada dalam genggamanku. Aku lihat mata Kak Imah tertumpu pada batangku yang panjang dan keras itu. Sifat malu semakin berkurang pada diriku dan aku memberanikan diri pergi kearah Kak Imah.<br />Masa aku hampir denganya mata kami berdua saling berpandangan, aku memegang tangan Kak Imah dan meletakannya pada batangku yang sangat<br />keras itu. Memang seperti yang dijangkakan Kak Imah terus mengurut-ngurut batangku dan memasukkannya kedalam mulutnya. Inilah pertama kali batangku dihisap oleh seorang perempuan. Kak Imah memang sangat ghairah ketika itu bukan saja batangku yang dihisapnya tapi buah zakarku juga. Semasa Kak Imah<br />meneruskan kerja-kerja hisapannya, aku menarik kain batiknya dan menampakkan punggungnya yang bulat dan pejal itu. Tanganku terus mengusap-usap rekahan vaginanya yang basah itu.<br />Sedang aku asyik mengusap-ucap biji kelentit Kak Imah dia memandang aku dan berkata "Wan, kita bersatu sekarang Wan, nanti takut Abang Leh terjaga pula" Aku memandang Kak Imah dan mengangguk tanda setuju. Kak Imah berbaring atas lantai bilik air dan mengankangkan kedua-dua pahanya yang gebu itu. Kak Imah bertanya "Wan pernah tak buat seks". Aku mengelengkan kepala."Tak pa akak ajarkan, naik atas akak. Aku berada atas Kak Imah yang telanjang bulat, aku dapat lihat jelas tubuhnya yang putih dan bentuk badan yang sangat mengiurkan, buah dadanya sederhana besar tapi masih tegang, tapi itu tak penting sekarang. Kak Imah memegang batangku dan meletakkanya kepala batangku diatas rekahan vaginanya dan mengarahkan aku menekan batangku perlahan-lahan kedalam<br />lubang vaginanya.<br />"Wan tekan sikit sampai masuk kepala" dlm suara yang penuh keghairahan Kak Imah mengerang "mmmhhhmmm sedap Wan sedap tekan lagi sampai habis". Aku terus menekan batangku ke dasar vagina Kak Imah, terasa kehangatan lubang<br />vagina Kak Imah dan juga air vagina. Dengan arahan Kak Imah supaya aku menutuhnya dengan kuat aku terus menarik dan menekan batangku kedalam lubang vagina Kak Imah sepantas yang mungkin. Hampir 25 minit berdayung akhirnya aku memancutkan air maniku kedalam rahim Kak Imah. Selepas peristiwa itu aku selalu mengadakan hubungan seks dengan Kak Imah hampir setiap hari.<br />Sekarang dia telah mempunyai 3 orang anak hasil dari hubungan kami, tetapi semua anak<br />itu berbinkan Abang Leh dan hubungan mereka suami isteri pun sangat baik sekarang dan Abang Leh tak pernah mensyaki apa-apa. Walaupun aku telah berkahwin sekarang tetapi dalam sebulan sekurang-kurangnya 2 kali aku akan ke rumah Kak Imah dan selalunya kami akan bersetubuh 2 kali pancut, dan kadang-kadang didepan anak-anaknya. Kak Imah memang pandai memuaskan nafsu aku.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-8480073179557020292009-10-14T21:04:00.002-07:002009-10-14T21:15:10.911-07:00Kisah HanimAku sudah berkahwin dan mempunyai seorang cahaya mata....... pengalaman aku macam<br />ni....... Tiap-tiap cuti hujung minggu ia selalu berkunjung kerumahku. Setiap kali ia<br />datang....... wife aku selalu ada dirumah. Selang beberapa minggu..... ia datang seorang<br />kerumahku....... wife aku tak ada dirumah....... pulang ke tanah besar kerana ada urusan.<br />Aku sudah lama mengidam tubuhnya....... tetapi tak ada peluang untuk mendekatinya.<br />Mana-mana lelaki yang tengok dia pasti geram....... kerana bentuk tubuhnya yang<br />mengiurkan dan montok.<br />Masuklah Hanim apa yang hendak ditakutkan, kataku lagi. Tak nak masuklah pasal Mak<br />su tak ada....... kalau nak balik nanti Pak Su hantar....... pujukku lagi. Ia masuk<br />kerumahku dan menghempas ponggongnya di sofa....... mengadap kekaca TV. Dia<br />menonton filem Maria mariana 11. Aku cadangkan kepada dia menonton satu....... filem<br />yang ia belum pernah tengok....... ia menerima cadanganku.<br />Tanpa membuang masa....... aku menayangkan sebuah filem sex Jepun....... mengandungi<br />jalan cerita. Aku biarkan Hanim menonton seorang diri....... kali ini perangkapku pasti<br />mengena. Ia begitu asyik maksyuk menonton tayangan yang belum pernah di<br />lihatnya....... sampai tak sedar aku duduk di sebelahnya. Mulutnya terbuka sedikit....... dia<br />tak duduk diam, ponggongnya bergerak ke kiri dan kanan.<br />Aku tarik tubuhnya disampingku....... Hanim tak membantah....... dan mengikut saja.<br />Aaiikkkkk....... boleh ni....... tanpa membuang masa, aku memeluk dan mencium pipinya<br />yang putih gebu. Warna kulitnya putih kuning, tubuhnya taklah sebesar mana....... dengan<br />aku tingginya cuma paras bahu aku saja. Hanim gementar dan tekejut dengan tindakanku<br />yang sangat berani....... ia menarik pipinya yang gebu. Apa cara sekalipun aku mesti<br />mendapatkan tubuhnya juga....... sekiranya aku melepaskan peluang ini orang lain akan<br />menidurinya dulu. Kebanyakan rakan-rakanku yang datang kerumahku....... ingin<br />meniduri dan mengecapi tubuhnya yang montok dan mongel itu.<br />"EEeehhhhh....... PPpaakkk SSssuuu ni beraninya......., "Hanim memandangku dengan<br />muka yang merah padam. "Biasalah......., "jawabku selamba.<br />Aku memeluknya kembali dengan kemas....... sambil ku mengulum bibirnya yang nipis<br />dan kecil....... jemariku meramas-ramas gunung pejalnya disebalik baju kebayanya.<br />Umurnya baru menjangkau 18 tahun. Dengan tindakanku yang berani....... aku kucup<br />bibirnya dengan rakus....... sambil jemari tanganku meramas gunung pejalnya. Aku<br />kulum lidahnya dan kusedut dalam-dalam....... Hanim memejamkan kedua matanya dan<br />mulutnya sedikit terbuka. Hanim terasa macam ada satu aliran elektrik yamg menjalar ketubuhnya.<br />"Macamana....... Hanim......., "tanyaku sambil menahan gelora nafsu. "PPpaakk<br />SSsuuu......., "bisik Hanim perlahan, kelihatan ketakutan.<br />Aku kucup semula bibirnya....... namun dengan cepat dia menolak tubuhku dan<br />melepaskan lingkaran lenganku ditengkoknya. Aku memeluknya dari belakang dengan<br />kemas....... sambil lidahku menjilat tengkoknya, tanganku merayap-rayap menyelusup<br />masuk kedalam baju kebayanya. Aku meramas-ramas gunung pejal yang masih ditutup<br />colinya. Jari jemariku gementar menahan gelora nafsu....... aku meramas-ramas disegenap<br />tubuhnya....... ia tidak berdaya menolak tubuhku lagi. Aku pusingkan mukanya mengadap<br />mukaku....... aku terus mencium bibir dan mengulum lidahnya dengan ganas, sementara<br />tanganku meramas-ramas ponggongnya.<br />Hanim mengeliat kelemasan "AAAaahhhhhh....... PPPaakkkk SSSsuuu......., "Hanim<br />merintih perlahan penuh nikmat.<br />Aku senyum sendirian....... aku menang dalam pertarungan untuk menaikkan nafsu<br />syahwatnya. Jari jemari tanganku yang berada di celah pehanya....... kumainkan perana<br />dengan lebih lancar lagi. Hanim menjerit kecil dan mengeluh perlahan.<br />"OOoohhh....... PPppaakkk SSsuuuuuuu......., "Bisiknya perlahan.<br />Aku mengangkat tubuh yang montok....... masuk kekamar tidurku, aku terlentangkan<br />tubuhnya....... sambil mulutku mengulum bibirnya. Aku menindih tubuhnya yang montok<br />dengan perlahan....... tanganku lengkapkan pada bukit cicapnya. Jemari tanganku mula<br />merayap dari pangkal peha, hingga menyelunsuri baju kebayanya dan berhenti di dua buah gunung yang pejal. Jemari tanganku meramas-ramas kedua buah dadanya dengan puas. Aku merapatkan bibirku kebibirnya sambil mengulum lidahnya. Mulutnya menjerit kecil penuh dengan nikmat.<br />Batang zakarku terus mendesak untuk keluar mencari sarangnya. Aku buka baju dan<br />seluar serta seluar dalamku dihadapan Hanim....... ia terkejut melihat batang zakarku.<br />Selama ini ia hanya melihat batang zakar adiknya yang masih kecil....... dia memejamkan<br />matanya kerana malu.<br />Aku tak peduli....... yang penting bagi aku, kenikmatan dan keseronokan berasmara<br />dengan seorang gadis....... aku peluk Hanim dengan kemas, sementara dadaku menindih<br />dua buah gunung yang pejal. Aku mengesel batangku kebukit cicapnya yang masih<br />dibaluti kain sarung dan seluar dalamnya. Aku mengulum mulutnya....... sambil jari<br />jemariku membuka baju kebaya serta colinya....... tersergam indah buah dadanya yang<br />sebesar putik kelapa. Aku sembamkan mukaku di alur buah dadanya, ketika tanganku<br />meramas-ramas....... sambil mulutku mainkan ujung putingnya. Selang beberapa ketika,<br />aku membuka kancing kain sarung....... sambil melurut seluar dalamnya juga. Ku<br />benamkan mulutku dialur cicapnya....... ketika lidahku bermain dibatu permata<br />kesayangannya. Jari antuku jurulkan masuk kedalam cicapnya yang sempit....... Hanim<br />mengeliat kelazatan.<br />"MMMmmmmmm....... PPpppakkkkk SSSsssuuuuuuu......., "Hanim mendesah tak<br />keruan, kedua belah tangannya meramas kain cadar dengan kuat.<br />Aku semakin ganas seperti harimau lapar yang akan menerkam mangsanya....... Kuramas<br />dan kujilat kedua belah bukit pejalnya secara berganti-ganti....... Hanim berteriak kecil.<br />Aku terus meramas buah dadanya....... Hanim mengeliat kiri dan kanan.<br />Setelah cukup puas lidah dan mulut ku megomol dan meramas buah dadanya. Aku sembamkan mukaku kecicapnya bagi kali kedua, sambil tanganku meramas-ramas<br />ponggongnya....... Hanim mengepit kedua belah kakinya kekepalaku tanda<br />membantah....... tindakanku yang ganas terhadap cicapnya. Aku membuka<br />kelangkangnya luas-luas....... mulutku bebas bergerak....... Hanim mengerang kecil<br />keenakan.<br />"MMmmmm....... PPpppaakkkkkk Ssuuuuuuuu....... aaauuuwwwwww.............<br />hhggggghhhh......., "Hanim mengerang lazat.<br />Mungkin tak daya menahan nikmat yang ku hasilkan pada cicapnya. Namun tiba-tiba<br />Hanim menjerit....... dengan suara yang perlahan....... Hanim meminta kepadaku, supaya<br />aku cepat memasukan zakarku kedalam cicapnya....... aku tersenyum puas. Hanim<br />mengeluh manja menghayati nikmat syurga....... kali pertama ia merasakan bersetubuh<br />bersama seorang lelaki. Jemari tanganku mengarah batang zakarku....... yang sudah tidak<br />sabar....... ingin masuk dan merangut daranya. Aku acukan zakarku dipermukaan<br />cicapnya....... perlahan-lahan<br />"OOuuuhhhhh....... PPppakkk Sssuuuu....... ssakkiittt......., " Hanim memekik dan<br />mengeliat kesakitan.<br />Aku kesian kepada dia....... namun aku tetap meneruskan hajatku hingga tercapai. Aku<br />kulum bibirnya, sambilku meramas-ramas buah dadanya dengan lembut....... akhirnya<br />aku berjaya melupakan kesakitannya dan menukar kepada kesedapan serta kelazatan.<br />Tanpa membuang masa aku....... terus menekan batang zakarku.......<br />chhhrrrrrreeeeeeeesssssss....... terkoyak selaput kegadisannya.<br />"AAAaaaauuuuuuuuwwwwwwwwww....... hhhhhiiikkksss....... hhiikkks.......<br />hukkkhuuuukkk....... hhhuuuhhh......., "Hanim menjerit keras dan menangis teresak-esak.<br />Aku mententeramkan dirinya....... sambil kugoyangkan ponggongku perlahan-lahan.......<br />kukulum bibir dan kuhisap lidahnya, aku ramas-ramas kedua belah buah dadanya, aku<br />gomol gunung pejalnya selisih berganti....... mendesah-desah Hanim kegelian dan nikmat<br />kesedapan. Aku terus membenam batangku hingga kedasar....... sampai kemulut<br />rahimnya. Kulihat liang cicap kembang kuncup menahan asakan batangku....... Hanim<br />merintih kesakitan, ketika batangku menyelinap masuk kedalam cicapnya. Kemutannya<br />begitu kuat seakan meramas batangku. Aku tolak dan tarik batangku separuh saja....... aku<br />sorong dan tarik berkali-kali batangku dalam liang cicapnya yang sempit....... Hanim<br />merintih kembali. Ketika Hanim sedang leka....... aku mengambil kesempatan sekali lagi<br />dengan membenamkan seluruh batangku kedalam cicapnya.<br />"Sssaakkkkkk....... ooohhhh....... sssseeddappnyyaaaaaa....... PPPakkkkk.......<br />Sssuuuuuuu......., "erangnya perlahan, perkataan sakit sudah bertukar menjadi sedap.<br />Aku senyum sendirian buat kali kedua....... Bagi diri Hanim itulah pertama kali mengenal<br />erti persetubuhan dan sex. Aku teruskan dengan tarik menarik batangku....... Hanim<br />merintih kenikmatan dan kelazatan.<br />"AAaaaahhhhh....... PPpppaakkk SSsssssuuu......., "erangnya membuatku terangsang.<br />Sambil itu aku kulum bibirnya....... nafasnya mendesah-desah....... Hanim memelukku<br />dengan kedua belah kaki diapit ke ponggongku....... aku menikmati tubuh montoknya.<br />Kuramas buah dadanya berulang kali....... sambil aku menyorong tarik zakarku ke dalam<br />cicapnya....... aku lihat Hanim memejamkan mata........ mulutnya terbuka....... aku rasa tak<br />tertahan....... nikmat dan kepuasan....... Hanim menjerit kecil nyilu dan penuh nikmat.......<br />ia mula merasakan permainan tanpa pengadil.<br />"OOOooouuuuwwwwwwwwww....... PPpppppaaakkkk SSSSSsssuuuu....... Niimmm.......<br />niiiimmmm....... sssseedddappnnyaaaa......., "Hanim kembali mengerang nikmat tak<br />terucap olehnya. "AAAaaarrrggghhgghh....... Pppppaaaaakkkkkkk Suuuuuu.......<br />sseeedddaaappnya aaaaa....... Suuuu......., "erangnya lagi.<br />Kubiarkan Hanim melepaskan klimaksnya....... yang entah kebeberapa kali....... ku<br />rendamkan batang zakarku....... mata Hanim terpejam rapat....... aku terus berdayung dan<br />berdayung dalam kehangatan air pekatnya....... semakin lama semakin laju. Akhirnya aku<br />menyerah kalah....... aku benamkan seluruh batangku ke dalam cicapnya....... melepaskan<br />rasa nikmat yang tidak terhingga....... "AAAaarrggghhhhhh" tubuhku mengejang,<br />melepaskan tembakan air maniku ke dalam liang cicapnya, hingga membanjiri kawasan<br />luarnya. Aku meraung keras....... melepaskan rasa penat leleh selama 3 jam aku bertarung<br />dengan Hanim.<br />"OOOOOooouuuuggghhgghhhhh....... PPPaakkkk SSssuuuuu......., "Hanim mendesah<br />melepaskan klimaksnya. "HHHhhhhhgggghhhhggghh....... Haaaa.......<br />nniiimmmmmm....... hhhgggrrkkk....... ooooouuuugggghhhh......., "erangku sambil<br />mengomoli tubuh montoknya.<br />Aku bangga kerana aku berjaya meniduri seorang gadis yang aku idam selama ini.......<br />masih dara lagi. Sebelum aku menghantar Hanim pulang ke tempat penginapannya.......<br />aku mengambil kesempatan menidurinya melebihi daripada 4 kali....... sehingga Hanim<br />tak mampu menahan asakan dariku.......<br />Aku telah berjanji akan membawa....... Hanim bersiar-siar dengan kapal mewah<br />kepunyaan rakanku, Hamzah namanya. Aku dan Hamzah adalah rakan karib....... semasa<br />menuntut di Institut kemahiran di Alor Setar Kedah. Hamzah juga sudah berkahwin.......<br />mempunyai dua orang cahaya mata. Usia kami hampir sama dalam lingkungan 30 an.<br />Pada hari yang telah dijanjikan....... aku mengambil Hanim di kolejnya....... Hamzah<br />menunggu di kapal mewahnya. Setibanya kami di sana....... Hamzah sudah siap dengan<br />peralatan untuk belayar.<br />"Ni kawan Pak Su......., "Kataku sambil tersenyum.<br />"Hello....... saya Hamzah......., "Mereka bersalaman, Hamzah meramas-ramas tangan<br />Hanim penuh makna.<br />Hamzah sudah tahu segalanya mengenai Hanim yang sudah aku tiduri. Dari banyak<br />rakan-rakanku Hamzah....... salah seorang dari mereka meminati tubuh Hanim. Dia<br />mengucapkan tahniah kerana berjaya, memiliki tubuh Hanim juga akhirnya. Kami<br />membawa Hanim belayar kebeberapa buah pulau....... mencari tempat yang sesuai untuk<br />berlabuh.<br />Dalam perjalanan, Hamzah menayangkan filem sex Jepun....... Hamzah menarik tangan<br />Hanim untuk menonton bersamanya. Hanim tunduk malu......., setelah kerja aku selesai di<br />dek kapal, aku datang dan duduk di sebelah Hanim....... sekarang Hanim duduk di antara<br />aku dan Hamzah....... di atas sofa panjang, sambil menonton cerita sex.<br />Pelan-pelan aku melingkari lenganku di tengkuk Hanim....... sambil tanganku mengusap<br />gusap pehanya. Aku cium pipinya sebelah kanan....... sementara Hamzah mencium<br />pipinya di sebelah kiri, jemari kami sama-sama bertindak meramas-ramas gunung<br />pejalnya. Dia cuba menolak tubuh kami berdua....... tetapi Hamzah lebih cepat bertindak,<br />dengan mencium bibir dan mengulum lidah Hanim. Ia meronta-ronta kecil. Aku bertindak dengan membuka kutang baju kemeja. coli, seluar jeans dan seluar dalamnya sekali gus.<br />Kami lihat dengan jelas buah dada Hanim yang kecil bak putik kelapa....... dengan bukit<br />cicapnya yang tembam....... menyirap darah kami....... sambil batang kami berdenjut<br />denjut hendak keluar. Kami menelentangkan Hanim diatas karpet di hadapan tv. Hanim<br />memejamkan kedua matanya....... sebentar lagi ia akan menerima serangan dua orang<br />sekali gus. Hamzah mengucup bibir Hanim, sambil tangannya meramas-ramas gunung<br />pejalnya....... manakala aku pula menyembamkan mukaku ke cicapnya. Lidahku mejilat<br />alurnya ....... sambil tanganku meramas-ramas ponggongnya.<br />"EEErrrrggggghh....... AAAAAaaahhhhh......., "Hanim makin stim di buat kami berdua.<br />"AAAAAAaaaaahhh....... Eeeeeeehhhhhh....... Aaaaaaagggghhhhkkk.......<br />SSseedddaaapppnnnyyaaaa, " ujar Hanim mendesah-desah.<br />Kami mengaleh kedudukan kami....... Hamzah menjilaj-jilat batu permata dan alur<br />cicapnya sekali....... aku pula meramas-ramas teteknya....... mulutku mempintal-pintal<br />putingnya dengan rakus sekali. Aku dan Hamzah membuka pakaian kami satu<br />persatu....... tidak ada seurat benangpun yang tertinggal....... Aku menyuakan batang<br />zakarku kedalam mulut Hanim....... mulut Hamzah masih bermain-main di alur cicapnya,<br />jemari tangannya meramas-ramas buah dada Hanim....... ia mengeliat keenakan. Hanim<br />membuka matanya....... sambil batang zakarku berada di dalam mulutnya. Ia megulum<br />dan menjilat batangku hingga tampak licin.<br />Hamzah mengajukan batang zakarnya....... kealur cicap Hanim....... ia menekan<br />batangnya perlahan-lahan....... lubangnya masih sempit. Hamzah meramas-ramas buah<br />dadanya yang tegang lagi pejal. Kami sama-sama menjalankan tugas masing-masing.......<br />aku tarik tekan batangku didalam mulutnya....... Hamzah pula sedang sorong menyorong<br />batangnya kedalam cicap Hanim. Hanim menjerit kecil tak keruan, tubuhnya mengeliat hebat dan melonjak kencang.<br />"MMmmmmmmmmmmm....... aaauuuuwwwwwww....... aaauuuuuwwwwww.......,<br />"Hanim mengerang ke enakan. "AAAaaaaaahhhhaaahhhhhhh....... hhhaaahhhhhhhh.......,<br />"nafasnya semakin kencang.<br />Aku memuntahkan air maniku yang pekat kedalam mulutnya....... mulutnya comot dek air<br />liurnya yang bercampur dengan air maniku. Hanim menlenguh tak menentu....... nikmat<br />yang di berikan serentak oleh dua orang lelaki pada satu masa. Hamzah terus berdayung<br />dan berdayung....... mencapai klimaks yang pertama....... ia memancutkan air maninya<br />kedalam lubang cicap Hanim dengan banyaknya.<br />"BBbbbbaaggggggg....... PPPPaaakkkkkk SSuuuuuuuu....... OOoouuuuhhhhh.......<br />aahhhaaahhhhaaaa....... aaaaaauuuuwwwwww......., "Hanim mengeliat kelazatan dan<br />keenakan.<br />Aku membenamkan batang zakarku ke alur cicapnya dengan mudah....... dibantu oleh air<br />mani Hamzah dan air maninya....... hingga kedasar dan kemulut rahimnya. Cicapnya<br />mengemut gemut batangku....... kuat sekali. Hamzah kulum bibir Hanim....... ia sedut<br />sedut lidah Hanim....... tangannya meramas-ramas buah dada Hanim dengan lembut. Aku<br />tarik sorong batangku semula....... aku benamkan hingga kedasarnya....... aku buat begitu<br />berkali-kali....... hingga Hanim tak duduk senang dengan tindakan kami berdua. Hamzah<br />memegang kepala Hanim....... sambil batangnya ditarik dan tolak batang zakarnya<br />didalam mulut Hanim. Hamzah memancutkan air pekat kedalam mulut Hanim sekali lagi. Hanim memegang batang hamzah sambil menjilatnya berkali kali. Hamzah melumat mulut Hanim begitu lama.<br />Aku goyang-goyangkan perlahan batangku....... aku benamkan hingga kedasarnya.......<br />Tubuh Hanim terangkat sambil memeluk tubuhku. Aku sudah sampai klimaks....... aku<br />tarik dan aku tekan batangku....... aku benamkan semula kedasarnya. Aku dan Hanim<br />sama melepaskan ....... Aku memancutkan air maniku kedalam takungannya.<br />"OOoooouuuuwwwwww....... Pppppaaakkkk SSssssuuuuu....... HHhhhaaaaa....... nniim<br />nnnimmmm....... PPppaakkkk ssssuuuu....... niiiikkmattnnnyyaaaa......., "erang Hanim,<br />sambil aku menikmati tubuh montoknya.<br />Semasa Hanim hendak bangun....... Hamzah menindih tubuhnya sekali lagi....... mungkin<br />Hamzah tidak puas, melanyak tubuh muda itu. Hanim sudah rela....... Hamzah<br />memperlakukan apa saja, yang terhajat di hatinya. Hamzah mengulum dan mencium bibir<br />Hanim, tangannya meramas gunung susu yang pejal....... dan cantik. Hanim membalas<br />ciuman Hamzah dengan rakus sekali....... macam ia tidak mahu melepaskan tubuh<br />Hamzah. Hamzah membenamkan batangnya hingga kedasar....... tanpa belas kesihan,<br />sambil mulutnya menjilat leher Hanim....... tangannya meramas-ramas ponggong Hanim<br />dengan kuat. Hamzah kucup telinganya....... ia sedut-sedut buah dada Hanim....... hingga<br />tampak kemeram-merahan....... Hanim mendesah-desah kegelian. Hamzah menarik dan<br />menolak batangnya kedalam....... tarik semula....... menghentak hingga kedasar kembali.<br />Jemarinya meramas-ramas kedua buah gunung pejalnya dengan begitu rakus. Hamzah<br />buat begitu berkali-kali....... Tubuh mereka bersentuhan....... dengan dada Hamzah yang<br />mempunyai banyak bulu....... ia menambahkan rasa nikmat dan kegelian kepada Hanim.<br />Batangnya masih memainkan peranan....... tarik sorong ke dalam cicap Hanim.......<br />sebelum sempat ia bersuara....... Hamzah menarik kepalanya....... mengulum bibir Hanim<br />yang nakal. Hamzah julurkan lidahnya kedalam mulut Hanim....... Hanim mengulum<br />hangat....... ia mengoyangkan ponggongnya semula....... Hamzah geselkan dadanya yang<br />berbulu ke tubuh Hanim yang bogel, Hanim merintih kesedapan dan memekik kecil.<br />"SSSssssaaaakkkkk....... Gggeelllliiiiii....... aaahhhhhh.......<br />Ssssseeeddaappppnyyaaaaaa....... bb....... bbaannggg....... zzzaahhhh......., "erangnya<br />perlahan. "Aaaaahhhhhhhhhh....... sssssseeeeee dddddaaaapppppnnyyyaaa.......,<br />"erangnya lagi. "GGGggggooooyyyyaanggg....... bbb....... aanngggggg, "bisiknya hampir<br />tak dengar.<br />Hamzah menuruti kehendaknya....... goyang perlahan....... Hamzah cium bibir Hanim<br />penuh nafsu....... nafasnya termengah-mengah tapi Hamzah tak peduli itu semua....... ia<br />terus membenamkan batangnya hingga kedasar.<br />"Aaaarrrgghhh....... Hanim merintih dalam cumbuan Hamzah"<br />Hamzah kembali ajak Hanim bercumbuan....... mengerak ponggongnya turun naik.......<br />cicapnya mengemut-gemut batang Hamzah. Kedua lengannya merangkul belakang<br />Hamzah....... ponggongnya turut bergerak mengikut pergerakan ponggong Hamzah,<br />sambil menikmati tubuh Hanim yang montok dan mongel. Hanim mengerang gerang<br />merasa nikmatnya. Hamzah tarik dan sorong batangnya berkali-kali....... penuh<br />nikmat....... ia merasa bergetar-getar....... ketika tubuh Hanim mengeliat kiri ....... ia<br />menghentak batangnya masuk kedasar kembali. Mulutnya mendesis-desis dalam<br />kuluman bibir Hamzah........ sementara Hamzah meramas-ramas gunung pejalnya.<br />Hamzah biarkan batangnya terbenam buat seketika....... dalam cicap Hanim yang<br />terkemut-kemut....... cairan hangat dan pekat sudah membasahi batang Hamzah....... ia<br />tahu Hanim dah klimaks lagi....... mata Hanim terpejam rapat menahan nikmat. Hamzah<br />berdayung dan terus berdayung, sambil mulutnya mengomol gunung pejal Hanim.......<br />laju dan laju....... dengan tiga serangan serentak dari Hamzah....... Hanim seakan hilang<br />punca, kemutan cicapnya menjadi-jadi....... mengelepar tubuh Hanim. Dengan kemutan<br />cicap yang kuat....... ia merasakan klimaksnya akan sampai....... satu hentakan yang kuat<br />dari Hamzah....... ia simbahkan air pekatnya ke dalam liang cicap Hanim dengan<br />banyaknya hingga melimpah keluar. Bila terasa kepanasan air pekat Hamzah....... Hanim<br />mengelepar sekali lagi, sambil mengayak-ayak ponggongnya tanpa di pinta. Matanya terpejam rapat dek kelazatan yang tak terhingga.<br />"OOOoooouuuuuhhhhooouuuhhhhh....... bbb....... bbbb....... bbbaannnnnggggggg.......<br />oooouuhhhh....... uuhhhhhhhhh......., "Hanim mendengus melepaskan klimaksnya yang<br />keberapa kali. "HHHhhhhrrrrggggggkkkkk....... hhhhhaaahhhhhh.......<br />nnnniiiimmmmmmmm....... hhhhhaannniimmmm....... ooouuhhhhhh.......<br />nnniikkkmmmaattttnnnyyaaa......., "erang Hamzah sambil meramas-ramas tubuh montok<br />dan mengulum bibir Hanim.<br />Tiba-tiba kedua belah kakinya terkulai layu....... akhirnya Hamzah terkulai di atas tubuh<br />montok Hanim....... namun mereka berdua penuh dengan kenikmatan.<br />Sebelum kami bertiga bertolak pulang kepengkalan....... kami meniduri Hanim secara<br />bergilir-gilir hingga kami puas menikmati tubuh mudanya.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-60431343978182373852009-10-14T21:04:00.001-07:002009-10-14T21:04:26.580-07:00HanidaKisah berlakunya peristiwa ini ialah pada usiaku yang baru menjangkau 26 tahun. Kisah bermula apabila ada 4 orang gadis yang baru datang bertugas di tempat kerjaku. Tidak keterlaluan jika aku katakan mereka ini adalah guru-guru yang baru keluar maktab. Jadinya, aku ni lebih seniorlah dari mereka tu di tempat kerjaku. Hari pertama pendaftaran mereka aku dah berkenan dengan salah seorang daripada mereka...Hanida namanya (ku panggil Hani). Diringkaskan cerita, aku ni suka pandang-pandang dan jeling-jelingnya. Kadang-kadang waktu dia mengajar di kelas aku selalu godanya. Kalau di kantin memang hobiku menghampirinya dan cuba berbual dengannya. Aku akui, memang aku menyukainya. Tapi dari gerak gerinya aku pasti dia pun apa kurangnya.<br />Hinggalah pada satu hari, aku memberanikan diri mendekatinya. Waktu itu, di bilik guru tinggal beberapa orang saja. Yang lain masuk kelas tunaikan tanggungjawab. Aku ajaknya tengok wayang. Dia setuju. Lega hatiku. Petang tu lepas habis kerja aku pun ke panggung wayang bersamanya. Dalam panggung aku tak berapa berani buat apa-apa kat dia. Cuma ramas-raman tangan dan pehanya. Aku pasti sangat, responnya positif. Aku cuba menyentuh breastnya dengan siku kananku. Terasa kenyal dan lembut, walaupun aku akui breastnya tak lah besar sangat. Aku agak-agak cukup untuk tapak tanganku mencekupnya. Adengan tu habis disitu sampai wayang tamat. Cerita apa pun aku tak pasti. Gelora dadaku yang kencang pun aku tak terlayan.<br />Selang beberapa hari, hubungan kami makin mesra hinggalah disedari oleh kawan-kawan lain. Aku buat tak kisah. Aku memang sukakannya. Pada satu hari aku dapat satu nota dari Hani. Anak murid kelasnya yang hantar. Antara isi kandungannya, "Abang, petang ni boleh tak hantar Hani balik rumah di PJ. Hani malas nak naik bas, kena tunggu dua bas. Tiap hari sampai rumah mesti pukul lapan lebih. Abang, boleh tak?...kalau boleh<br />hantar note ya?....itulah antara isi kandungannya. Aku pun balas mengatakan O.K. So,<br />petang tu, lepas mengajar aku pun start motor hantar dia balik. Kami sempat singgah beli makanan. Sampai di rumahnya dah dekat jam 8.00 malam jadi aku ingat nak balik tapi Hani tahan. minum dulu katanya. Aku pun tunggu. Minum punya minum dah dekat pukul 9.30 malam. Hani kata tidur sinilah. lagipun tak ada sesiapa dirumah. esok pagi baru balik. lagi pun kita ngajar petang apa nak risau. Rupanya dia tinggal sorang dirumah tu. Rumah tu disewa oleh abang dan kakaknya. Tapi diaorang tu duduk di KL(Quaters Penjara Pudu). So, line clear lah. Hani berikan towel untuk ku mandi. Selesai mandi Hani pulak mandi. Lepas mandi tu kami tonton TV.<br />Degupan dadaku semakin kencang.. kami duduk rapat sambil bersembang dan bergurau senda. Indah sekali. Tanganku macam biasalah..terus merayap ke serata arah. Sambil kami berkucupan. ku hampir pasti Hani semakin bernafsu sekarang. Nafasnya saja macam lembu kena sembelih..cuba lah bayangkan Aku memberanikan diri memegang breastnya.. phuuuhhh... best. walaupun saiz kecil tapi tegang. Sampai satu ketika aku kata<br />padanya... "Abang tak tahanlah Hani...." Hani pun sama...sambil mendengus. Aku pun<br />merebahkan badannya ke lantai. maklumlah tak ada sofa. Lepastu aku mengiring disebelahnya. Ku kucup bibirnya sambil membelai breastnya. Tangannya mula beraksi lincah, menggosok-gosok belakangku sambil memaut rapat tubuhku ke tubuhnya. Itulah kehangatan kali pertama yang kualami. Aku terus menanggalkan baju<br />kelawarnya...Berderau darahku memerhatikan susuk tubuhnya..langsing, padat, dan menggiurkan..amboi putihnya...<br />Hani....abang buka bra ya?....<br />Hani hanya mengangguk sambil membantuku melucutkan kancing branya. Bila dah terbuka, maka tersaksilah dua buah bukit kecil di depan mataku. Aku hampir lemas, habis lenguh sendi-sendiku. "bang. Abang orang pertama buat gini kat Hani tau..Hani takut, nanti jadi apa-apa. Mendengar penjelasannya aku jadi serba salah. Semua tindakan ku terhenti. "Abang sayang Hani tak?..."Tentulah...jawabku ringkas. "Kalau gitu,...kita teruskanlah...jelasnya lagi. Aku berasa lega. Kali ini kami lebih agresif. Hani pun bertambah ghairah dengan stroke yang agak advance. Putingnya menjadi sasaran utama. Aku elus-elus dan nyonyot perlahan...aku nampak matanya terpejam menahan kesedapan. Sambil tu aku picit-picit puting sebelah lagi. Best betul. Waktu tu..batangku tak tahu nak kata..macam nak pecah terkurung dalam spender. Aku terkejut bila tiba-tiba saja tangan Hani hinggap di batangku, walaupun masih beralaskan kain pelikat dan spender. Tangannya semakin ganas meramas dan mencengkam batangku. Serentak bila aku hisap putingnya..kala itulah nafasnya mendengus kencang dan cengkaman ke batangku jadi makin power. Yang ku dengar tika itu hanyalah dengusan nafas kami yang kian kencang..Aku terus memberanikan diri meraba pantatnya. iissshhh..!! basah dah! ku seluk kedalam pantiesnya...ku usap pelan-pelan..rimbunan bulu-bulu halus melingkari sekitar pantatnya. Jari-jariku makin berani menelusuri celahan pantat Hani. Terasa licin, lembut dan hangat...Nafasku makin sesak...ku lihat tubuh Hani<br />menggeliat lembut bila jari ku mengusap dan menguis lembut lubang dan biji pantatnya. Air semakin banyak. Dengan perlahan dan kelembutan aku pun lucutkan panties Hani. Hani cuba membantu dengan mengangkat punggungnya. Terserlah pantat gebunya yang selama ini hanya ku bayangkan saja. Memang halus dan mulus kulitmu Hani. Aku mengkagumimu. Kucupan di mulut dan breastnya kulepaskan dan menyusuri tubuhnya hinggalah beralih ke bahagian idaman sang lelaki. Kucium bulu-bulu halisnya..Hmmm...ada bau sabun..wangi. Aku beralih posisi dengan duduk sujud dicelah kedua kakinya. Ku kangkangkan kakinya luas-luas.<br />Agak payah untuk kulakukan kerana mungkin terasa sakit olehnya. Hani seolah-olah malu...cuba menutup celah kangkangnya. Aku alihkan tangannya. Dengan jari ku selak<br />celahan pantatnya..oohhhh....merahnya...air menggenangi sekitar lubang pantatnya. Ku<br />jilat perlahan di kelentitnya. Terjongket-jongket badannya.<br />Aahhhhhh....!!!!!!..eemmmmm.hhhhh....suara Hani dah terkeluar. Aku teruskan menjilat<br />dengan lebih pantas hinggalah Hani merasa macam tak tertahan seperti menggelupur...Tangannya tak keruan kadang menekan kepalaku rapat ke pantatnya kadang menarik-narik tikar di tepinya...Abang.. bbbaaang..<br />heeekk...hhhhh...khhhh..aaahhhh!!!!...fehhh!!!...haaaahhhhh.....penghujung suara itu<br />makin lemah, lembut dan beransur hilang...nafasnya masih turun naik dengan kencang. Hani terus memautku rapat ke tubuhnya...Kini aku betul-betul di atas tubuhnya. Batangku<br />hampir mencecah lubang pantatnya. Aku cuba memacu dan menyentuhkan kepala batangku ke liang pantatnya. Sekali lagi Hani bagai terkena karan letrik..bagai terkejut ...Abang...Hani geli lagi...jangan bagi kena biji bang..<br />Geli sangat...tak tahan...sambil tangannya memaut batangku. Hani terus menujukan kepala batangku ke liang pantatnya yang telah becak. Bang...jangan tekan kuat sangat..Hani takut...Aku hanya angguk kepala saja. Bila tangan Hani melepaskan batangku aku pun terus tekan perlahan..nyata Hani masih dara lagi. Walaupun suaranya tidak menyatakan kesakitan tapi kerutan muka dan reaksi tubuhnya sewaktu ku masukkan sebahagian batangku amat menyakitkan. Setelah hampir pasti batangku masuk semua ke dalam pantatnya..aku pun bertanya... Macamana? sakit lagi? Hani tak menjawab...cuma mengangguk lembut sambil memejamkan mata.<br />Ditarik kepalaku hampir ke bibirnya...dikucup bibirku..aku tahu hani suruhku teruskan<br />aksi. Sambil berkucupan aku cuba mencabut batangku... Ahh....bang..slow!...aku akur..ku<br />cabut dan masukkan kembali begitulah aksiku hingga ku lihat bibir hani mula tersenyum , nafasnya kencang semula, pautan jari jemarinya makin erat. Kini Hani mula bernafsu semula...mungkin rasa sakit dah<br />hilang..Sssss...sss....sedappp....bang....sedap....aaahhhh..... Aku makin melajukan<br />dayungan. Batangku makin ligat keluar masuk pantatnya..bunyi berdecap decup..mengghairahkan suasana malam itu.<br />Hani makin kuat erangannya...tiba-tiba... Bangg!!!.... hhuuuuhhhhh....i isssshhhsyyy....<br />ahhhh...bang..Hani...nak sampai ni....cepat bang ahhh...sambil tangannya erat<br />memelukku...bagai tak mahu dilepaskan lagi. Bibirnya rakus mengucup seluruh mukaku..Sambil tu dapat ku rasakan kemutan pantatnya makin kuat menyedut-nyedut batangku. Itu yang aku tak tahan sangat...Aku teruskan mendayung...laju dan laju...kehangatan pantatnya memang mengasyikkan..Sedap bang...laju lagi bang..sambil tu Hani merapatkan kedua pehanya... AAhhhhh...semakin sedap kemutannya..semakin ketat kepitan pantatnya..agak susah untuk ku bernafas.<br />Semakin lama semakin sesak nafasku.... batangku seakan membengkak... memanjang..<br />berdenyut kuat. Kemutan pantatnya makin kuat... Hani... Hhhhhaaanii..... uuhhhhh...<br />aaaaaahhhhhh..... Ku rasakan dunia nak pecah... batangku memancutkan mani berkali kali<br />di dalam pantatnya...aku teruskan henjutan hingga tak terdaya tanganku menongkat lagi.<br />Aku rebah di atas Hani yang makin kuat memelukku....Ku biarkan saja batangku terus<br />bermastautin di pantatnya..Denyutan batangku dan kemutan pantatnta seiring dan<br />senada...sesekali aku tekan dan tarik batang ku yang makin kendur...Gelilah bang.... hani<br />bersuara... Ait..geli lagi...Bang..bestla malam ni. Hani rasa...macam nak meletup<br />tadi....Dua kali tau bang..Hani terpancut tadi...Malam tu kami berpelukan sampai<br />siang...Pagi tu aku pun balik ke rumah sewa. Tengaharinya Di sekolah Hani tersenyum<br />memandangku....sesekali berselisih sempat juga dikatakan olehnya.."Pantat Hani rasa<br />kembang ni...macam batang abang ada<br />kat dalam lagi..."..."Bang...bila nak hantar Hani balik lagi????...Sebenarnya soalah itulah yang sering ditanyakan olehnya bila berselisih..yang akhirnya membawa kami ke alam<br />keindahan dan kenikmatan. Kami selalu melakukannya. Hani kenangan bersamanu tetap terpahat di hati inikecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-35616685322731318712009-10-14T21:02:00.000-07:002009-10-14T21:03:35.473-07:00Guru Les Yang Nakalaku seorang guru muda berumur 25 tahun yang cukup beruntung dapat mengajar di-sekolah dasar swasta favorit walaupun ditempatkan dicabangnya yang di Sektor IX Bintaro Jaya.<br />Bisa dikatakan aku seorang guru yang baik, menurut para orang tua murid yang menyekolahkan anak mereka di sekolah tempat aku mengajar. Kepala Sekolah dan beberapa guru yang lebih senior sering mengakui kepandaianku dalam memberikan pelajaran. Oleh karena itu beberapa orang tua murid meminta aku untuk memberi tambahan pelajaran untuk anak mereka secara pribadi di rumah mereka. Tawaran itu sepanjang memang waktunya tersedia aku layani, lumayan untuk pendapatan tambahan. Krbijakan di-Sekolah memang membolehkan guru untuk memberi les untuk murid dari kelas yang diajar oleh guru lain.<br />Dalam banyak rumah yang aku kunjungi, aku paling suka pergi ke rumah Jessica, seorang murid yang tinggal di-Sektor IX Bintaro Jaya juga, kira-kira 2 km dari tempat kost-ku di-daerah<br />perigi. Dia murid kelas 2 dan seperti kebanyakan murid-murid di-sekolahku lainnya ia juga keturunan Cina. Bila giliran aku<br />ke rumahnya (dua kali seminggu), aku cukup bersemangat, karena ibunya seorang wanita cantik. Aku memanggilnya Ibu Linda. Umurnya awal 30-an dan dia tidak bekerja. Suaminya seorang arsitek yang karirnya cukup sukses diperusahaan swasta group Sinar Mas. Saat aku mengajar anaknya, dia tidak menunggui tetapi akan masuk ke kamar atau sibuk di dapur. Memang aku kurang suka ditunggui ketika sedang mengajar, bisa mengganggu konsentrasi. Lebih kurang 15 menit sebelum les selesai, ibu<br />Linda biasanya akan keluar duduk di sofa. Setelah selesai les, Jessica akan masuk ke kamar dan menyambung belajar, sementara aku ngobrol dengan ibu Linda. Dari situlah aku tahu sedikit tentang latar belakangnya.<br />Sebagai informasi, aku memberi les dirumahnya waktu malam, pukul 8.00 hingga 9.30. Kadangkala suaminya ada, kalau dia pulang cepat. Hubungan aku dengan mereka bisa dikatakan baik. Mereka suami isteri yang menyenangkan. Saat imlek, aku diberinya angpau. Salah satu sebab aku menyenangi mereka adalah untuk membiasakan Jessica mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi sehari-hari dan aku bisa ikut latihan berbahasa Inggris bersama mereka walaupun kadang-kadang masih campur dengan bahasa Indonesia.<br />Ibu Linda sewaktu dirumah gemar memakai celana pendek dan T-Shirt saja. Ini membuatkan bentuk tubuhnya yang montok itu terpampang. Aku kadangkala mencuri pandang keelokan wajah dan tubuhnya itu, hingga kemaluanku menegang. Aku sering membayangkan untuk dapat bercinta dengannya. Rambutnya yang<br />panjang dan lurus, kulitnya yang putih, mulus dan bersih, dan tubuhnya yang montok serta pinggangnya yang ramping itu membuat aku kadang-kadang gelisah kalau duduk berdekatan dengannya. Itulah sebabnya, dibanding dengan murid-murid les lainnya, aku paling semangat memberi les ke-Jessica karena berarti juga bertemu dengan Ibu Linda. Walaupun ia telah mempunyai seorang anak yang berusia 8 tahun, badannya sangat terawat, bak perawan. Ibu Linda sangat pandai menjaga tubuhnya.<br />Pernah Ibu Linda memakai celana yang sangat pendek dan T-Shirt ketat yang menampakkan perut dan pusarnya. Saat itu aku betul-betul terangsang, sulit konsentrasi mengajar sebab mata mencuri-curi melirik ke arah tubuhnya. Pulang ketempat kos,<br />aku langsung ber-onani ria sambil membayangkan bersetubuh dengannya.<br />Hari berganti hari, tanpa terasa sudah hampir 9 bulan aku mengajar anaknya. Hasil yang diperoleh memang baik, karena ia mendapat ranking 3 besar dikelasnya. Aku jelas bangga. Ibu Linda juga bangga dan mengucapkan terima kasih kepadaku. Suaminya yang cukup ramah itu jika ketemu selalu mengajak diskusi mengenai beberapa hal tetapi terutama yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai arsitek atau proyek perumahan dimana dia terlibat. Aku layani saja, walau hanya sedikit tahu mengenai itu. Sebagai guru, cukup wajar kaalu aku pandai bicara.<br />Setelah selesai evaluasi hasil belajar semester II, aku tetap diminta untuk memberi les anak mereka lagi sampai liburan sekolah, katanya untuk persiapan tahun depan. Aku setuju saja. Maka, mengajarlah aku sampai tiba libur kenaikan kelas.<br />Minggu ini minggu terakhir, setelah itu akan segera libur panjang. Malam itu seperti biasa aku pergi ke rumah mereka buat memberi les terakhir sebelum libur. Suaminya kebetulan ada. Habis mengajar, seperti biasa aku diberi sekedar makanan kecil dan minuman pelepas dahaga. Ibu Linda dan juga suaminya menemaniku duduk bersama ngobrol.<br />"Pak Anton" sapa suami Ibu Linda memulai perbicaraan. "Ya" jawabku ringkas sambil menantikan kata-katanya.<br />"Minggu depan saya mesti pergi ke-Balikpapan. Ngurusin proyek" sambungnya.<br />"Wah, baguslah" jawabku.<br />"But the problem is, I must go there one week" "Then, What the problem you got" jawabku.<br />"Nobody will be here to take care of my family and as you know we don't have pembantu rumah tangga, rasanya nggok tega ninggalin Jessica dan mamanya hanya berdua terutama di-malam hari"<br />"You can call your saudara"<br />"I did, but they cannot help. They have a lot of work to do" balasnya dengan wajah yang agak kesal.<br />"I hope you can help me" sambungnya.<br />"Tolong !!" aku terkejut dengan permintaan itu. "How" "stay here at night"<br />"Haaa !!!" tersentak aku dengan permintaannya. "But next week libur, Saya punya rencana pulang kampung"<br />"Just one week, please"<br />"Pak Anton, you cuma datang malam, sleep here. I got room for you. Then pagi, you can go anywhere you want" Ibu Linda menyambung setelah lama diam membiarkan suaminya saja yang berbicara.<br />"You know, Saya tak ada orang lain yang bisa Saya harap. This area is not good, a lot of empty houses around here and we practically don't have a neighbor. It's must be a man in the house at night. Nanti kalau saya pergi, tinggal my wife and my daughter only"<br />"Plese Pak Anton, please think about it" sambung Ibu Linda saat melihat aku hanya diam.<br />"I'll pay you" kata suaminya. "It's not about money" balasku.<br />"Then ?"<br />"When will you go?" tanya aku.<br />"This Sunday, and I'll be home next Saturday" jawabnya penuh ceria.<br />Mungkin mengira aku sudah setuju. Aku pikir-pikir ini bukan<br />ide yang buruk, aku akan mendapat uang yang lumayan disamping itu inilah peluang emas agar aku dapat lebih dekat dengan ibu Linda.<br />"O.K.lah" sambungku. "But just one week"<br />"O.K...O.K...." balas mereka serentak dengan senyuman.<br />"Thanks" sambung Ibu Linda sambil tersenyum ke arahku. Aku tenang saja<br />sambil meneguk air yang disuguhkan.<br />"This Sunday night saya datang" kataku sambil berdiri hendak pulang.<br />"O.K. I will prepare your room" balas Ibu Linda sambil mengikuti aku ke muka pintu.<br />"saya pulang dulu"<br />"Thanks Pak Anton" suaminya berkata sambil berjabat tangan denganku.<br />"Thank you very much"<br />Aku pun pulang ke rumah. Malam itu, aku kewartel dan telpon kampung, aku bilang ada perubahan rencana aku akan kursus dulu selama seminggu sehingga acara pulang kampung sedikit tertunda.<br />Hari ini hari Jumat, hari terakhir sekolah. Lusa aku akan ke rumah Ibu Linda menemani Ibu Linda dan Jessica. Kawan-kawan sekostkupun yang kebetulan juga guru di sekolah yang sama, sudah pulang ke kampung halaman masing-masing. Tinggal aku seorang diri, cukup membosankan.<br />Minggu malam aku akan tidur di rumah Ibu Linda. Aku memikirkan rencana yang tidak-tidak seperti untuk mengintip Ibu Linda<br />mandi, atau mengintip saat Ibu Linda tidur. Inilah<br />kesempatanku untuk menatap tubuhnya yang seksi itu sepuasnya. Kalau saat aku mengajar, aku kurang berkesempatan, kalau aku tidur di sana, aku tidak akan menyia-nyia-kan ini. Aku sangat berharap dapat mengintip Ibu Linda mandi, atau paling tidak dapat melihatnya keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup<br />badannya dengan handuk......<br />Membayangkan itu, aku tidur dalam keadaan ngaceng berat malam<br />itu........<br />Minggu malam, jam menunjukkan pukul 10.30 malam, aku tiba di perkarangan rumah Ibu Linda dengan motor bebekku. Suasana agak sunyi, hanya dari kejauhan anjing menggonggong sesekali memecah kesunyian. Aku masuk, lalu aku rapatkan lagi pintu<br />pagar itu sekaligus menggemboknya. Aku sebelumnya memang telah diberitahu untuk langsung mengunci pagar.Selesai mengunci<br />pagar dan motor bebek, aku pun mengetuk pintu rumahnya. Diam. Tak ada jawaban, aku ketuk lagi berulang kali, masih nggak ada suara. Hatiku mulai waswas, jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi kepada mereka berdua di dalam. Aku ketuk lagi, kali<br />ini agak kuat.<br />"Coming !!" aku dengar suara Ibu Linda menyahut.<br />Kemudian, pintu pun dibuka, ku lihat Ibu Linda seperti yang<br />aku bayang2kan yaitu hanya pakai handuk untuk menutup badannya. Tapi handuk itu kelihatannya tidak cukup untuk menutup badannya dengan sempurna. Pangkal buah dadanya yang putih bersih itu tampak jelas saat dia tunduk membuka kunci. Pangkal pahanya yang mulus juga tampak dengan jelas. Aku langsung ngaceng.<br />"Please coming" katanya. Aku pun masuk dan sewaktu melintasinya, bau harum sabun masih tercium dari tubuhnya, aku menoleh lagi ke belakang, Ibu Linda sedang menguncikan lagi pintu. Aku lihat tubuhnya dari arah belakang, wow, pantatnya yang montok dan padat itu sekali lagi membangkitkan nafsu aku. Pinggangnya yang ramping serta bentuk tubuhnya yang menggiurkan itu sama sekali tidak menunjukkan dia sudah punya anak.<br />"Sorry, make you waiting" katanya sambil berlalu. "Saya mandi tadi"<br />"It's OK" balasku.<br />"Duduklah, Saya mau pakai baju dulu" sambungnya sambil menuju ke tingkat atas. Mataku tidak lepas dari tubuh seksi itu<br />sampai hilang dari pandangan. Aku pun duduk di sofa, sambil membalik-balik majalah yang ada di situ.<br />Tak lama kemudian, Ibu Linda pun turun, lalu terus ke dapur.<br />Dia kembali ke ruang tamu dengan dua gelas air sirop di tangannya. Ibu Linda mengenakan pakaian tidur warna pink yang agak transparan, hingga menampakkan bayangan celana dalam dan bhnya. Sesaat dia tunduk meletakkan air atas meja, aku sempat mengerling ke arah buah dadanya, kelihatan pangkal buah dadanya yang dibaluti bh berwarna hijau muda. Sekali lagi, kemaluan aku mengeras.<br />"silahkan minum" katanya sambil duduk berhadapan dengan aku.<br />"Thanks" aku menjawab sambil mengambil air sirop yang terhidang itu.<br />"Thanks, because you bersedia datang" Ibu Linda membuka pembicaraan.<br />"Mana Jessica" tanyaku karena anak tunggal itu dari tadi tidak kelihatan.<br />"Ohh.... dia sudah tidur"<br />"Jam segini sudah tidur ?"<br />"Memang dia tidur awal, pukul 10.00 pasti saya suruh dia untuk tidur"<br />"Oooo .... like that"<br />Kami terus ngobrol, dari situlah aku tahu serba sedikit<br />tentang keluarga ini. Sewaktu ngobrol, aku tidak bosan-bosannya melihat keayuan wajahnya, matanya tak sesipit orang Cina lainnya. Kulitnya putih dengan rambut ikal mayang, tambah pula dengan bentuk tubuhnya yang ramping dan dadanya yang montok itu membuatkan aku ingin segera memeluknya. Wangian tubuhnya memenuhi ruang tamu yang agak dingin itu.<br />"How old are you" tanyanya setelah sekian lama. "25", jawabku singkat.<br />"Sudah ada rencana menikah?" "belum"<br />"Jangan tunggu lama lama"<br />"Lelaki terlambat sedikit nggak masalah"<br />"Hmmm ...."<br />Aku terus diam, belum menemukan bahan pembicaraan lain. Dia pun begitu. Aku baca majalah sambil sesekali ekor mata menelusuri tubuhnya.<br />"Let me show you your room", katanya sambil berdiri dan berjalan ke tingkat atas. Aku pun ikut seperti kerbau dicocok hidung.<br />Dari belakang, aku memerhatikan lenggok pantatnya menaiki tangga. Rasanya mau aku remas pantat itu, tapi apa daya takut dikira kurang ajar. Di tingkat atas, terdapat tiga kamar.<br />Kamar depan, master room, kamar Ibu Linda dan suaminya. Kamar tengah, Jessica.<br />"Here's your room" katanya sambil membukakan pintu kamar belakang. Sedikit kecil, dengan kasur dan lemari yang tersusun rapi. "I hope you like it"<br />"Yes, thank you" balasku.<br />"Saya mau tidur dulu, kalau Pak Anton mau lihat TV, you know how to do it. DVD pun ada. Make yourself at home" jelasnya sambil meninggalkan aku.<br />"OK thanks, Saya memang suka tidur telat" balasku.<br />Dia masuk ke kamarnya, aku turun lagi ke ruang tamu menonton TV. Sambil aku membalik-balik majalah yang ada di situ.<br />Mata semakin mengantuk, kulihat jam menunjukkan pukul 2.30 pagi. Aku matikan TV lalu ke tingkat atas. Saat melintasi kamar Ibu Linda, aku dapati pintunya tidak bertutup rapat. Timbul niat di hati ku untuk melihat dia tidur. Pelan-lahan<br />aku buka pintu, lalu masuk ke dalam kamarnya. Ibu Linda sedang tidur nyenyak, menghadap ke arahku.<br />Aku menatap ke seluruh tubuhnya yang sedang nyenyak tidur itu. Dasternya tersingkap sedikit,pangkal pahanya yang mulus terpampang dengan jelas. Dadanya naik turun menghembus udara, bhnya sudah dicopot. Aku tatap sepuasnya, sambil mengusap kemaluan. Aku dekatkan mukaku ke arah wajahnya, wangian kulit dan rambutnya membuat aku terasa hendak mencium pipi yang mulus itu. Agak lama aku buat begitu, rasanya aku mau terkam saja wanita Cina itu. Tapi timbul kesadaranku, waktu masih banyak. Kalau terlalu terburu-buru, takut justru rencana berantakan. Kemudian, aku keluar lalu menutup pintu kamarnya. Aku masuk ke kamar lalu tidur, sebelum tidur aku sempat<br />membayangkan pemandangan tadi.......<br />Sedang aku dibuai mimpi, pintu kamarku diketuk. Kedengaran suara Ibu Linda menyuruh aku bangun, rupa-rupa sudah pagi. Aku bangun, cuci muka dan turun. Kelihatan Ibu Linda menunggu aku dengan dua cangkir teh di atas meja. Dia masih berpakaian<br />tidur. Aku minum lalu meminta diri untuk pulang. Di rumah aku teruskan tidurku.<br />Malam kedua. Seperti biasa, aku tutup dan kunci pagar rumahnya. Saat pintu dibuka, Ibu Linda sudah berpakaian tidur sejenis daster, tetapi masih harum bau parfumnya. Setelah itu, aku dipersilakan minum sambil kami ngobrol ngalor ngidul sehingga mata mengantuk.<br />Aku sempat bertanya mengapa saudaranya enggan menemani mereka. Ibu Linda menjelaskan bahwa mereka terlalu sibuk dengan urusan dan saudara dari fihak suami tidak begitu menyukainya. Aku<br />hanya menganggukkan kepala saja tanpa ingin mengetahui lebih lanjut.<br />"Pak Anton, Saya mau tidur dulu" katanya sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 11.30 malam.<br />"OK" balas ku ringkas.<br />Ibu Linda berlalu meninggalkan aku sendirian di ruang tamu.<br />Aku memerhatikan lenggak-lenggok pinggulnya yang mengairahkan itu hingga hilang dari pandangan.<br />"Malam ini aku mau intip dia lagi, kalau bisa mau pegang sedikit", tekadku dalam hati.<br />Aku masih di-ruang tamu nonton TV. Sendirian. Sunyi. Tiba-tiba<br />Ibu Linda turun dan terus ke dapur. Ketika itu jam menunjukkan pukul 12.30 malam. "Mungkin haus" kata hatiku.<br />Tak lama kemudian, Ibu Linda kembali dan terus menaiki anak tangga.<br />Tiba-tiba ......<br />"Auchhhh !!!! ....... Arrrgghhhh !!!!!" terdengar jeritan Ibu<br />Linda di tangga.<br />Aku lari kearahnya dan dapati dia terjatuh di atas tangga sambil tangan memegang pergelangan kaki kirinya. Mukanya berkerut menahan sakit.<br />"Why? What happened ?" tanyaku seraya duduk di hadapannya. "Saya terkilir"<br />"Mana yang sakit?" tanyaku. Dia menunjukkan ke arah pergelangan kaki kirinya.<br />"Let me see" balasku sambil memegang dan memijit-mijit pergelangan kaki mencari yang sakit. Dengan pengalaman saat di-Pramuka, aku tau sedikit menangani hal seperti ini.<br />Aku terus memijit dan mengurut daerah pergelangan itu, sesekali dia menjerit kecil karena kesakitan.<br />"Bisa jalan?" aku tanya.<br />Ibu Linda tak menjawab, dia terus bangun, coba untuk berdiri. Tetapi dia terduduk kembali.<br />"Tak bisa" jawabnya mengerutkan muka.<br />"Let me help you. I will take you up stairs" balasku terus berdiri.<br />Ibu Linda setuju. Dia memegang leherku dengan tangan kirinya. Aku memapahnya naik sambil tangan kananku melingkar pinggangnya. Aku memapahnya pelan-lahan. Saat itu, aku sempat menyentuh punggungnya dan aku tahu dia tak pakai bh. Aku teruskan langkah, tiba-tiba kakinya tergelincir lagi. Dia<br />hampir terjatuh. Aku segera menyambut dengan melingkarkan kedua tanganku dibagian pinggangnya. Ibu Linda juga turut bergantung di leher dan bahuku dengan kedua tangannya. Kami<br />hampir berpelukan. Ketika itu, aku simpulkan Ibu Linda tak pakai celana dalam juga. "Mungkin kalau tidur dia tak pernah pakai pakaian dalam" kataku dalam hati.<br />Aku melambatkan langkah agar dapat melingkari pinggangnya lebih lama. Dia kelihatan pasrah saja. Sampai di kamarnya, aku masuk dan tutup pintu. Aku dudukkan Ibu Linda dengan bersandarkan bantal. Kakinya kujulurkan.<br />"Biar saya urut sedikit" kataku sambil tangan sudah ada di pergelangan kakinya. Dia hanya menggangukkan kepala. Aku terus memijit dan mengurut dengan pelan. Aku alurkan urutan dari<br />atas ke bawah, hingga ke jari kakinya. Agak lama aku mengurut sekitar daerah sakit itu.<br />"Masih Sakit?" "Sudah kurang sedikit"<br />Aku terus mengurut. Aku semakin berani. Aku urut betisnya. Dia tak melarang. Sesekali wajahnya berkerut menahan sakit. Aku teruskan mengurut, kini dasternya aku singkapkan sedikit. Kemaluan aku sudah naik. Aku lihat Ibu Linda diam saja. Aku semakin panas. Aku masukkan jari aku ke dalam dasternya. Aku mulai urut paha hingga ke pangkalnya. Ibu Linda hanya mendesis kegelian. Tak nampak tanda protes di wajahnya. Kini, aku bukan mengurut, tapi meraba dan mengelus. Aku terus raba dan usap pahanya hingga ke pangkal, sekaligus kedua-duanya. Matanya kelihatan terpejam, sesekali mendesis mengerang dengan manja. Aku meraba semaunya, kesempatan semacam ini jarang terjadi.<br />"Pinter ngurut juga ya" sapanya sambil tersenyum. Aku terkejut, bersamaan dengan itu, aku melepaskan tanganku dari pahanya.<br />"Tolong pijit bahu dong" pintanya. Lega hatiku. Aku pikir dia mau marah, rupa-rupanya mau aku pijit badannya. Ibu Linda bangun duduk dan membelakangi aku.<br />Aku letakkan kedua tapak tanganku di bahunya, aku pijit lembut. Aku pijit dan urut sekitar bahunya dengan pelan. Sesekali aku pijit pangkal lehernya hingga ke bahu.<br />"Mmmmm ..... mmmmm ......" suara rintihan Ibu Linda lembut<br />kedengaran.<br />Aku terus mengurut, hingga ke bagian punggungnya. Aku alurkan jari aku ke tengah punggungnya. Ibu Linda merintih manja. Sesekali aku arahkan tanganku ke bawah ketiaknya hingga ke pangkal buah dadanya. Setelah itu, aku urutkan lagi sekitar<br />bahu dan lehernya.<br />Rambutnya yang ikal itu aku belai serta lehernya aku usapkan dengan lembut. Harum badannya menusuk hidung, membangkitkan nafsuku.<br />"Ahhh ..... mmmmmm ...."<br />Aku sudah ngaceng berat. Batangku aku tempelkan ketubuhnya, menusuk pantatnya. Aku tahu dia tahu, tapi tetap acuh. Aku sudah tak tahan lagi. Aku coba arahkan tanganku ke pangkal buah dadanya melalui atas. Sambil aku memijit-mijit bahu depannya, aku turun sedikit hingga ke pangkal buah dada. Dari atas jelas kelihatan bayangan buah dada dalam baju tidurnya yang agak jarang itu.<br />Aku arahkan lagi tanganku ke bahu. Kemudian turun lagi memegang buah dadanya. Sentuh saja sedikit, aku terus arahkan kembali ke bahu. Ternyata Ibu Linda tak melarang saat aku menyentuh buah dadanya. Aku coba lagi. Aku sentuh lagi, kali ini agak lama. Masih tidak menunjukkan respon negatif. Hanya kedengaran suara desisan manjanya saja bila diperlakukan demikian.<br />Aku coba lagi. Aku pegang dan remas buah dadanya dengan lembut. Kali ini aku nekat, jari ku memilin putingnya.<br />"Hei ! jangan begitu" larangnya, tapi suaranya tidak begitu kuat. Kelihatannya tidak sungguh-sungguh. Tapi aku terus menarik tanganku dari dalam dasternya. "You urut my whole body" pintanya sambil meniarapkan badan.<br />Sekujur tubuh yang seksi telungkup di hadapan ku. Kemaluanku makin tegang. Dengan daster yang transparan itu, menampakkan seluruh bentuk tubuhnya yang menggiurkan. Pantatnya yang montok, pinggangnya yang ramping dengan kulitnya yang cerah membuatkan nafsuku bangkit.<br />Tanpa buang waktu, aku letakkan kedua tapak tanganku di bahunya. Lalu aku usap, aku urutkan ke bawah. Punggungnya kuusap dan kugosok lembut. Pinggangnya aku pegang sepuasnya, sambil aku pijit pelan. Ibu Linda meliuk kegelian sambil<br />mendesis lembut. Kadang-kadang tanganku liar menjalar sampai ke pantat montoknya, aku raba dan aku remas lembut, tapi Ibu Linda tidak menunjukkan tanda marah. Kali ini aku terus meremas pantatnya yang dibaluti daster, tetapi terasa kekenyalannya karena dia tak pakai celana dalam. Enak betul meremas pantat bahenol wanita ini.<br />Setelah agak lama aku mengurut dan meraba badannya, aku coba untuk menarik dasternya ke bawah. Pelan-lahan sambil mengurut, aku tarik dasternya ke bawah. Tanpa perlawanan, malah Ibu Linda meluruskan tangannya untuk memudahkan daster itu ditarik. Seakan mendapat angin, aku pun menarik daster hingga<br />ke pantat. Terpampanglah bagian punggung yang putih yang mulus itu. Sekali lagi tapak tangan aku menjalar ke seluruh<br />punggungnya. Suara rintihan wanita Cina itu semakin terdengar.<br />"Ahh ..... mmmm ..... mmmmm....."<br />Aku terus meraba badannya, hingga ke pantat aku remas dengan lembut. Kadang jari-jari aku terbebas masuk ke dalam<br />dasternya, terasa akan kemulusan dan kemontokan pantatnya saat aku begitukan. Rintihan dan desisan manjanya itu membuatkan aku semakin berani, aku terus tarik dasternya ke kaki pelan-lahan. Tetap tak ada perlawanan, malah pantatnya diangkatnya sedikit agar mudah bagi aku melepaskan pakaiannya. Aku aku lemparkan pakaian itu ke sisi kasur. Wah, sekujur<br />tubuh tanpa sehelai benang kini telungkup di hadapanku. Jelas kelihatan bentuk tubuhnya yang bohai yang telah lama aku impikan itu. Aku lihat mata Ibu Linda terpejam, mungkin menanti tindakan berikuttnya dariku.<br />Badannya yang mulus itu aku raba dan urut dengan pelan atas ke bawah hingga melewati pinggangnya. Pantatnya yang tidak dibaluti pakaian itu aku remas dengan lembut. Aku pijit-pijit,<br />aku remas-remas ke seluruh tubuh yang telanjang itu.<br />Kemaluanku sudah keras sekali. Aku tak tahan lagi, aku terus<br />buka baju. Sambil aku meraba dan menggosok seluruh tubuhnya, aku coba mendekatkan mulutku ke badannya, aku dapat menghirup harum tubuhnya. Pelan-lahan bibirku nempel kebadannya. Kukecup dengan lembut. Ibu Linda mendesis lembut. Aku kecup lagi, dan terus aku melarikan ciuman ke seluruh punggungnya. Kadang-kala aku jilat sedikit. Aku arahkan mulutku hingga ke pantat.<br />Pantat itu aku cium dan aku kecup, sambil tangan meneruskan rabaan, suara rintihannya makin jelas.<br />Saat aku hendak mencium celah pantatnya, tiba-tiba Ibu Linda<br />bangun duduk dan menjuntaikan kakinya ke tepi kasur. Aku terpaksa bangun dan berdiri di atas karpet. Ibu Linda kini<br />duduk menghadap aku dengan tubuh telanjang memerhatikan aku yang berdiri dihadapannya sambil mengelus kemaluan yang menegang dari luar celana training yang masih aku pakai. Aku dapat melihat tubuhnya dari arah depan, dari buah dadanya yang besar dan padat itu, aku lihat putingnya yang menegang. Putih, halus, mulus dan bagus sekali badannya.<br />Ketika aku masih ter-bengong-bengong, tiba-tiba tangan<br />kanannya memegang kemaluanku. Aku tersentak dan terus mundur sedikit ke belakang. Ibu Linda menarik celana training aku kearahnya. Sekali lagi kemaluanku dipegang, aku tak bisa mengindar lagi. Ibu Linda menggenggam batangku dan menggosok dengan lembut. Aku semakin terangsang. Pelan-lahan dia menarik celanaku ke bawah, aku membiarkan saja celanaku dicopot. Aku kini bercelana dalam saja, ujung kemaluanku tampak basah<br />sedikit. Dia terus mengusap batangku. Sambil tersenyum, dia melepaskan celana dalamku, dan tampaklah batang kemaluanku dihadapannya. Dia tampak kagum melihatnya.<br />Terasa kelembutan jari jemarinya mengusap dan membelai batang kemaluanku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kemaluanku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.<br />Tiba-tiba, aku terasa kehangatan dan basah di batang<br />kemaluanku. Aku tunduk dan dapati batang kemaluanku ada didalam mulut Ibu Linda. Dia mengulum batangku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli dan rasa mau keluar. Aku berusaha agar tidak cepat keluar. Ibu Linda menghisap batangku dengan rakus.<br />"Ahhh.......mmmmm........" aku mengerang keenakan.<br />Sampai ke pangkal dia kulum, sambil matanya terpejam, hanya kadang-kadang membuka saat dia memandang ke arahku. Aku meremas rambutnya dan sorongkan kemaluanku ke mulutnya. Terasa hujung kemaluanku gulat dalam mulutnya saat aku dorong sedalam-dalamnya. Habis batangku dijilatnya.<br />Batangku diperlakukan seperti eskrim, dijilat dengan rakus.<br />Biji akupun diremas lembut sambil menjilat batang kemaluanku. Setelah itu, dia genggam kemaluanku saat bijiku dikulum dan dijilat. Aku terasa mau meledak saat itu, sedap tak terkira,<br />hanya suara aku yang mengerang keenakan.<br />Kemudian, Ibu Linda berhenti. Dia bangun dan berdiri menghadap aku, kami berhadapan. Terasa kehangatan tubuh kami di kamar itu. Aku memerhatikannya atas bawah sambil tersenyum, dia juga demikian. Mata kami bertatapan, tiada kata-kata yang keluar.<br />Aku rapatkan badanku ke arahnya, sambil kedua tanganku melingkar pinggangnya. Aku rangkul dan tarik rapat ke tubuhku. Ibu Linda juga memeluk leher dan badanku. Kami semakin rapat, dan aku terus memeluknya. Terdengar suara mendesis kami berdua. Aku rangkul penuh kasih sayang dengan tangan kami meraba ke seluruh punggung. Aku eratkan pelukan, kemaluanku menusuk-nusuk perutnya. Aku pegang pantatnya dan dorong serapat-rapat ke arah tubuhku. Aku rasa sungguh bahagia, pertama kali melakukan ini dengan seorang wanita Cina yang cantik rupawan, yeng telah lama menjadi impianku.<br />Kami saling menatap agak lama. Lehernya aku cium, aku kecup. Begitu juga dengan Ibu Linda, dia juga memberikan kerjasama dalam pelukan ini, leherku dikecupnya juga. Kami saling mendesis keenakan berselang seling sambil meneruskan pelukan dan rabaan ke seluruh badan.<br />Kami berpandangan, mata saling menatap, bibir semakin rapat, dan rapat. Lekatlah bibirku dengan bibir wanita itu. Ibu Linda pandai dalam berciuman. Dialah yang menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku terus menghisap lidahnya. Lidah aku juga hisap dengan lembut saat aku menjulurkan ke dalam mulutnya. Lidah kami saling bertautan mesra dan pelukan makin rapat. Ibu Linda terpaksa menjinjitkan kakinya sedikit saat aku menyedot dengan kuat lidahnya.<br />Pelan-lahan, aku membaringkan Ibu Linda ke atas kasur. Buah dadanya yang besar itu langsung bergetar saat tubuhnya menyentuh kasur. Tangannya masih dilingkarkan di bahuku. Kami masih saling berkecupan. Aku menindih Ibu Linda sambil meneruskan pelukan. Ciumanku, aku arahkan ke lehernya, kemudian terus hingga ke buah dadanya. Aku hisap dan gigit putingnya, bergantian, kiri dan kanan. Ibu Linda menggeliat keenakan. Aku hisap semaunya, dengan ditingkahi oleh rintihan Ibu Linda.<br />Aku terus mencium, kini bagian pusarnya aku jilat. Aku turun lagi, hingga ke pangkal vaginanya. Kemudian, aku berhenti, aku lihat kemaluannya, agak merah, dihiasi dengan bulu-bulu halus<br />yang tersusun rapi. Kelihatan kelentitnya yang merah bergerak-gerak pelan. Vaginanya kelihatan basah, berair, aku jadi nafsu, terus aku ulurkan jari aku ke kemaluannya. Aku<br />usap dengan lembut bibir kemaluannya. Ibu Linda mengerang enak sambil menggerak-gerakkan pantatnya. Aku mainkan kemaluannya, kelentitnya aku gigit pelahan, dan terangkat pantatnya menahan kesedapan itu.<br />Kelentitnya aku mainkan dengan lidah, berulang-kali, tiba-tiba tubuh Ibu Linda mengejang dan lidah dan bibirku terasa basah.<br />"Ahhhhhh ........ hhhhhhhhhh ............"<br />Rupa-rupanya Ibu Linda sudah klimaks. Aku berhenti menjilat dan usapkan bibirku dengan sprei kasurnya. Aku memainkan jariku di vaginanya. Aku masukkan sedikit, dia mengerang. Aku tusuk dan tarik lagi, dia mengerang makin kuat, suara yang menaikkan nafsuku.<br />Tubuhnya aku baringkan, lalu aku mendekapnya. Lubang kemaluannya sudah basah. Aku julurkan ujung kemaluanku bermain-main di sekitar bibir vaginanya. Dia makin mengerang kuat.<br />"Please ... ssss ........" pinta Ibu Linda dengan suara yang<br />tersendat-sendat sambil memegang erat leherku.<br />Ujung kemaluanku yang basah lekat dengan vaginanya yang berair itu membuatkan aku makin nafsu. Pelan-lahan aku tusuk vaginanya. Terasa sempit, Sulit juga untuk diterobos, mungkin jarang digunakan. Ibu Linda menjerit kecil sambil mengeratkan lagi rangkulannya.<br />"Arghhhhh.....hhhhhh..........."<br />Batang kemaluanku, aku benamkan dalam dalam, sampai habis. Aku membiarkannya berendam dalam lubang nikmat itu sambil kami<br />terus berkecupan. Setelah itu, dengan pelan aku angkat dan tusuk kembali. Suara rintihannya memberi semangat ayunanku. Aku genjot lagi, mata aku terpejam menahan kenikmatan yang luar biasa ini.<br />Setelah puas dengan posisi itu, aku angkat Ibu Linda sambil<br />aku duduk bersila. Kemudian, aku dorong agar vaginanya ke arah batangku. Ibu Linda ku dudukkan atas batangku. Kini dia yang melakukan gerakan. Ibu Linda mengayuh tubuhnya atas bawah<br />sambil mengerang dengan tanganku memeluk tubuhnya. Suara kami seolah bersautan mengerang keenakan. Aku lonjorkan kaki dan membaringkan badan dengan Ibu Linda masih berada di atas. Aku rasa batangku agak sakit, seperti mau patah. Kemudian aku<br />kembali ke posisi seperti tadi. Sekali lagi tubuh Ibu Linda mengejang, klimaksnya datang lagi, terasa basah batang ku didalam vaginanya.<br />Aku telungkupkan Bu Linda dan aku angkat pinggangnya, nungging sedikit. Kelihatan lubang vaginanya yang basah menanti<br />batangku. Aku terus sorongkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya dari arah belakang. Terasa sedikit sempit. Aku<br />dayung dengan lembut dan makin laju. Rintihannya berselang seling dengan suaraku yang mengerang keenakan. Sambil menusuk, aku mainkan teteknya, putingnya aku pilin-pilin sampai aku merasa hendak keluar, lalu aku cabut kontolku. Aku menelentangkannya lagi dan kami berpelukan lagi. Aku mengistirahatkan kontolku sebentar agar tidak keluar.<br />Ketika sudah kembali terkontrol, aku kembali dorong kontolku ke lubang vaginanya. Aku dayung dengan laju, makin laju dan terasa dihujung kontolku seperti gunung berapi yang hendak<br />memuntahkan lavanya, dan .......<br />"Arrrggghhhhh ........"<br />Satu letupan air mani menerjang ke dasar vagina Ibu Linda<br />diikuti jeritan kenikmatan yang maksimum keluar dari mulut Ibu Linda dengan keadaan tubuh yang kejang. Rupa-rupanya, kami mencapai klimaks bersama. Terasa kebasahan di dalam vaginanya, air maniku berpadu dengan air maninya. Aku biarkan kontolku terendam di situ buat sementara. Peluh yang memercik telah membasahi badan kami. Aku keletihan, begitu juga dengan Ibu Linda, kami terkapar bersama di pulau impian setelah berdayung di lautan berahi yang bergelora.<br />Pelan-lahan, matanya dibuka. Aku pandang dan renung jauh di dalam matanya. Terpancar kebahagiaan dan kepuasan di wajahnya. Aku juga begitu. Kami berkecupan tanda berterima kasih atas kerjasama dalam mendapat mendapatkan kepuasan seksual. Aku cabut kemaluanku dan berbaring di sebelahnya. Nafas turun naik dengan kencang.<br />Ibu Linda merapatkan tubuhnya ke arahku. Dia meletakkan kepalanya atas lenganku sambil tangan kanannya memeluk badanku. Jarinya memilin-milin putingku. Aku rasa geli, tapi<br />enak. Kemudian, tangannya lari dan memegang batang ku yang lembek dan basah itu. Diusap dan dibelainya dengan penuh manja. Aku biarkan saja, sambil membelai rambutnya. Dahinya aku kecup mesra.<br />Malam itu, kami tidur bersama dalam keadaan telanjang dan berpelukan. Nyenyak karena telah mengarungi lautan asmara bersama.<br />Subuh itu, aku terjaga dengan semangat baru. Kemaluanku<br />kembali ngaceng sengaceng-ngacengnya. Ibu Linda aku bangunkan, ternyata diapun menginginkannya. Dan sekali lagi kami belayar bersama ke pulau impian lagi. Akhirnya terdampar juga di<br />pantai pulau impian itu dengan sukses. Untuk kedua kalinya air maniku disemprotkan ke dalam lubuk kenikmatan yang tak ada tandingannya.<br />Setelah pagi, kami bangun. Aku mengenakan kembali pakaian dan membasuh muka. Ibu Linda memakai kembali dasternya dan terus ke bawah. Saat aku turun, telah terhidang dua cangkir teh di<br />atas meja. Kami mimum dan aku meminta diri untuk pulang.<br />Di muka pintu, sebelum pulang, Ibu Linda memberikan kecupan ke bibirku, dan mengingatkan aku agar datang lagi malam ini. Aku<br />angguk sambil tersenyum penuh arti....<br />Masih ada lagi 5 malam sebelum suami Ibu Linda pulang. Setiap malam akan kumanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan kenikmatan yang tiada tara ini. Dan selama 5 malam itulah aku memiliki kesempatan menggauili isterinya dengan berbagai gaya sepuas-puas-nya.<br />Aku tidak lagi tidur di kamar tamu, tetapi di kamar Ibu Linda. Kami tidur bersama, bertelanjang sepanjang malam seperti suami isteri. Ibu Linda menyukai pelayananku. Selama itu, kami telah melakukan hubungan berbelas kali. Bukan hanya di dalam kamar, malah di dalam kamar mandi juga. Ada kalanya kami bercinta<br />saat mandi bersama di waktu malam atau pagi. Aku rasa sungguh bahagia selama berada di rumahnya. Jessica tidak tahu mengenai hubungan ibunya dengan aku. Walau pun dia tahu aku bermalam di rumahnya, tapi dia tak tahu yang aku bermalam di kamar ibunya.<br />Teknik bercinta kami perdalam, setiap posisi akan kami coba. Kami sudah tak pilih tempat, asalkan aman, kami melakukannya.<br />Sesaat mandi bersama, dia akan menggosok badanku dengan sabun, serta dikocoknya kontolku. Aku juga menyabun ke seluruh<br />anggota badannya. Selepas itu, lubang vaginanya menjadi sasaran kontolku, kami melakukan sambil berdiri. Jika tidak orang di rumah, kami akan bertelanjang sepanjang hari, baik di ruang tamu maupun di dapur. Kami benar-benar senang berkelakuan sperti itu.<br />Pernah sekali Ibu Linda meminta aku semprotkan air mani ke mulutnya seperti yang pernah kami lihat di DVD , tetapi dia terus muntah. Mungkin belum biasa. Tapi untuk kedua kali dan selanjutnya, Ibu Linda tidak lagi muntah saat aku menyemprotkan air mani ke dalam mulutnya, dia akan langsung menelannya kemudian dia terus menjilatnya air mani yang tersisa di-kontolku hingga kering.<br />Aku semakin tau suami Ibu Linda jarang bersama dengan Ibu Linda karena terlalu sibuk. "Pantas lubang vaginanya masih sempit" bisik hatiku. Ini diakui sendiri olehnya. Sebab itulah<br />Ibu Linda merelakan dirinya disetubuhi karena sudah lama lubangnya tak dimasuki oleh kontol lelaki serta dibanjiri<br />dengan air mani yang hangat. Ibu Linda juga memberitahu dia sebenarnya gembira saat tau suaminya akan dinas luar selama beberapa hari dan aku akan menemaninya selama suaminya pergi. Jadi kesempatan itu tidak disia-siakannya, Ibu Linda sengaja mencari jalan agar dapat bercinta denganku. Rupanya, Ibu Linda sengaja ber-pura-pura jatuh ditangga untuk memancing aku.<br />Aku juga bertanya tentang resiko karena aku telah memuntahkan air maniku ke-vaginanya. Aku takut dia hamil nanti. Tetapi Ibu Linda menjelaskan yang dia secara teratur mengkonsumsi pil KB. Lega hatiku mendengar jawabannya.<br />Setelah dia memberitahu rahasianya, aku juga menyatakan kalau aku sudah lama menginginkan dirinya. Kukatakan jika dapat bersentuhanpun sudah lumayan, tapi ketika kesempatan untuk aku bersama dengannya terbuka luas, aku wujudkan impian aku. Kemudian, kami ketawa bersama. Tidak sia-sialah aku telat pulang ke kampung untuk menemaninya.<br />Malam ini malam terakhir aku menemaninya. Kami bercinta sepanjang malam, sampai kelelahan. Besok aku akan pulang ke kampung, dan suaminya akan datang dan akan tidur bersama dengan ibu Linda, jadi kami bercinta sepuas-puasnya. Bisa dikatakan kami tak tidur malam itu.<br />Keesokan paginya, aku pulang. Sebelum pulang, Ibu Linda mengucapkan terima kasih karena aku telah bersedia menemaninya<br />selama suaminya tidak ada Aku juga mengucapkan terima kasih atas layanan yang diberikan. Ibu Linda menyatakan bahwa dia sangat puas dengan hubungan kami ini, tidak pernah dia mendapat kepuasan seperti itu dari suaminya. Jauh di sudut<br />hatiku, aku bangga karena dapat membantunya mencapai kepuasan yang diharapkannya.<br />Tengah hari itu, suaminya pulang dan aku dalam perjalanan pulang ke kampung menghabiskan liburan sekolah.<br />Hubunganku dengan Ibu Linda tetap berjalan setelah tahun ajaran baru. Aku tidak memberi les lagi ke-Jessica karena kebetulan sekarang aku menjadi guru kelas Jessica dan sekolah kami melarang guru kelas memberi les kepada murid kelasnya sendiri. Kesempatan untuk tetap berhubungan timbul dengan diikutkannya Jessica ke-sanggar melukis bersama Cindy yang masih terhitung tetangganya. Saat Jessica berangkat bersama Cindy dengan diantar supir Cindy aku sudah siap masuk rumah untuk bercinta dengan Ibu Linda. Seringkali Jessica dijinkan untuk langsung ke-Bintaro Plaza untuk jajan bersama Cindy sehingga waktu kami menjadi lebih panjang. Pernah ketika Jessica pulang aku masih dikamar, terpaksa aku sembunyi dulu sampai Jessica mandi. Sayangnya sampai saat ini suami Ibu Linda belum dapat tugas keluar lagi.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-60679441237567464262009-10-14T20:59:00.000-07:002009-10-14T21:01:14.829-07:00ex-jiran punyer keje...Ini Merupakan pengalaman pertama aku melakukan kerja yang tidak pernah aku buat selama ini. Sekarang aku rasa sungguh menyesal tetapi apakan daya, tak guna menyesal<br />lagi kalau dah terlanjur......<br />Begini ceritanya.... Hari tersebut merupakan hari terakhir aku tinggal bersebelahan<br />rumahnya sebagai seorang jiran. Sebab pada hari itu aku akan berpindah ke tempat lain iaitu di seksyen 9 shah alam. sebelum ni aku tinggal di seksyen 19. NAk di ringkaskan lagi cerita, Pada tengahhari tersebut iaitu pada 15 mei 2000, aku cuma keseorangan sahaja dirumah lamaku untuk mengemas barangan untuk di angkut ke tempat kediamanku yang baru.<br />Jadi,semasa aku tengah mengemas barang barang tu,aku telefon lah ex jiran aku nie untuk mintak tolong sedikit, suruh die bawakan air dan sedikit alas perut. So masa die datang nie, aku tengah mengemas barang barang aku sendiri. Jadi maklumlah, setiap lelaki mesti ade simpan sekurang kurangnya satu cd lucah. So, cd ni terletak dalam kocek beg aku.Sewaktu aku angkat beg tu, terjatuh lah cd tu depan jiran aku ni, aku pun mintak tolong die suruh angkatkan cd tu, sebenarnye aku pun mula mula tak tau cd tu cd lucah pasal sibuk angkat beg aku tu nak letak kat luar rumah.<br />Jadi, dia ni pun tengoklah isi cd tu pasal aku buang cover cd tu takut ae orang lain jumpa cd tu. Masa dia bukak isi cd tu dia ternampak tajuk cd tu "amateur sex". Dia pun tanyalah kat aku, cd ni siapa yang punya? Aku pun tergamam bila dia tanya macam tu, secara spontan aku pandang dia dan ambik cd tu dari dia.muka dia merah padam pasal terlihat isi cd tu. Dia minta maaf pada aku pasal bukak isi cd tu tanpa tanye izin aku terlebih dahulu.<br />Aku cakap "takpe lah pasal ini pun kali terakhir kita berjumpa kan yana?" Dia buat buat takpaham ape yang aku cakap. lepas tu dia kata nak pasang cd tu kat vcd player aku. Itu pun pasal aku belum cabut player aku tu.Dia pun pasang lah cd haram tu. Aku dah sound die awal awal supaya jangan tengok cd tu tapi dia degil juga. Jadi apa aku boleh buat hanya temankan dia tengok cd tu.<br />Masa starting cd tu dia aku tengok ok lagi, tapi bila time pertengahan cd tu, aku tengok cara dia duduk pun dah lain dah, tadi dia duduk bersila,sekarang kaki dia dah terbukak sikit dah.Aku punya batang dah perlahan lahan bangun dari lamunan dah,masa tu aku dari awal lagi duduk terkangkang,jadi nampak lah batang aku tu menegang kluar sluar track aku tu.<br />Dia pandang kearah muka aku untuk tanye kenapa diorang sanggup buat cd macam tu, tak pikir nasib diorang? Aku tak jawab, tapi die terpandang batang aku tu. Aku terperasan, aku pandang balik muka dia, cepat cepat die alihkan pandangannya.<br />aku kata nak pandang pandang ajelah, ape nak dimalukan? Sebenarnye masa tu aku gurau ajelah, terlepas cakap. Jadi diapun tanyalah aku, aku tak kisah ke kalau dia nak lepaskan geram dia dengan aku? Aku pun jawab lah, Awak ni dah tak waras ke? kita ni jiran, mati nanti kalau jiran lain tau mampus kita! dia jawab, takpelah, awak pun dah nak pindah, last time kita berjumpa, dulu kecik kecik kita berkawan skarang ni saya rasa kita dah cukup matang.<br />Aku paham maksud dia.Dia pun mula rapat dengan aku,Aku pun biar ajelah pasal ingatkan dia saje aje nak rapat dengan aku,tapi lama kelamaan dia macam cacing kepanasan,tak boleh duduk diam,Aku cakap dengan dia kalau tak tahan pegilah tandas.Dia cakap saya tak tahan lain,bukannye nak ke tandas.Dia pun mulalah meraba paha aku.Aku terkejut masa tu,tak pernah aku terfikir pasal sex dengan dia sebelum ni.dia pun makin berani,cuba menaikkan nafsu aku dengan meraba raba batang ku,aku membalas "jemputan dia".Aku pun mengusap pipi nya dan cakap,maafkan saya kalau sayya buat benda ni keatas awak.Dia faham,Dia seperti merelakan tubuhnya dimamah oleh aku.Aku mulakan dengan mulutnya.Aku kucup beberapa kali sampai dia rimas.Dia mengerang kesedapan.Sambil aku bercium jari jemari aku gatal merayap ke payudaranya,dapat ku rasa putingnya yang dah mengeras macam buah anggur tu.<br />Aku pun tarik mulut aku dan cakap yang aku nak buka baju dia.Dia mengangguk,rela disetubuhi oleh ku.Aku cuba jadi gentlemen,secara perlahan aku buaka bajut shirt nya,nampak lah buah dada nya yang mengeras tu,coli dia pun macam dah nak putus,Aku bukak cangkuk coli nya.Buah tersebut macam hidup,melompat kluar dari kulitnya.aku jilat sepuas puasnya,ini lah permata setiap lelaki.aku buka seluar aku pual.<br />Dia melihat dengan tajam.Dah tegang dah massa tu.Aku cepat cepat suakan batang ku ke mulutnya.dia tak menolak.Dia mengulum sekejap saja.Pasal aku kata aku nak jelajah gua nya.dia senyum.dia kata teruskan.aku pun benamkan mulutku ke pantatnya.dia mengerng kesakitan kerana aku gigit kelentitnya.dia kata "ahhh perlahan sikit,takut berdarah"aku tak hiraukan permintaan tersebut.terus dengan kerja tadi.dia terlonjak sambil mengerang kesedapan.Air mazinya terpancut,dia climax,aku terus hirup air tersebut.dia sempat angkat muka dah senyum pada aku.Aku angkat beg aku tadi,letak bawah papan punggungnya.aku pun melutut.<br />aku geselkan kepala kote ku ke bibir pantatnya.dia menggeliat.aku terus terjah batangku ke dalam lurahnya.dia terkejut pasal dia masih ada dara.aku dayung dengan perlahan.sempit pasal dia masih dara.umur baru 16 thn.dia kata batang aku besar sangat samai dia tak boleh nak tierima nya.aku teruskan dayungan.Batangku ku tusuk sedalam yang boleh.Aku jumpa daranya.Dia minta belas kasihan dari pada ku.aku endahkan permintaannya.terusaku tusuk dalam dalam.prak,aku rasa ade benda koyak,dia spontan menjerit kesakitan,aku tutup mulutnya,dia merengek kesakitan.air matanya meleleh jatuh ke pipinya.<br />aku rehat sekejap.biar darah dara nya kluar sekejap.Aku teruskan adegan tadi,aku kata aku nak pancut dah,dia kata pancut saja lah,aku pun pancu lah dalam lurahnya.dia kata ade benda panas masuk dalam pantat dia.aku kata itu air mani aku.dia senyum.aku nampak air mani aku kluar dengan darah pantatnya.dia kata dia sedih pasal dah hilang dara.Tapi lepas tuh pintu diketuk orang.aku tak tau apa nak buat.aku pakai baju dan buka pintu.awek tu pun dah siap pakai baju dah.mak ddia datang nak tengok aku buat apa.aku relax aje..itulah pengalaman aku yang pertama.smpai sekarang aku masih contact ngan dia.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-44512607814903425712009-10-14T20:57:00.000-07:002009-10-14T20:58:17.973-07:00Aku Yang CurangSegala-galanya bermula apabila aku berpindah ke Shah Alam setelah mendapat pekerjaan baru. Aku menyewa di sebuah apartment yang di setiap tingkatnya mempunyai 4 pintu (rumah ler tu). Setelah hampir 1 minggu aku mula mengenali jiran² di tingkat aku iaitu 3 keluarga melayu termasuk aku dan 1 keluarga cina. Macam biasalah, kesemua mereka ini bekerja - ibarat kata pepatah; pergi pagi balik petang, dapat gaji bayar hutang…hehehe…gurau sikit. Dalam ramai² jiran aku, ada seorang jiran ni yang agak unik dan sering menarik perhatian aku. Dia ni kecil molek dan agak manis orangnya, mempunyai sebuah senyuman yang menawan, kekadang bertudung kekadang tidak, umur dalam lingkungan 23 tahun, mempunyai seorang baby perempuan berumur kurang setahun dannn seorang suami - berbangsa cina berumur dalam lingkungan lewat 40 tahun, kalau aku tak silap lah…tapi tua lah. Ni yang aku tak puas hati dan rasa amat tercabar, ngapalah diserahkan pusaka ibu miliknya itu kepada orang tua…tergamak dia, tapi dah jodoh nak buek camno, tak dapeklah den nak nolong ehh. Setiap petang selalunya balik kerja akan sampai rumah lebih kurang pukul 5.30 dan time itu jugalah selalunya dia akan balik dan hampir setiap hari kami bertembung, bertentang mata dan tersenyum simpul antara satu sama lain tanpa berkata² sebab aku ni memanglah pemalu sikit orangnya (malu-malu kucinggggggg gitu).<br />Babak Warm-Up…<br />Kisah stim aku yang pertama bermula hampir 5 bulan selepas itu (bulan Mac, dan masa ini aku dah tau nama dia Anisah). Pada petang tu, seperti biasa aku balik dan sedang aku nak parking kereta aku, tetiba aku nampak Anisah berada di dalam keretanya dan sedang siap² nak keluar. Oleh kerana di sebelah kanan keretanya ada beberapa parking lot yang kosong, aku pun parkingkan kereta aku di sebelah kanan keretanya dengan jarak 3 parking lot. Kemudian aku berpaling memandang Anisah dan di kala itu dia sedang membuka pintu untuk keluar. Sedang dia hulurkan kakinya untuk keluar, tetiba ntah dari mana datang angin yang agak kuat bertiup dan secara langsung telah menyelakkan skirt labuh 'lepas' nya. Oleh kerana belahan skirtnya sampai ke pinggang dan posisinya yang agak mengangkang, maka skirt labuhnya itu telah terselak luas dek tiupan angin itu sehingga menampakkan pangkal pehanya yang putih bersih dan telah memukau pandangan mataku. Anisah yang perasan aku merenungnya dengan pantas menutup pehanya kembali dan memandangku dengan raut wajah kemalu-maluan. Kemudian dengan satu jelingan manja yang terselit seribu pengertian, dia melangkah masuk ke rumahnya. Sejak itu perasaan aku jadi tak keruan, hatiku meronta-ronta untuk melihat, menilik dan seterusnya menikmati 'rahsia' pusaka ibu miliknya itu. Walaupun sudah beristeri dan mempunyai seorang anak, tapi untuk melepaskan perasaan ghairah yang tak tertahan, kekadang tu terpaksalah aku melakukan aktiviti gusti 5 lawan 1 (melancap lerr…) sambil fikiran aku berkhayal wajah dan tubuh bogel Anisah yang aku pasti sungguh menggiurkan….dadanya yang montok, putingnya yang kenyal, buntutnya yang menonjol-nonjol dan pastinya pantatnya yang sempit, berkemut-kemutan serta meleleh-leleh air lazatnya….peehhhhh…Aku terus menanti dengan sabar bilakah saat yang indah itu akan tiba walaupun kesabaranku makin lama makin berkurangan dan makin hari aku merasakan harapanku semakin tipis… namun…kata orang kesabaran itu pasti ada balasannya…dan pada hari yang bersejarah itu….<br />Babak Stim<br />Hari itu adalah hari kesepuluh selepas kelahiran babyku yang kedua, dan macam biasalah, aku telahpun menghantar anak bini aku ke kampung…jadi bujanglah aku dalam sebulan ni…hehehe…Pukul 10.00<br />malam, aku kembali dari gerai berhampiran setelah pekena teh tarik dan roti canai. Ntah mengapa hujan turun dengan lebat-selebatnya. Aku pun keluar dari kereta sambil berpayung. Sambil berjalan aku meninjau² kereta Iswara Anisah dan tiba-tiba…dalam kesuraman malam dan kelebatan hujan, aku melihat ada seseorang dalam kereta itu dan seolah-olah sedang melambai ke arahku. Akupun terus merapati kereta Anisah dan mendapati Anisah dan babynya sedang berlindung dalam keretanya dek kerana hujan yang lebat. Dengan suara yang terketar² kesejukan memberitahu babynya demam dan tidak boleh kena hujan. Anisah meminta aku untuk menolong memayungkannya hingga ke pintu rumah. Oleh kerana saiz payung yang kecil dan untuk mengelakkan dari terkena hujan (tapi kena juga…) sambil berjalan akupun terpaksa merapatkan tubuhku dengan tubuh Anisah dan tanpa disedari aku telah memeluk pinggangnya. Apabila sampai ke pintu rumah, ku lihat pipi Anisah kemerahan mungkin kerana menahan malu. Oleh kerana Anisah sedang memangku baby, akupun mengofferkan diri untuk membuka kunci pintu rumahnya. Mungkin kerana mengenangkan jasaku, Anisah mengajak aku masuk ke dalam rumahnya sebentar untuk minum kopi buat memanaskan badan lagipun dia kata bini aku bukan ada kat rumahpun…(terkejut aku camna dia boleh tau hal ini…tapi mungkin sebab dia ni seorang jiran prihatin kot…). Setelah manghantar babynya ke bilik, Anisah pun menjenguk aku di ruang tamu. Lantas aku pun bertanya tentang suaminya. Anisah dengan suara yang agak sayu memberitahu yang suaminya outstation ke Cameron Highland selama 2 minggu kerana urusan pembelian dan penerokaan tanah balak bagi pihak syarikatnya. Dah seminggu dia keseorangan bersama babynya dan tadinya dia baru balik dari klinik, tak sangka pula hujan akan turun dengan lebatnya. Semasa bercakap² itu barulah aku perasan yang Anisah memakai blouse satin cream yang amat nipis. Oleh kerana tempias dek hujan dan basah, blousenya menjadi transparent dan melekap pada tubuhnya serta menyerlahkan buah dada di sebalik coli halfcupnya. Aku terkedu dan menelan air liur. Menyedari mata aku seolah-olah sedang menelanjangi tubuhnya, Anisah lantas menuju ke dapur sambil berkata dengan manja "Hai cik abang oiii, janganlah tengok orang macam tu, awakkan sedang berpuasa". Tubuhku yang agak sejuk serta-merta menjadi panas dek gelodak nafsu yang kurasakan bagai badai yang melanda tiba². Kini aku serahkan diriku kepada nasib. Dengan perlahan aku bergerak ke dapur dan kulihat Anisah sedang membancuh kopi sambil membelakangiku. Kulihat tubuh Anisah sungguh menggiurkan dan kejantananku rasa cukup tercabar….aku nekad…Dengan perlahan dan hati yang gementar aku merapatkan tubuhku hampir ke belakang Anisah. Merasakan ada dengusan nafas yang kuat di belakangnya, dengan pantas Anisah memusingkan badannya dan tanpa sengaja melanggariku hingga hampir hilang keseimbangan. Aku pun lantas mendakap tubuhnya dari jatuh. Anisah meronta dalam dakapanku. Aku pun berkata dengan suara tersekat² " Please Anisah, please sayang…please be calm and listen to me…I'm not gonna hurt you. I love you and I'm waiting for this moment since first time we met." Anisah terpampan setelah mendengar kata²ku. Aku merenung tajam ke dalam matanya dan dengan perlahan aku merapatkan bibirku ke bibirnya yang sedikit terbuka tapi kaku….hmmm sweetnya kurasakan. Dan inilah pertama kali aku merasai kemanisan & keghairahan mengucup bibir isteri org. Perhhhh, tu baru bibir…belum kucup pantat dia lagi…hhhesshhhhh<br />Babak Foreplay…<br />Ternyata kucupan pertamaku telah berjaya menghangatkan gelodak nafsu Anisah. Aku dapat merasakan betapa Anisah begitu menginginiku so badly…yelahkan, babynya baru beusia 2½ bulan dan pastinya dia dan suaminya masih berpuasa sepertiku…dan dalam diam² aku tau betapa Anisah juga menyukaiku…sebab kalau nak dibanding ngan suami dia, pastilah aku lebih hensem & lebih uummpphhh..hehehe…Ciuman kami menjadi semakin rakus. Kami saling hisap-menghisap, sedutmenyedut, kulum-mengulum bibir dan lidah masing-masing. Setiap inci ruangan mulutnya lidahku jelajahi. Kami semakin hilang kawalan…sambil berkucupan, tanganku dengan kasar meraba seluruh tubuh hangat Anisah…leher, belakang, dada, pinggang dan pehanya…yang masih berbalut pakaian. Desiran suara kami begitu mengasyikkan… "sseerrrrrrr…uuuhhhhh….ppessssss….hhehhhhhhhh" begitu ghairah menikmati kelazatan beromen antara 2 insan….Kemudian, aku mengangkat tubuh Anisah ke atas kabinet. Aku memandang wajah layu Anisah dan berkata, " Sayang, may I…?" Anisah mengangguk lemah…lantas aku pun dengan perlahan menyingkap baju Anisah dan seterusnya coli half-cup pinknya…tu dia…terserlah di hadapan ku bukit indah yang sering kuimpikan. Dengan perlahan aku mencium dada Anisah. Ku menikmati setiap aroma yang terbit dari tubuhnya…sungguh<br />memberansangkan bau hujan. Lidahku menjalari setiap ruangan dada Anisah, memusing-musing di sekitar buah dadanya, sambil kedua tanganku meramas-ramas lembut buah dadanya…memang mengasyikkan…Anisah berusaha menggerakkan buah dadanya supaya putingnya bersentuhan dengan lidahku untuk disedut…hhmmm, akupun tidak menghampakan harapannya dengan menyedut-nyedut putingnya yang agak besar dan tegang itu. Terlentik-lentik badan Anisah menahan keghairahan yang melanda dirinya dek sedutan lidahku. Kemudian, setelah puas bermain disekitar dadanya, lidahku meneruskan penerokaannya ke bahagian perut & pusat Anisah. Di kala ini, tangan aku mula menyingkap skirt hitam labuh yang dipakainya ke atas hingga terserlah pantiesnya yang berwarna pink dan berbunga² lagi…hehe. Sambil lidahku bermain² di sekitar perutnya hingga ke ari-ari, kedua-dua tanganku mengusap rakus peha, lutut dan betis Anisah. Tidak tahan dengan rasa geli yang melanda, Anisah mengepit kedua kakinya ke pinggangku. Maka, batangku yang sememang dah stim gila dalam kurungannya menjadi semakin stim apabile bertembung dengan pantat Anisah yang juga masih dalam kurungannya.<br />Aku merasakan saat yang dinanti telahpun tiba. Aku pun dengan gelojohnya membuka bajuku dan campakkan ke lantai, begitu juga dengan blouse dan coli Anisah. Kemudian, tanpa berlengah aku unhookkan skirt labuh Anisah dan melorotkan ke bawah. Kini hanya tinggal pantiesnya saja…dan aku biarkan buat sementara waktu. Seolah-olah mengerti kehendakku, Anisah membuka butang seluarku dan seterusnya unzipkannya…nah tu diaaaa…pusaka tok gajah ku terus terpantul keluar. Ayat pertama yang keluar dari mulu Anisah ialah " Eh! Abang tak pakai seluar dalam yea?" Aku hanya tersenyum agak malu sikit sebab rahsiaku telahpun terbongkar..hehe…Then, aku kembali mencium mulut Anisah. Tanganku mula tak sabar untuk merasai pantat Anisah, so, tanpa berlengah, akupun meraba-raba pantat Anisah yang masih berbalut itu. Tertanya rabaan dan gosokkan tanganku membuatkan Anisah 'hilang' sebentar. Aku yang semakin ghairah terus menurunkan kepalaku ke celah kelangkang Anisah dan mulutku dengan pantas menggigit manja pantat Anisah yang tembam tu. Kemudian, aku melurut panties Anisah ke bawah. Puuhhhhh, cantik dan indah betul pantat Anisah ni. Bulunya di trim halus mungkin sebagai persediaan untuk dirasmikan oleh suaminya kut nanti…hehe…Sebelum aku menjilat pantat Anisah, aku mendekatkan hidungku dan menyedut dalam-dalam….hhuiiyoooo, aromanya sungguh mempersonakan dan menyetimkan….Tanpa berlengah akupun menjilat-jilat pantat Anisah…bermula dari pangkal dubur hingga ke atas…Apabila melalui lurah pantatnya yang masih sempit itu, aku menusukkan lidahku sedalam-dalamnya. Apabila berjumpa dengan kelentitnya, aku sedut semahu-mahunya…Suara Anisah dikala ini tak payah nak citer ler…meraung-raung (tak der lah kuat sangat…secukup rasa) "Abangggggggggggggg….aduiiiiii banggggggggg…issshhhhhhhhhhhhhhh…hahhhhh….hahhhhhh…babbanggg..tolonggg…bang" sambil tangannya meramas-ramas rambutku…sakit juge siut…hehe….tugas jilatku selesai apabila Anisah mencapai klimaks yang pertama…dan dengan suara yang lemah dan tersekat-sekat itu, dia berkata " banggg, cukup banggg…cukup…nisah dah tak tahan dah nii…." Aku pun menegakkan badanku sambil membiarkan Anisah memulihkan semangat kembali. Anisah meminta aku menurunkannya ke bawah. Then, Anisah duduk berlutut dan kepalanya betul² mengadap batangku yang sedang mencanak tu. Sambil menggenggam batangku Anisah mendongak kepala memandangku dengan tersenyum…dan sekelip mata kemudian kulihat batangku telah ditelan ke dalam mulutnya….Oohhhhhhhhhhhh…sungguh indah dunia ini kurasakan…Anisah mengulum batangku dengan rakusnya dan sesekali aku terjingkit-jingkit menahan kengiluan apabila batangku terkena gigi Anisah. Setelah hampir 10 minit Anisah mengulum, menjilat, menyedut-nyedut dan menggigit² manja batangku, aku rasa dah tak dapat bertahan lagi. Aku merasakan kenikmatan semakin menuju ke puncaknya. Air maniku semakin berkumpul auranya dan kini mula bersiap-sedia untuk melakukan tujahan, dan akhirnya dengan tubuh yang kejang dan suara terketar² macam lembu kene sembelih, aku pancutkan air mani yang pekat ke dalam mulut Anisah. Anisah terperanjat dan terus menarik mulutnya dari batangku sambil mengemam air maniku. Sambil tersenyum malu dan memukul pehaku, Anisah berlari ke sinki untuk membuang dan mencuci saki baki air mani dan mulutnya. Aku memandang Anisah dan bertanya "Laaaaaaaaaaaaaaa…ngapa tak ditelan semuanya…boleh buat awet muda tau"Anisah tersenyum menjeling….."abang ni….teruk laa" Kemudian, aku memeluk Anisah, mencium mulutnya dan berkata, " Thanx sayang…" "Nisah pun sama juga" balasnya. Setelah berpelukan, akupun mendukung Anisah ke bilik tidurnya…untuk meneruskan babak seterusnya….<br />Babak Pertarungan…<br />Kini hidangan lazat untuk jamahan seterusnya terbentang di depan mata. Aku agak nervous sikit sebab inilah pertama kali aku akan bersetubuhan dengan perempuan selain dari isteriku…dah lah tu bini orang pula…aarrgghhhhhhhhhh…kan tadi aku dah tekad…Dengan perlahan aku membaringkan Anisah di katilnya…kemudian aku menghidupkan lampu bilik yang tadinya samar-samar…sememangnya aku suka melakukan seks dalam suasana yang terang…Anisah terlentang sambil memandangku dengan penuh bernafsu tapi masih terasa malu & gementar… Kemudian, aku merangkak naik ke katil dan terus menindih badan Anisah. Kami berpelukan erat dan terus berkucupan panjang. Nafas kami berdengusan seperti taufan menahan gelora nafsu. Aku tau di saat ini masing² tidak sabar lagi untuk berlayar ke lautan madu. Sambil menjilat dan menyonyot buah dada Anisah, aku mula menggesel-gesel batangku yang mula keras itu ke alur pantat Anisah. Anisah mula mendesah-desah sambil menggoyangkan punggungnya melawan geselan nikmat batangku. Pantatnya mula basah kuyup kembali dan semakin tak sabar untuk menelan dan mengemut batangku ke dalam. Aku kini bersedia untuk menusuk senjata keramatku ke dalam pantat Anisah. Anisah dengan relahati mengangkang kedua kakinya untuk memudahkan kemasukan batangku ke dalam pantatnya. Aku menarik nafas dalam dan sambil sebelah tangan memandu batangku, aku menusuk dengan perlahan ke dalam pantat Anisah…aduuuhhhhhhhhh sungguh nikmat kurasakan. Ternyata lubang pantat Anisah masih ketat macam anak dara. Cuma selaput daranya saja yang tak de. Setelah separuh kemasukan, Anisah sambil berdengus dalam mengangkat punggungnya untuk mempercepatkan kemasukan batang hingga ke pangkal. "Abangggg, sedapnya bang…masuk lagi bang…aduiii bang…nisah nak bangggg" rayu Anisah. Aku pun mula mendayung dengan perlahan-lahan sambil menikmati rasa sensasi yang amat hebat. Begitu juga halnya dengan Anisah. Meraung-raung kecil Anisah menahan serangan demi serangan dariku…setelah hampir 10 minit, Anisah semakin ganas, tangannya menjadi semakin tak tentu arah, sekejap menarik-narik cadar, sekejap merangkul leherku dengan kuat, sekejap mencakar-cakar belakangku, menandakan dia mula hendak mencapai klimaksnya. Sambil mengeleng-geleng kepalanya ke kiri kanan, mulutnya mengomel-ngomel " abang, laju lagi bang, laju lagi bang…sedap bang…sedapnya bang…ohhh godddd..sedapnya…." Aku semakin bersemangat dan melajukan hentakan batangku ke dalam pantat Anisah…hinggalah akhirnya Anisah berdengus panjanggg.."ARRrgggggggggggggggggggggghhhh bangggggggggggggg…. Aarrggggggggggggggg..duiii…aargggghhhh abanggggg…aarrggghhhhh" Ternyata Anisah telah klimaks dan terdampar kelayuan. Aku memberhentikan sebentar hentakanku untuk memberi ruang untuk Anisah bernafas. Kemudian aku mulakan kembali hentakan yang lebih bersemangat kerana sebentar lagi aku juga akan merasai sensasi yang sama. Anisah yang telah menikmati kepuasan mula memberikan layanan yang lebih hebat dengan kemutan yang lebih padu. Akhirnya aku tak mampu lagi menahan rasa kenikmatan di batangku…dan "Anisahhhh… I'm, cumminggggg….aaarrghhhhhhhhhhhhhhhhhhh" akhirnya batangku memancutkan maninya yang hangat ke dalam lubuk rahim Anisah. Aku tak peduli samada benihku akan bercambah atau tidak, yang ku ingini ialah rasa sensasi yang hebat apabila batang yang telah menembak akan dikemut-kemut oleh pantat Anisah yang sempit itu. Ku lihat badan Anisah juga kejang di saat aku mencapai klimaks ku. Ternyata kami melalui saat² klimaks bersama walaupun untuk kali kedua buat Anisah. Setelah masing² hilang bunyi dengusan ibarat lembu kena sembelih, kami terdampar kepenatan. Aku mengucup dahi Anisah tanda mengucapkan terima kasih. Anisah mengucup pipiku sambil memberikan senyuman manis. Selepas lap kemaluanku dan Anisah, kami terlena dalam pelukan sambil berbogel. Kami terjaga lebih kurang pukul 3.30 pagi apabila terdengar suara tangisan baby Anisah kerana terjaga dari tidur. Anisah berkejar ke arah babynya. Setelah babynya terlelap semula, aku mendapatkan Anisah, dan kami project sekali lagi. Sebelum aku kembali ke apartmentku. Itulah kali pertama dan terakhir aku melakukan seks dengan Anisah kerana sejak hari itu, aku agak rasa bersalah dan malu terhadapnya. Walaupun aku merasakan Anisah masih mengingini layanan seks dariku. Aku takut jika perbuatan kami akan dapat dihidu oleh jiran atau yang paling teruk oleh suaminya. Pasti musnah kehidupan rumahtanggaku juga rumahtangganya. Kebetulan seminggu selepas kejadian tersebut, terdapat sebuah rumah teres yang kosong untuk disewa, so dengan cepat aku buat keputusan untuk berpindah ke rumah tersebut walaupun agak mahal tapi yang pasti kejadian aku bersama Anisah pasti tak akan berulang kembali dan yang penting rahsia kami akan tetap tersimpan sekurang-kurangnya di dunia ini, begitulah harapanku… …hingga ke saat ini…<br />Sekianlah secebis kisah dariku…harap pembaca puashati dengan cara penyampaianku…inilah yang terbaik dapat kupersembahkan. Ada komen atau nak berkenalan, kontekler aku kat khalifah_73 at suratpanas titik kom…maybe ada sesuatu yang menarik menanti kita…okehlah babai.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-20555013179879362502009-10-14T20:41:00.000-07:002009-10-14T20:42:00.328-07:00Aku Dah BertunangTunang aku orang Pahang dan aku orang Kedah. Macam biasa bila dah bertunang, mesti pergi rumah dia. Tunang aku ada 3 orang adik perempuan dan 2 orang laki-laki. Ketika aku ke rumah dia, adik lelakinya tiada di rumah kerana ke rumah abangnya di Kuantan. Yang ada hanya ibu, kakak dia 2 orang dan adik perempuannya. Buat pengetahuan kau orang, tunang aku ni baru kehilangan ayah. Nak dijadikan cerita, sewaktu aku ke tandas untuk mandi, aku tak perasaan dalam bilik air tu ada adik tunang aku(aku panggil dia Ina). Masa aku masuk, dia tengah buang air kecil. Jadi ternampaklah cipapnya yang tak berbulu. Maklumlah budak lagi, baru umur 11 tahun. Aku pura-pura minta maaf kerana tak tahu dia di dalam. Kemudian dia berkata, “Abang Halim nampak ke?”. “Nampak apa?”, aku kata. “Nampak tu laa…”. Aku fahamlah apa yang dimaksudkan anak gadis ini. “Nampak... kenapa?”. “Taklah… segan saja”, katanya. “Laaa... semua perempuan punya tu sama saja, apa nak dimalukan”, aku menyampuk. “Abang Halim buat apa dalam bilik air ni?”, Ina bertanya. “Nak mandi”, kata ku. “Mandilah”, katanya balik. “Ialah… Ina keuar dulu”, balas ku. “Laaa apa nak malu… kan lelaki punya semua sama”. Aku kena balik. “Ok… tapi jangan teperanjat”. Aku mula memberanikan diri. Aku terus buka towel aku dan batang aku yang panjang 7 inci terus mencacak macam nak meletup. “Bengkok!!!”, perkataan yang keluar dari mulut Ina. “Kenapa… tak pernah tengok ke?”. “Tengok gambar saja tapi batang kat gambar tu tak bengkok macam batang abang Halim”, katanya. “Habis tadi Ina kata semua sama?”, balas ku. Ina tersenyum malu. “Ina punya macam mana pula?”, tanya ku. “Entah…”, jawabnya dengan ringkas. “Boleh abang Halim tengok?”, kata ku. “Malulah”, balas Ina. “Apa nak malu… Ina dah tengok abang Halim punya”, aku mengayat lagi. “Ok... tapi jangan bagi tahu kakak”, katanya. “Ok”, balas ku. Ina membuka kain batiknya dan ternampaklah nonoknya yang tembab tak berbulu. Fuh… merah lagi. “Boleh abang Halim pegang?”. “Nak buat apa?”. “Pegang saja”. “Malulah”, katanya. Batang aku semakin tegang melihat nonoknya yang kian mengembang. “Bolehlah”, pinta ku. “Kejap saja tahu”, katanya. “Ok”. Aku beraba nonoknya. Aku cari biji kelentitnya. Nah dapat. Aku gesek manja. Ina kian gelisah. Air mula terbit bila aku mengentil kelentitnya. “Abang Halim jilat boleh?”, kata ku. Ina menganggukkan kepala. “Ina duduk mengangkang”, pinta ku. Ina duduk dan kakinya mengangkang luas. Nampaklah nonoknya terbuka lalu aku menjilat. “Aahhhhhhh... sedap bang Halim”, rengek Ina. Aku terus menjilat tanpa rasa geli. Aku masukkan lidah aku ke dalam nonoknya. “Ahhhhhh… sedapnya... lagi… lagii… lagiii… sedap...”, kata Ina. Aku menarik tangannya memegang konek ku. Ina ku ajar melancapkkan konek ku. “Besarrrr… panjanggggg…”, katanya. “Ina kulum konek abang”, pinta ku. Tanpa berkata apa-apa, Ina terus mengulum batang aku. “Fuhhhhh… sedapnya Inaaa”. Makin aku kata sedap, makin laju pergerakkan mulut Ina. Dia hisap buah aku. Aku rasa budak ni dah stim 100%. Setelah puas mengulum, Ina bangun lalu berkata, “Hari ni Ina nak abang Halim”. Terperanjat aku mendengar katakatanya. Ina semakin rakus. Habis aku dijilatnya dari hujung rambut sampai ke hujung kaki. Yang paling sedap bila dia jilat lubang jubur ku. Fuhhhhh… sedap sekali. Aku menarik Ina ke atas. Aku hisap teteknya yang tak berapa besar. Aku nyonyot betul-betul. Ina kian stim. Kemudian aku halakan batang aku ke cipap Ina dengan laju. Ina menjerit<br />lalu berkata, “Ina masih dara… Ina tak nak. Ina puaskan abang Halim tapi jangan masukkan ok”, katanya. “Oklah”, aku mengalah. Lagipun dia sekolah lagi dan masih sempit nonoknya. Kalau masuk pun, buat sakit kepala aku saja. Lagipun kakak dia, aku akan rasa tak lama lagi. Kemudia aku berkata, “Ok abang Halim tak masukkan tapi Ina kena hisap konek abang Halim sampai keluar…”, kata ku. “Baiklah”, balasnya. Ina terus hisap konek aku. Kali ni ganas sikit cara dia menghisap. Buah aku pun dia hisap. Aku terus meraba teteknya. Lebih kurang 15 minit dia hisap, aku rasa nak terpancut. Aku kata, “Ina… dah nak keluar ni…”. Ina menarik mulutnya. “Ina telan ya air abang Halim”, kata ku. “Eemmm”. Itulah yang aku dengar. Dia terus mengulum batang ku. Akhirnya satu pancutan yang kuat dan banyak aku rasakan keluar dari konek ku dan Ina terus menelannya hingga kering. “Apa rasanya?”, kata ku. “Sedappppp”, katanya. “Ina puas?”, tanya ku. “Puas… tersangat puas”, katanya. “Bila Ina boleh hisap lagi?”, Ina bertanya pada ku. “Bila-bila kalau Ina nak”, kata ku. Dari hari itu Ina mula ketagih menghisap konek ku. Pernah masa aku tengah tidur kat sofa, dia hisap konek aku. Tak tahulah dah berapa gelen air mani aku bakal adik ipar aku telan. Yang aku tak dapat lupakan sewaktu dia hisap konek aku ialah semasa air mani aku keluar, dia suruh pancut kat mukanya dan dia keluarkan air maninya depan aku. Sejak dari itulah kalau cuti aku akan ke Pahang untuk memberikan air mani ku buat adik ipar aku yang kuat hisap konek tu.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-77107984681967934432009-10-13T23:47:00.001-07:002009-10-13T23:47:53.248-07:00Aku Bertudung SeksiNama saya Azura. Saya seorang gadis berumur 20 tahun.Saya bekerja di sebuah cyber cafe' di sekitar Ipoh. Saya suka tubuh badan terutamanya dada dan punggung saya diperhatikan orang. Tapi bukan dalam keadaan berbogel. Saya berkulit cerah dan berambut lurus paras bahu. Tinggi saya dlm 5 kaki lebih dan berat 45kg. Potongan badan saya pula ialah 36/25/32. Tapi ini adalah skrg. Dulu tubuh saya tidak begini. Semasa saya masuk ke sekolah menengah, badan saya sungguh kurus, bagaikan dahan pokok. Saya sentiasa berasa cemburu melihat kawan-kawan saya yg mempunyai potongan badan yg menarik. Walaupun saya ni jenis gadis yang bertudung, tapi keinginan utk memiliki tubuh yg indah tetap ada. Namun lama-kelamaan badan saya mula berkembang. Saya berasa sungguh gembira dgn perubahan diri saya. Tapi tak siapa dari kawan-kawan saya yg menyedarinya kerana setiap kali ke sekolah saya memakai baju kurung serta tudung yg menutup bahagian dada saya yg berukuran 36b. Pada satu hari, saya telah tidur di rumah kawan saya iaitu Liza. Dan keesokkan harinya Liza mengajak saya keluar berjalan-jalan di bandar. Saya setuju aje. Saya hanya memakai tudung, t-shirt serta jeans manakala kawan saya memakai baju 'bodysuit' warna hitam serta jeans biru (Liza tidak memakai tudung). Baju tersebut menampakkan bentuk tubuh kawan saya walaupun bajunya tak ketat. Dan bila kami berjalan di bandar, saya lihat banyak mata lelaki yg tertumpu pada kawan saya. Ada juga yg cuba mengorat. Saya lihat kawan saya tersenyum bangga. Kebetulan saya ada duit lalu saya mengajak kawan saya utk membeli baju bodysuit utk saya. Saya beli dua. Warna hitam dan biru. Sekembalinya saya ke rumah saya, saya terus mencuba kedua-dua baju tersebut. Gembira hati saya. Walaupun baju tersebut tidak terlalu ketat, namun ianya tetap menyerlahkan bonjolan buah dada saya. Dan pada hari Sabtu yg berikutnya, saya bercadang hendak ke bandar dgn memakai baju bodysuit tersebut. Saya pun memakai baju tersebut tanpa memakai tudung. Tapi ibu memarahi saya. Menurutnya saya tak seharusnya meninggalkan rumah tanpa tudung saya. Nak tak nak saya terpaksa juga memakai tudung saya. Sewaktu tiba di rumah Liza, dia kata saya nampak kolot. Jadi dia pun melilit hujung tudung saya ke belakang. Bila saya menatap diri saya di cermin, saya tahu kini dada saya terserlah. Dan kami pun ke bandar. Kini ramai lelaki yg bertumpu kpd saya pula. Kebanyakkan dari mereka merenung dada saya. Saya mula berasa bangga. Setelah tamat tingkatan 5, saya dan Liza bekerja di sebuah cyber cafe kepunyaan kakak Liza. Saya lihat setiap kali apabila kakak Liza tiba di cyber cafe tersebut, pakaiannya sungguh seksi. Dia sentiasa memakai skirt pendek dan bajunya terdedah di dada. Walaupun saiz buah dadanya kecil berbanding adiknya, namun disebabkan keluasan kolar bajunya, alur dadanya tetap nampak. Satu hari ketika saya, Liza dan kakaknya sedang berbincang, kakak Liza mengarahkan Liza dtg kerja besok berpakaian seksi spt dia. Alasannya supaya dpt menarik lebih ramai pelanggan. Bagi Liza itu bukan satu masalah. Cuma bagi saya ianya satu masalah. Saya<br />menyatakan yg saya tak dpt berbuat demikian kerana imej saya yg bertudung. Liza menyatakan bahawa saya mempunyai saiz dan bentuk buah dada yg sungguh cantik tetapi sayangnya saya hanya menyorokkannya di balik baju saya. Akhirnya saya bersetuju dgn permintaan mereka. Lantas kakak Liza menyerahkan kpd saya 2 helai baju bodysuit yg baru. Keesokkan paginya saya bersiap utk ke cyber cafe dgn baju yg diberi oleh kakak Liza. Tersenyum saya sendirian di depan cermin apabila melihatkan baju tersebut begitu ketat menyebabkan dada saya begitu berbonjol. Dan disebabkan potongan lehernya yg begitu luas, maka terserlah le alur buah dada saya yg terbentuk indah akibat keketatan baju tersebut. Tapi saya tahu ibu akan mengamuk jika melihat saya berpakaian begini. Jadi apabila saya mengenakan tudung saya, saya biarkan saja hujungnya menutup dada saya. Sebaik saja saya sampai di cyber cafe, saya pun melilit hujung tudung saya ke belakang. Dan saya bekerja spt biasa. Kini satu keseronokkan baru yg saya alami. Cyber cafe tersebut bertambah pelanggannya. Kebanyakkannya ialah lelaki. Saya dapati mereka lebih seronok merenung saya dari melayari internet. Ada juga yg sengaja dtg ke kaunter tempat saya duduk dan berpura-pura membelek-belek cd-rom. Tapi saya tahu mata mereka lebih cenderung merenung dada saya. Pada ketika ini le saya dgn sengaja menjatuhkan pen saya ke lantai. Tujuannya ialah, apabila saya tunduk utk mengambil pen tersebut, lelaki yg memerhati akan dpt menikmati keindahan alur buah dada saya yg lebih terdedah drpd saat ketika saya duduk atau berdiri. Liza menyatakan yg saya kini adalah aset berharga pada cyber cafe kakaknya. Bila saya hendak mengambil barang dari almri di belakng kaunter, saya akan melentikan punggung hingga ketoneggekan punggung saya terserlah di mata pengunjung2. Dan jika ada lelaki yg mempunyai masalah dgn komputernya, saya akan pergi kpd lelaki tersebut yg semestinya sedang duduk di depan komputer. Saya akan berdiri mengadapnya, kemudian apabila lelaki tersebut menyatakan masalah komputernya, saya akan tunduk utk mendengar. Sudah pasti lelaki tersebut dpt menatap alur buah dada saya secara dekat. Dan sepanjang tempoh saya membetulkan masalah komputer lelaki itu, saya akan lakukannya dlm keadaan tunduk dan saya halakan dada saya ke arah lelaki tersebut manakala punggung saya, saya halakan kpd org di sebelah.Ketika ini juga saya sudah mula gemar memakai seluar ketat. Bila dpt duit gaji, saya beli beberapa helai lagi baju bodyshape yg baru. Kali ini lebih ketat dan bahagian dadanya lebih luas. Saya juga mula menyukai push-up bra. Walaupun buah dada saya sudah mmg besar, tapi saya suka memakai push-up bra ini kerana ianya mampu membuatkan buah dada saya nampak lebih terbonjol. Dan spt biasa saya dan Liza keluar ke bandar. Saya memakai seluar slack yg sendat hingga kelihatana bagaikan melekap di punggung serta baju bodyshape warna putih yg sungguh ketat dan jarang sehingga menampakkan push-up bra yg saya pakai di dlm. Spt biasa saya akan gunakan hujung tudung saya utk menutup dada saya yg terdedah. Bila sampai di rumah Liza baru le saya melilitnya ke belakang. Di bandar saya menjadi tumpuan ramai lelaki. Kesemuanya naik terbeliak biji mata melihat saya terutamanya bahagian dada saya. Mana taknya.. potongan kolar baju saya begitu luas sehingga mendedahkan setengah dari buah dada saya. Ditambah pula dgn kepadatannya akibat kesan dari pemakaian push-up bra.<br />Ketika ini saya dgn sengaja jalan mendada. Di mana ada lelaki, di situ le saya akan berbuat begitu. Satu lagi, saya suka pakai kain ketat warna cerah yg lembut dan tipis hingga menampakkan seluar dalam. Kalau saya berjalan di dlm shopping complex, saya akan berpura-pura berasa sejuk dgn memeluk tubuh saya sendiri. Ini membuatkan buah dada saya spt nak terkeluar dari bra yg saya pakai. Dan membuatkan mata kebanyakkan lelaki tak berkelip. Tapi ada juga yg komen saya pakai tudung, tutup rambut spt gadis yg bersopan tapi pakai seluar ketat dan baju yg mendedahkan dada. Ini fesyen baru ke?... Tapi saya hanya buat tak tahu je. Yg penting saya puas. Saya suka setiap pergerakan saya diperhatikan. Tambah-tambah lagi apa yg diperhatikan itu adalah dada saya. Saya pernah tinggal dgn Liza di rumah bujang. Saya boleh pakai baju yg seksi tanpa perlu takut dgn ibu saya. Baju kebaya utk Hari Raya saya pun mendedahkan dada saya. Tapi saya tetap pakai tudung. Ianya dah jadi tabiat saya dan juga trademark saya. 'Gadis bertudung Yg Seksi'. Skrg saya masih lagi dgn imej saya dan masih bekerja di cyber cafe kakak Liza. Liza kini dah pakai tudung. Tapi bukan nak tiru saya.Sebab dia dah kahwin dan suaminya tak suka dia pakai seksi. Begitu juga dgn kakak Liza yg kini asyik berbaju kurung je. Katanya sesuai dgn usianya. Saya pulak kini bukan hanya dedahkan dada bahkan peha pun saya dedahkan. Skrg ni saya suka pakai kain labuh yg terbelah di sisi. Saya dgn sengaja menyelak bahagian yg terbelah hingga menampakkan seluar dlm saya ketika saya duduk. Kalau saya pakai baju kurung pun saya tetap mahu kelihatan seksi. Saya akan pakai pushup bra saya. Dan di cyber cafe pula saya akan menyelak kain baju kurung saya hingga menampakkan peha saya ketika saya duduk. Walaupun saya tak dpt dedahkan dada saya, tapi saya puas hati dpt dedahkan peha saya. Saya juga selalu pergi berenang. Tapi kat sini saya tak le pakai tudung. Saya pakai swimsuit Bahagian dadanya mesti le mendedahkan setengah dari buah dada saya. 'Bikini Line'nya pula begitu tinggi hingga mendedahkan sebelah tepi kemaluan saya. Selesai saja berenang, saya akan bersiar-siar dulu di sekitar kawasan kolam renang tersebut. Saya gemar melihat reaksi lelaki yg terliur melihat saya dlm pakaian renang dan dlm keadaan basah. Sebab ketika basah begini le puting buah dada saya kelihatan menonjol dari celah swimsuit. Dan ketembaman di celah kangkang saya juga turut menjadi perhatian. Dan setiap kali saya mengelap badan saya dgn tuala, saya sengaja melakukannya dgn gerak perlahan terutamanya pada buah dada saya dan celah kangkang saya. Sehingga hari ni, saya selalu saja kena raba. Saya tak marah kalau lelaki Melayu yg buat, tapi kalau bangsa asing macam Cina ke, India ke, Bangla ke, saya mesti marah. Kini tinggal le saya sorang di rumah bujang dan bekerja di cyber cafe kakak Liza. Dgn imej 'Gadis Bertudung Yg Seksi'. Sekian....kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-29473812403501259532009-10-13T23:46:00.001-07:002009-10-13T23:46:48.974-07:00Anuar,Awek Dan...Kat sini aku nak share satu sex experience aku ngan korang semua. Umur aku 21 tahun. Belajar kat sebuah universiti di selatan tanah air . Aku nak kata badan besar taklah sangat. I'm just a typical malay guy, yang you all boleh jumpa kat mana-mana. Tapi aku ade dua aset yang berharga, mata aku, renungan yang maha tajam ( even the white people agrees) and batang melayu yang sejati ( taklah saiz mat saleh, tapi keras nak mampus, even the white and black people agrees). Aku memang selalu exercise, the traditional way, datuk aku dulu sorang tukang urut, so banyaklah ilmu dia yang aku dah cekau!!!!. Well cerita ni berlaku masa aku balik kampung member aku, kat Merlimau, Melaka. Masa tu kat rumah dia ada kenduri, akak dia kahwin. So aku ni memang rapat ngan family dia dan aku pun tolonglah dia jadi penanggah, tukang angkat dulang macam pencacai tua angkat najis. Letih memang letihlah, tapi memandangkan ramai awek cun yang ade kat situ, maka semakin berkobar-kobarlah aku nak buat kerja.Tapi dalam banyak-banyak awek tu, ade satu minah ni aku perasan dari start dia sampai asyik je dia stare kat aku. Bila aku stare balik, dia pandang kat tempat lain. Cis,cis, buat malu-malu kucing pulak. So, aku pun continuelah kerja aku...tapi masih mengawal handsome. Dipendekkan cerita, at last kenduri pun habis. Guest pun dah banyak yang bersurai. So tinggallah keluarga-keluarga tedekat je yang menjalankan kerja-kerja pembersihan. Awek tadi pun dah tak nampak dah balik kut!!!. Mak member aku kesian kat aku, so dia suruh aku makan dulu & then naik lepak kat rumah sebelah (neighbour). So aku pun lepaklah dalam rumah tu, aku ingat aku sorang je kat dalam rumah tu, so sampai je dalam rumah tu...tak peduli dah aku pun terus bukak baju..tinggal seluar aku je. Tapi badan aku tough cakap kau, walaupun badan kurus skit..kalau nak tayang kepak tu adela jugak. Badan aku panas lagi, rumah kampung biasalah beb. So aku decide nak boleng..mampuslah siapa nak tengok. Aku buang jeans aku, aku pun terus pergi mandi. Naik mandi, batang aku mencanak. Aku biasalah kalau aku mandi tengah-tengah panas ni memang agak horny sikit. Terpikir gak nak melancap. So aku pun masuklah to one of the rooms yang ader kat rumah tu. Bila aku masuk jer, terkejut aku tengok awek tadi ader kat dlm bilik tu. Aku gabra habihlah. Sebab aku memang tak pakai towel and tangan aku tengah pegang konek yang tengah stim. Awek tu pulak aku tengok macam tertidur tadi, dia pun pakai kain je, baju kurung tah ke mana ntah. Panas jugaklah tu!! benda first yang aku perasan, dia pakai bra hitam...heran habis aku. Aku masih tergamam lagi, dia pulak aku tengok, tengah ushar aku atas bawah, atas bawah and bawah lama2. Tiba-tiba dia gelak.....aku pun gelaklah sama...yelah sama dah malu and sama-sama dah tengok kemaluan masing-masing. Lama gak aku saling pandang-memandang. Dalam kepala otak dah mula dah terasa isyarat-isyarat yang awek tu pass kat aku ....nak kena main ni budak ni. Awek ni memang cunlah, muka cun kampung punye, ni lineline Siti Nurhaliza laa. Badan kecik molek tapi dia punya padat boleh tahanlah. Pinggang kecik , jamban padat and agak besar. Dada berisi beb.... Aku budget umur budak ni mesti dalam 18-19 je ni. Rambut pun lawa macam Siti jugak. Adelah kat seminit aku stare dia...And then.... Slow-slow aku pergi kat tepi katil tempat dia tengah baring tu. Aku duduk kat tepi katil tu. Dia pulak cepat-cepat tutup mata bila nampak aku nak duduk kat tepi dia. Aku nampak dada dia berombak, laju semacam je. Aku pun pegang pipi dia..licin. Aku usap pipi dia, kening dia, dagu dia and bibir dia. Cute bibir dia. Dia diam je. Aku pun garpas lagi. Slow-slow aku mainkan tengkok dia and belakang telinga. Nampak macam ade response. Aku turunkan kepala aku sikit, sebab aku nak blow dalam telinga dia. Biasalah oldest trick in the book. Sekali aku tiup je, aku tengok dia mengeliatkan kepala dia. Stimlah tu. Aku kept on blowing and then aku start cium dia, mula-mula kat pipi, naik ke kening and turun balik ke pipi dia and sampai ke bibir dia. Sampai je bibir aku dia, dia pulak yang macam menangkap bibir aku. Quite goodlah dia. Bibir dia macam ade flavour, a very sweet flavour yang tak boleh aku nak describe. Kissinglah aku ngan dia for a few minutes. Slow-slow bibir aku turun ke leher dia, tengkok dia and belakang telinga sambil buat slow circle dengan lidah aku. Nafas dia pun dah berat semacam. Aku turun lagi sampailah ke dada dia. Memang putih kampung dia ni. Aku pun slow-slow play around kat tetek dia yang masih bersarung lagi tu. Makin berat nafas budak ni. Aku capai kancing bra dia kat belakang, jumpa, so aku pun release kan pin dia. Terlepaslah bra dia. Aku pun terus tarik bra dia ke bawah sebab dah tak sabar nak tengok dua spotlight<br />kampung. Tu dia...memang power...menyala gitu.. Aku bagi rating 5 bintang beb. Aku dah banyak jumpa tetek. Ade tetek yang kecik sangat, besar sangat, saggy sangat, nipple hitam , pointing sideways...tapi hers memang the best so far. Ample size, propotional to her body, tegang and nipple dia ..cute. Geram siol. Aku bukak habis bra dia and buang-buang jauh. Aku kept on usharing. Slow-slow aku blow kat nipple dia. Terangkat badan dia. Aku blow lagi....terangkat lagi. Aku paling terror dalam bab teasing ni. Aku run finger aku along her skin, tapi antara touch skin dia ngan tak. Nipple dia makin lama aku tengok, makin mula menonjolkan diri. Bintik around that nipple is showing. Stimlah tu. Aku tak tahan, aku pegang tetek dia, keras cakap kau..tak muat tangan aku. Slowly aku start lick the area around tetek dia, without ever touching the nipples. Slow-slow..aku tengok mulut dia dah mula terbukak and the hissing sound dah start keluar dah.sss!. Aku memang avoid nipple dia, saje nak bagi dia tak tahan..tapi lamalama aku tengok dia macam nak guidekan nipple supaya kena ngan lidah aku. Tapi aku try elak gak. At last dah tak tahan agaknya, dia tarik kepala aku and suapkan nipple dia kat mulut aku. Aku pulak dapat je...terus aku. Ahhh!! Lembut suara stim dia, antara keluar ngan tak, mata dia usah cakaplah macam mata ayam..stim je. Aku pun terus nyonyot, hisap, roll dengan lidah aku. Habis kiri, kanan tak dua-dua sekali. Dia pulak dah mula berbunyi, kuat gak ...best gak sound system macam ada sub woofer dia ni. Tangan dia pun dah peluk aku..tapi setakat kat belakang badan aku je. Aku pun capai tangan dia and suakan kat batang aku yang memang dah keras tu. Melekat terus tangan dia kat situ, siap usap lagi… ….To be continued: Pade sesape yang nak contact aku boleh mail kat,... K_rol77 alias suratpanas titik com,…sape yang nak tukar2 cerita pon boleh gak atau sesape yang nakkan perkhidmatan aku dalam hal seks (area JB je). SEKIAN,..SALAM DARI SELATAN.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-50588028287916175962009-10-13T23:44:00.000-07:002009-10-13T23:45:05.430-07:00Awek Bernama AtieKejadian ini benar-benar berlaku kira-kira 12 tahun yang lalu dan tetap segar dalam ingatan dan kadangkadang aku melancap sendirian bila terkenangkan peristiwa itu. Sebenarnya perkenalan aku dengan Atie ini bermula masa aku menyewa sebuah rumah di Cheras Baru. Atie ini tinggal berdekatan dengan rumah sewa aku dan asyik memerhatikan aku. Pada mulanya aku tak perasan, maklumlah waktu itu aku telah memiliki sebuah motosikal Yamaha YPVS350..ada 'class' di tahun 1986...dulu. Boleh dikatakan setiap kali dia berjalan pulang dari tempat kerja dia sentiasa pandang pada aku sambil tersenyum manis.Aku agak serba salah kerana aku tahu yang Atie ni selalu juga menelefon kawan serumah aku yang bernama Mansur. Aku balas balik juga senyumannya. Begitulah setiap kali yang berlaku sehingga suatu malam, Atie melefon kerumah ketika aku berseorangan pasal kawan-kawan yang lain belum pulang dari pejabat masing-masing. Bermula dari situ kami berkenalan dan saling bertukar nombor telefon. Dan semenjak itu kami sering juga keluar ke KL bersama-sama tanpa pengetahuan Mansur. Hubungan kami agak intim juga, tapi aku tak menaruh harapan pada dia pasal Atie ni berusia 4 tahun lebih tua dari aku, sedangkan ketika itu aku baru berusia 23 tahun. Pada pertengahan tahun 1986, kami berpecah dan aku menyewa sebuah rumah dengan kawan-kawan lain di Kepong. Pada Sabtu selepas aku habis game sepak takraw kira-kira jam 7.00 malam, kami telah berjanji nak jumpa di KFC berhadapan Panggung REX (aku tak pasti panggung itu ada lagi atau tidak sekarang ni). Oleh kerana pakaian aku tidak sesuai dan berpeluhpeluh, aku cadangkan agar Atie tunggu aku di KFC dan beri aku sejam untuk aku balik mandi. Nampaknya dia tidak setuju dan ingin ikut aku balik. Oleh kerana dia beria-ia sangat nak ikut, aku benarkan kerana sebelum ini aku tak pernah ajak Atie atau perempuan lain ke rumah. Sesampai aku ke rumah, aku dapati tiada seorang pun rakanku yang ada maklumlah malam minggu. Masing-masing ada program. Atie masuk ke ruang tamu dan aku bukakan lampu dan televisyen sambil menunggu aku mandi serta bersalin pakaian. Setelah selesai mandi aku lihat Atie sedang membaca sebuah novel yang berjudul "Kembalinya Mona Gersang". Entahmana dia dapat novel itupun aku tak tahu. Kelihatannya Atie agak gelisah dan aku pasti Atie sudah mulai ghairah, kerana pasti jalan cerita dalam buku itu amat boleh menimbulkan berahi lalu aku suruh Atie masuk saja ke bilikku untuk menghabiskan bacaannya sambil aku di ruang tamu menonton Berita Perdana jam 8.00 malam. Kira-kira setengah jam kemudian, aku pula masuk ke dalam bilik dan aku lihat Atie masih khusyuk membaca buku itu sambil meniarap di atas katil. Perlahan-lahan aku naik ke katil sambil mengusap-ngusap rambutnya yang ikal dan wangi. Tanganku mengurut-ngurut belakangnya hingga ke punggung yang pejal berisi. Lama aku berbuat begitu dan batang senjataku mengeras. Aku yang masih berkain pelikat tanpa berseluar dalam cuba untuk menindihnya sambil mengenakan batangku yang menegang keras itu ke celah lurah punggungnya. "Emmm...", Atie mengerang sambil menoleh dan tersenyum. "Kerasnya. Abang punya. Abang dah stim ke? "Ialah. Abang tau Atie pun stim gak bila baca buku tu" jawab ku perlahan dan Atie pun mengangguk malu sambil tersenyum manja. Aku pun mula menggosok-gosok batangku turun naik di celah itu sambil mengucup belakang leher, menjilat sera menggigit-gigit kecil telinga kiri dan kanannya. Atie semakin terangsang dan mengeluh kesedapan. Tanganku meraba-raba belakangnya sambil berbisik "Atie, tolong buka baju sayang" pintaku merayu. Atie diam saja tapi dia bangun perlahan-lahan dan terus membukakan butang baju kurungnya. Aku juga membantu menarik bila kedua tangan Atie cuba lepaskan bajunya lalu terdedahlah dua buah bukit yang sederhana besarnya yang masih bertutup dek coli berwarna pink. Kelihatan dada Atie berombak-ombak dan kedua buah dada yang menonjol. Dan tanpa menunggu lebih lama, aku terus saja membuka cangkuk coli Atie. Tersirap darah aku melihat dua buah dada yang masih segar terpacak kerana inilah kali pertama aku melihat buah dada seorang gadis secara langsung tambahan pula aku berpeluang untuk memegang dan menikmati kelunakan dan kelembutan buah dada dan gadis itu pula sedia menyerahkan tubuhnya lantas aku ramas dan menguli-uli kedua-dua buah dada itu dengan penuh bernafsu sekali. Atie mendesis.. "Sssss..uussshhh.."sambil cuba menyuakan puting buah dadanya untuk ku hisap. Puting buah dada yang sudah Atie mula mengeras itu terus saja aku nyonyot dengan penuh ghairah. Tangan Atie menarik-narik rambutku tanda dia juga amat terangsang apabila aku meramas-ramas lembut buah dadanya. Setelah aku puas menguli dan meramas yang sebelah kiri, aku alihkan ke sebelah kanan pula.. begitulah silih berganti..mata Atie sekejap pejam sekejap celik sambil mulutnya tak henti-henti mengerang manakala kakinya pula asyik menolak-nolak ke tilam hingga bantal dan selimut yang ada di atasnya jatuh ke atas lantai.. Atie meminta aku melucutkan kain pelikatku. Aku dapat mengagak yang Atie juga ingin melihat dan memegang batang senjataku yang sedia keras itu.<br />Sebelum aku membuangkan kainku, aku berkata berbisik meminta pada Atie "...Tie...buka kain dulu..." Atie mengangkat punggungnya dan aku segera menarik kain yang di pakai... mataku tertumpu pada cipap tembam yang masih ditutup oleh seluar dalam berwarna hitam di celah kangkang Atie. Aku telanjang di hadapan Atie. Dia tersenyum dan tanpa malu melurut-lurut. Batang senjataku yang telah keras menegang dengan lembut..terasa kelembutan tangan seorang gadis mengurut-urut batangku.. "uuhh..urut pelanpelan sayang" aku pula yang mengeluh dan bertambah berahi kerana tak pernah batangku diurut begitu. selama ini aku sendiri yang mengurut dan melancap bila menonton 'blue film'..Aku rasa Atie berpuas hati dengan keadaan batangku yang agak besar. Standard orang Melayulah..6 1/2". Di peringkat ini aku mula tertanya-tanya dalam hati.."apakah Atie ni dah biasa dengan keadaan begini ataupun baru pertama kali?'..ah..persetankan itu semua..yang penting aku akan dapat apa yang diidamkan iaitu cipap di celah kangkang Atie yang tembam itu dapatku teroka..hmm..hmm batangku akan dapat menyelam ke lubuk nikmat idaman semua lelaki itu malam ni. Tanganku terus menerus mengusap-usap cipap Atie sambil mulutku terus menyonyot puting buah dadanya. Atie mengerang-ngerang dan merintih-rintih kesedapan. Setelah kulihat Atie bagai tak berdaya menahan seranganku..aku bisikkan lagi.. "Tie..telanjang Tie.." Mulanya Atie agak ragu-ragu untuk telanjang katanya.." Macam ni aja udah lah..."<br />" Ala..buka aje la seluar tu...I dah telanjang ni.. I pun nak tengok you punya ...kan kita sama-sama telanjang...apa nak dimalukan...." rayuku pada Atie. Setelah agak lama merayu-rayu sambil menyudunyudu cipap tembam yang masih berseluar itu, akhirnya Atie mengangkat punggungnya agar mudah aku menarik seluar dalamnya. Hatiku berdetik gembira kerana sebentar lagi dapat ku saksikan sekujur tubuh seorang gadis telanjang tanpa seurat benang di hadapanku. Dengan perlahan-lahan aku menarik seluar dalam Atie dan terserlahlah cipap Atie yang sangat kuidamkan-idamkan selama ni..hmmm...cipap Atie begitu tembam di hiasi pula dengan bulu-bulu yang agak halus memang mempesonakan mata yang memandang dan tanpa membuang masa, aku menyembamkan hidungku ke celah cipap Atie dan lidahku menari-nari dan mencari-cari biji mutiara keagungan semua wanita. Akhirnya ku temui juga biji mutiara tersebut lalu ku gunakan lidahku untuk menggentel-gentel. "..fusss..aahhh..ahh"..Atie makin kuat mendesah. Punggungnya terangkat-angkat, rambut ku di tarik-tarik. Aku amat pasti Atie sedang menikmati kelazatan yang amat sangat bila ku perlakukan begitu. Celah cipap Atie semakin basah...basah dek lendir dari dalam lubuk nikmat bercampur dengan air liurku. Kepala batangku juga ku rasa basah kerana air maziku juga telah meleleh-leleh dari tadi. Biji mutiara Atie yang kelihatan merah menonjol tak henti-henti ku nyonyot-nyonyot seperti mana aku menyoyot puting buah dada Atie. Atie semakin galak.. menggelepar..sambil mengerang.<br />"sssedapnya...uuhh..lagi..ssseeedapppnya bang"..bagaikan ikan yang kelemasan di atas daratan. " pelanpelan sikit bang. Atie sedap sangat ni" rintihan Atie antara dengar dan tidak. Kepala batangku yang basah dari tadi asyik menganguk-angguk dan kembang kuncup tanda bersedia untuk menyelami lubuk nikmat Atie tetapi fikiranku masih boleh bertenang kerana kalau Atie ni masih dara, alamat aku akan 'terikat' padanya dan pasti dia akan menuntut agar aku kahwin dengannya satu hari nanti. Aku bangun dan turun dari katil sambil menyuruhnya memakai semula pakaiannya. Aku pula memakai kain pelekatku. Atie tidak bergerak langsung dan dia bagai tak pedulikan suruhanku agai memakai pakaiannya semula. Atie merenungku matanya berkaca-kaca. Aku tidak pasti kenapa Atie diam membisu.. Aku bertanya pada Atie.."kenapa sayang. sudahlah. Cukup la setakat ini" aku menduga. Pada hal dalam hatiku terasa menyesal kalau-kalau Atie menuruti kehendakku memakai pakaiannya. Alamat melepaslah batangku dari menyelami lubuk nikmat Atie. Batangku meronta-ronta dan terangguk-angguk minta ditunaikan. Aku berbaring semula di sebelah Atie..dan bertanya lagi " Tie..kenapa tak nak pakai baju tu...jomlah kita keluar.." Atie masih juga diam. Matanya semakin redup memandangku. Aku dapat rasakan nafsunya masih bergelora, lalu aku menduga dengan pertanyaan. "Atie nak bagi kat abang ke?. "Aku lihat Atie mengganggukkan kepala sambil tersenyum.. "Atie tak nyesal bagi kat Abang.? tanyaku lagi. Atie hanya menggeleng. Ini satu petanda baik. Atie sudah merelakan tubuhnya untuk kunikmati dan tanpa membuang masa lagi aku mula menindih Atie semula dan membuang semua pakaian dari tubuhnya yang tidak diusik dari tadi. Batangku yang masih keras menegang turut diurut-urut dan diacukan tepat ke celah alur cipap oleh Atie sendiri. Perlakuannya membuat aku berkeyakinan yang Atie ingin juga menikmati kelazatan bersetubuh denganku. Sambil dia berbaring telentang, kakinya dikangkangkan seluas-luasnya agar memudahkan aku memasukkan batangku itu. Namun sebelum itu aku mengambil sebuah bantal untuk ku lapikkan di bawah punggungnya agar lebih mudah untuk aku menusuk alur nikmat Atie. Sebelum aku membenamkan batangku, kugentel-gentel sekali lagi biji mutiara Atie menggunakan ibu jari<br />kiriku manakala tangan kananku memegang batang dan menyuakan kepala batang senjata yang kembang berkilat tepat-tepat ke lubang yang sedang menganga menanti kemasukan batang senjataku yang keras. Atie semakin mengerang..merayu agar cepat ku benamkan ke lubuk cipapnya. "..bang...cepatlah..Tie dah tak tahan lagi ni..."..rayu Atie.."Pelan-pelan bang.." Perlahan-lahan aku mula membenamkan batang senjataku..sedikit demi sedikit ..Batangku mula menusuk lubuk nikmat Atie...aku dapat rasakan lubuk Atie menyedut-nyedut dan terasa bagai di genggam erat batang ku didalamnya. " Aduzz...ssss..."sedapnya tak terkata keluhku bila batangku dikemut-kemut oleh lubuk nikmat Atie. Tetapi agak menghairankan kerana Atie tidak menunjukkan apa-apa perlakuan yang menandakan yang dia pecah dara dan aku pula tidak terasa apa-apa halangan bila keseluruhan batangku masuk ke lubuk nikmat Atie. " Atie ni dah tak ada dara lagi rupanya. Patut la dia beria ia sangat nak melakukan persetubuhan ini. Mungkin dia ni dah biasa kot!."...bisik hati kecil ku. Kalau macam ni boleh le selalu aku mintak kat Atie..hati kecilku bertambah girang.. Setelah agak lama terendam di dalam dan membiarkan batangku di kemut-kemut oleh lubuk nikmat Atie. Aku mula menggerak-gerakkan batangku turun naik perlahan-lahan. Adegan sorong tarik aku mulakan perlahan-lahan, punggungku naik dan turun menghayun. Atie terus mengerang. "Sssedap bang sedapnya batang besar, senak perut Atie.." Atie mengayak-ayakkan punggungnya "...uuhh...uhh.."..keluh Atie...sesekali aku benamkan sedalam-dalamnya hingga terasa ke bahagian pintu rahim Atie..dan ketika itu Atie menjerit "..Ahhh..". Dengan batangku yang masih di dalam lubuk nikmat, aku mengayun-ayun punggungku sambil aku meramas-ramas punggung Atie. Mulutku pula menyonyot puting buah dada Atie. Atie kelihatan amat terseksa kelazatan. Atie benar-benar menikmati persetubuhan itu. Ternyata aku dapat mempraktikkan apa yang pernah aku tonton dalam 'blue film' sebelum ini amat berguna. Atie semakin tidak tentu arah bila aku melajukan ayunan punggungku dan kantung telurku pula menghentak-hentak bahagian bawah alurnya. Kedua-dua kaki Atie yang masih tergantung dibahuku juga tidak menentu. Bagaikan nak menendang dinding bilik ku pula. Mata Atie lebih banyak pejam dan dahinya berkerut-kerut menahan nikmat yang sedang dirasainya. Sesekali aku dapat lihat mata hitam Atie juling ke atas dia betul-betul kuyu dan layu menikmati hentakan batang senjataku. Aku masih tetap meneruskan ayunan sehingga beberapa minit kemudian . Atie membisik lagi ."..Bbbaa..bbaang..Tie nak kelllluuaar. uhh uss sssttt bbbbaaaang uuhh!! uuhhh aaabbbaannnggg...." Kedua-dua kaki Atie mengejang dan tangannya mencengkam punggungku begitu erat manakala kepalanya menggeleng-geleng ke kiri ke kanan...Aku begitu pasti yang Atie telah mencapai orgasm..kerana serentak dengan reaksi sedemikian terasa kepala batangku begitu hangat diseliputi cairan dari dalam lubuk nikmat Atie. Aku menghentikan ayunan dan membiarkan Atie mengemut-ngemut batangku. Selepas beberapa ketika, aku mulakan lagi ayunan dengan rentak yang lebih perlahan. Aku mencabut batangku dan meminta Atie menonggeng kerana aku ingin mencuba secara 'doggie'. Atie hanya tersenyum dan menuruti kehendakku. Setelah Atie bersedia, aku membenamkan lagi batangku dari arah belakang Atie. Sebelah tangan ku meraba-raba buah dadanya dan yang sebelah mengelus-elus punggung Atie. Ternyata cara sebegitu batangku terasa amat ketat di lubuk nikmat. Atie juga tidak tentu arah bila aku mula membuat ayunan. Semakin laju aku mengayun, semakin sedap rasanya batangku. Aku semakin hampir untuk mencapai kemuncak untuk melepaskan air maniku. Aku sempat bertanya pada Atie, "Abang nak keluarkan air abang kat mana Tie...kat dalam atau kat luar?"<br />"Kat luar ajer lah bang...Tie takut ngandung..."jawab Atie lemah. "OK..kalau gitu ..elok Atie baring terlentang.."pintaku pula. Atie baring telentang dengan kedua kakinya mengangkang luas..lututnya dinaikkan..ku lihat lubang di celah alur itu kembang kuncup menanti hunjaman batangku. Aku merangkak dan menghalakan batang senjataku yang licin berlikat dek lumuran air mani Atie. Itu tepat ke arah lubuk nikmat Atie dan meneruskan tujahan seterusnya. Aku memasukkan batangku sedalam yang mungkin. Dengan perasaan yang semakin membara, aku membenamkan keseluruhan batangku yang dengan tempo ayunan yang agak laju pula. Tak sampai beberapa minit, aku terasa bagai nak terkencing menyelubungi tubuhku..batangku terasa menggeletar..dan aku pasti air maniku akan terpancut bila-bila masa saja..dengan pantas aku cabut dari lubuk nikmat Atie dan aku halakan ke arah dadanya..dan.." crettt!! " terhambur air maniku. Sebahagian air maniku terkena ke muka Atie dan sebahagian lagi ke atas dada..Atie tersenyum puas.. "Sedapnya main ngan abang...Atie puas betul...sebenarnya Atie keluar tiga kali ..tadi.."...bisik Atie penuh manja. Sungguh hebat rasanya bersetubuh dengan seorang wanita. Jauh lebih nikmat dari melancap sendiri..!!! Tetapi aku tidak puas sepenuhnya lantaran tidak dapat memancutkan air maniku di dalam lubuk nikmat Atie. Namun itulah kali pertama aku menikmati persetubuhan dengan seorang perempuan.<br />Macamana aku boleh agak lama main ngan si Atie ni kira-kira hampir 45 minit, sebenarnya masa aku mandi sebelum ini aku telah melancap terlebih dahulu dan tak disangka-sangka pula aku akan berpeluang bersetubuh dengan Atie. Sejak hari itu, aku sering saja bersetubuh ngan Atie bila ada peluang. Nampaknya Atie juga tidak pernah menolak permintaanku. Sekarang ini aku sendiri tak pasti di mana Atie berada kerana aku telah berpindah tempat kerja.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-25852041755130656902009-10-13T23:43:00.000-07:002009-10-13T23:44:21.757-07:00Awek Cinakisah ini berlaku ketika aku masih belajar kat overseas beberapa tahun lepas. aku telah berkenalan dengan awek Cina, namanya J (tapi dari Malaysia,<br />Penang mari, anak orang berada jugak) yang kebetulan satu kelas masa tahun<br />1. kami mangambil jurusan yang sama. lepas tu kami lain-lain kelas, tapi<br />masih berhubung, dan boleh kira hubungan kami ni "intim" jugakla, tapi masa<br />tu ringan-ringan je.<br />aku menyewa rumah berkongsi dengan 3 orang budak Melayu lain, satu "U" tapi<br />lain kursus. masing-masing tak berapa ambik hal, pasal sibuk dengan studies<br />masing-masing. J menyewa bersama rakan-rakan perempuan lain di sebelah sana<br />bandar, kalau naik bas kena 2 kali tukar.<br />masa tahun 3, walaupun lain-lain kelas, kami masih berjumpa di library tempat sama-sama menghabiskan assignment dan buat revision, sambil tu melepaskan rindu jugak. kami jarang berdating, cuma sebulan sekali je (zaman<br />student, mana ada duit, harap duit biasiswa je, itupun aku ada buat kerja<br />sambilan kat library, dapatla tambah sikit duit belanja...). kiranya kami ni<br />"couple" jugak la. aku tak berapa minat nak kejar awek Melayu masa tu pasal,<br />pertama, memang tak ramai awek Melayu kat "U" aku ni, so competition sikit.<br />kedua, kalau apa-apa hal jadik, aku tak ralat sangat, at least aku tak merosakkan bangsa aku sendiri.<br />anyway, nak jadikan cerita, satu weekend tu, aku ajak J tengok movie kat<br />library AV room. since aku kerja kat library, aku dah boleh agak time yang<br />Ok kalau nak buat projek ni, bila time yang line clear students lain tak<br />ramai. AV room tu kecik je, boleh muat dalam 5-6 orang, ada TV 25", DVD<br />player, sambungan pada satellite network (tapi kena ada access card), meja<br />kecil dan kerusi bangku berkusyen. aku cakap weekend ni kita dating tengok<br />wayang kat bilik AV, OK? J tanya apasal, aku kata aku takde duit nak pegi<br />dating kat luar. pujuk punya pujuk, last-last J setuju. pukul 7 malam aku<br />tunggu J kat library hall, lepas tu kami pegi ke bilik AV tu, aku kunci<br />pintu dan tutup langsir (tak nak orang lain bagi potong stim), lampu pun<br />pasang malap-malap je (macam dalam bilik karaoke). pagi tu aku sewa video<br />"Basic Instinct" lakonan Sharon Stone dan Michael Douglas (kalau tak tahu<br />cerita pegi sewa sendiri). aku tanya J pernah tengok tak cerita ni, J kata<br />tak pernah, tapi J memang minat Michael Douglas, so J setuju jugakla. cerita<br />ni banyak adegan-adegan "panas", so masa adegan-adegan tersebut, aku tengok<br />mata J tak berkelip dan penuh konsentrasi, sambil tu aku slow-slow rangkul<br />pinggang J, sambil perlahan-lahan mengurut-urut belakang dan leher J. lama-kelamaan aku nampak mata J pun layu semacam je, mungkin dah stim kot,<br />aku pun seluk satu tangan dalam t-shirt dia dan meraba teteknya, J tak menghalang. masa ringan-ringan tu selalu jugak aku raba tetek J ni, tapi tak<br />pernah bukak baju, tapi kali ni aku berjaya melepasi bajunya. aku capai ke<br />belakang untuk membuka kancing bra, susah sikit pasal tak bukak baju lagi..<br />last-last berjaya, maka terlepas teteknya dari bra dan terbonjol pada t-shirtnya. aku semakin ghairah, dan J pun dah semakin hanyut, sambil mengerang kegelian bercampur kesedapan. aku menghisap teteknya melalui t-shirtnya, sampai basah, sambil tanganku mengusap-usap celah kangkang yang<br />masih berlapik seluar jeans biru. J mula hilang pertimbangan, dan semakin<br />aku menghisap tetek dan mengusap celah kangkang, semakin J hanyut dalam<br />nikmat.<br />aku pun menyuruh J membuka t-shirtnya, sambil aku membuka bajuku. kami separuh bogel, cuma tinggal seluar je. aku cakap kat J "tonight will be<br />a<br />very special night", dan J mengangguk lemah, mukanya jelas kelihatan kemahuan untuk aku meneruskan apa yang telah aku mulakan ini. aku menghisap<br />sekali lagi teteknya, kali ni tanpa terdapat halangan, J mengusap rambutku<br />sambil mendengus bila sekali-sekala aku menggigit putingnya. aku mengalihkan<br />sikit meja untuk memberi ruang, masa ni cerita video kemana, TV tengok kami<br />buat "wayang".<br />lepas tu J suruh aku stop, dan dia membuka seluar slacks aku, yang "adik"<br />aku dah tegang dan terbonjol keluar. selepas menanggalkan seluar dalam, dia<br />terus mengulum "adik" aku, terasa amat nikmat (first time kena blowjob),<br />walaupun J first time hisap batang, tapi macam pro, urut-urut batang dan<br />buah zakar. tak berapa lama aku suruh J stop pasal terasa nak pancut... mana<br />boleh pancut awal-awal, rugila... lepas ni nak "projek utama", kena simpan<br />tenaga. aku tanggalkan jeans J dan seluar kecik, mak oii, dah banjir rupanya... panties J basah lencun. aku tak tahan melihat cipap J yang tembam<br />dan bercukur licin (aku memang suka cipap bercukur, best kalau nak buat<br />cunnilingus), aku pun terus menyerang cipap J bertalu-talu. J yang tu berdiri terpaksa merebahkan diri atas bangku pasal kakinya dah longlai menahan nikmat. selepas lebih kurang 10 minit menjilat cipap J, dan J dah<br />klimaks 3 kali, aku bersedia ke adegan seterusnya. tapi J kata dia nak '69'<br />dulu, so aku setuju. selepas menikmati '69' beberapa ketika, aku pun tanya J<br />"do you want to go all the way?". J mengganguk, sambil berkata "go easy, i'm<br />still a virgin". aku tanya balik "are you sure?" (gentleman la konon).<br />J<br />kata "yes, let's make this a night to remember". aku pun membuka kangkang J,<br />mengangkat kakinya ke atas sikit untuk memudahkan "adik"ku memainkan peranannya. cipapnya dah sedia basah menunggu kehadiran "adik"ku, muka<br />J<br />memang stim habis, matanya kuyu dan nafasnya tak keruan. perlahan-lahan<br />aku<br />masukkan "adik"ku dalam cipapnya, memang ketat, tapi sebab dah licin senang<br />jugak. aku dapat merasa kepala "adik"ku menemui halangan, selaput dara<br />J<br />yang selama ini menjadi idaman lelaki. aku sorong dan tarik perlahan-lahan<br />hingga J dapat menyesuaikan cipapnya dengan kehadiran "adik"ku ini. aku<br />cakap kat J, "no turning back now, i'm going all the way..." dan merodok<br />selaput daranya. J menjerit kecil kesakitan, aku memujuknya kata sikit je,<br />kejap lagi sedap... selepas beberapa kali sorong-tarik, jelas nampak pada<br />muka J yang dia mula merasai kenikmatan hubungan seks ni. kami mencuba berbagai posisi, J klimaks tak kurang 4 kali sebelum akhirnya "adik"ku<br />pun<br />tewas dan memancutkan mani kedalam rahim J. J risau kot-kot dia pregnant,<br />tapi aku syorkan dia supaya pergi kat pharmacy dan beli pil perancang, kalau<br />pakai kondom tak best. J setuju. elok kami habis buat wayang, movie yang aku<br />pasang pun habis jugak, so kami pun memakai pakaian masing-masing. aku mencium J dan mengucapkan "I love you", J tersenyum manja. "this is a very<br />special night, thank you... i love you too" kata J.<br />selepas hari tu, kami sering mengadakan hubungan seks, selalunya kat rumah J<br />pasal roommates J pun bawak balik boyfriend masing-masing dan projek dalam<br />bilik masing-masing. aku sponsor 50-50 untuk pil perancang J, supaya J tak<br />pregnant bila kami bersama, dan aku pun tak perlu pakai kondom. aku memang<br />sayang kat J, dan aku tahu J pun memang sayang kat aku.<br />lepas J graduate, dia balik malaysia untuk kerja. aku sambung buat graduate<br />studies lagi dua tahun. aku cakap kat J aku sanggup tunggu dia, samada dia<br />sanggup tunggu aku. kami still keep in touch lepas J balik, tapi bila aku<br />habis further study, aku dapat offer kerja kat tempat aku belajar. aku<br />ajak<br />J untuk kahwin dan settle down kat sini, kerja dulu lepas tu baru balik<br />Malaysia, tapi J tak setuju, katanya ada family problem. last-last J bagitahu yang dia akan berkahwin dengan calon pilihan keluarganya. aku tanya<br />masih ada harapan untuk aku, J kata it's best to forget her.<br />apakan daya, mungkin faktor jarak telah memisahkan kami.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-28453246818372138422009-10-13T23:42:00.000-07:002009-10-13T23:43:13.968-07:00Awek Bernama ArinaNama aku Andy.Aku suka main net dan chat dengan perempuan.Itulah sebab aku mengenali seorang perempuan nama Arina...<br />Aku belajar di Laselle School.Secara kebetulan dia pun belajar di sana dan juga.Kami sama sama menuntut di tingkatan 3.Aku rasa hairan dan ingin tahu siapakah gerangan perempuan yang bernama Arina.Lantaran aku pun bertanyalah pada kawan<br />kawan."Arina.... Oh! Dia ni agak pendek orangnya tetapi cantik dan kulitnya<br />putih."Begitulah jawapan dari kawan kawan aku.Akhirnya barulah aku betul betul pasti akan gadis yang bernama Arina itu.<br />Pada suatu hari,aku telah betul betul terserempak dengan Arina.Cepat cepat aku mengambil posisi yang lebih jelas.Aku ingin meneliti paras tubuh Arina dengan tanpa disedarinya.Batang aku naik tegang apabila<br />penelitian aku semakin jelas.Parasnya memanglah cantik dengan kulitnya yang serba putih melepak.Penonjolannya pula cukup seksi kerana dia ni suka memakai skirt yang pendek lagi ketat.<br />Tapi yang paling menarik bagi aku ialah bila dia memakai baju kurung berwarna putih.Ianya diperbuat dari jenis kain yang lutsinar.Itu menyebabkan baju dalamnya yang berwarna merah boleh dilihat dengan<br />cukup jelas.Bodynya pula guarentee solid dengan ukuran 25" 24" 29".Namun kerana dia ni baru berusia 15 tahun maka saiz badannya nampak agak kecil dan begitu jugalah dengan saiz dadanya.<br />Banyak orang yang terpikat kerana ciri ciri penonjolannya yang serba menarik perhatian.Demi minat untuk mengetahui lebih lanjut berkenaan dia,aku terpaksa nekad melakukan sesuatu."Aku kena cari dan dapatkan maklumat penuh berkenaan dengan dirinya".Kata aku sendirian.<br />Aku pun pergi kat sekolah pada sesuatu petang.Aku pergi ke pejabat sekolah dan cuba masuk ke dalam.Aku tarik semua pintu tapi semuanya tertutup dengan baik.Tiba tiba aku ternampak ada satu pintu yang hanya dikunci dengan tali yang agak longgar.Serta merta aku bukakan tali tersebut."Aku kena cepat sebelum ada orang nampak".Denyutan jantung aku semakin cepat kerana takut orang nampak.<br />Yes,aku berjaya bukakan tali itu dan aku mesti cari tempat duduk guru zakaria (guru Arina).Dengan dada yang berdebar debar puas aku mencarinya.Akhirnya barulah terjumpa."Cikgu Zakaria" jelas tertulis di atas meja.Aku buka laci dan ambil buku<br />rekodnya lalu membelek-belek."A....Ari......Arina kok...."Aku dah dapat.Semua data dan<br />maklumat mengenainya aku salin baik baik.Rupanya nombor telefonya ialah 55762738 dan tinggal dekat rumah aku.Bapanya orang bisnes dan memang kaya orangnya.<br />Selepas itu aku keluar dan tutupkan semula pintu.Aku nampak ada seorang lelaki yang sedang memandang aku,tapi aku lari saja tanpa menghiraukan dia.Dengan adanya<br />maklumat tersebut,aku sudah boleh lakukan apa saja terhadap Arina.<br />Hari ini,apabila menjelang waktu rehat,semua pelajar kena keluar makan.Aku pura pura sakit perut dan berkata "cikgu...perut saya sakit dan saya nak ke tandas".Tandas pulak tu terletak dekat dengan bilik darjah.Cikgu pun berkata"Baiklah.. "<br />Aku nampak semua orang dah keluar termasuklah Arina.Aku pun masuk semula ke dalam kelas dan terus menuju ke meja si Arina.Aku mencapai bekas air minumannya."You mesti seronok nanti."Kata aku sendirian.Aku pun keluarkanlah serbok pil khayal yang tersimpan di dalam poket.Aku bukakan penutup bekas air minuman itu lalu aku taburkan serbuk pil hayal berkenaan ke dalamnya.Selesai saja misi aku tu,aku pun pantas beredar dari situ.<br />Apabila tamat masa rehat,aku mengekori dan memerhatikan gerak geri Arina.Perbuatan aku tu tak sedikit pun disyaki oleh mangsa aku tu.Aku nampak Arina masuk ke dalam kelas.Oleh kerana cuaca hari tu agak<br />panas maka dia pun pantas mencapai air minumannya.Aku dapat lihat dengan cukup jelas bahawa hampir separuh daripada air itu telah diteguknya."He.. he... he"Ketawa aku di dalam hati."30 minit lagi,kau akan jadi milik aku"Kata aku sendirian.<br />Sewaktu di dalam kelas,aku perhatikan kelakuan Arina yang asyik mengantuk and asyik ketawa.Lantaran itu Cikgu pun menyuruh dia pergi mencuci muka.Mendengarkan arahan cikgu itu,aku dah dapat merasakan<br />bahawa inilah peluang yang amat amat ku nantikan.Ini ialah kerana pada masa pelajaran,jarang ada orang berada di tandas.Tambahan pula tandas perempuan tu agak jauh dari kelas.<br />Segera aku bergerak dan mengekori Arina.Dari gaya hayunan langkahnya,jelas menampakkan keberkesanan pil hayal yang telah meresapi urat saraf.Pada masa tu dia sudah tidak peka terhadap keadaan di sekelilingnya.Aku mengekorinya pada jarak yang tak sampai 2 meter.Itupun tak sedikit pun kehadiran aku tu disedarinya.<br />Aku nampak Arina masuk ke dalam tandas dan aku pun turut sama masuk ke dalam.Aku mengintai kelakuannya dari suatu sudut yang cukup jelas.Dia mula melayani hayalan.Di samping itu,perasaan panas badan akibat dari penangan pil hayal juga turut sama dirasainya.<br />"Umm...kejap lagi....perempuan cantik inilah yang akan aku miliki".bisek aku seorang<br />diri.Arina mula terasa sangat panas dan mulai melucutkan baju kurungnya.Aku bergerak ke depan dan menghampirinya.Pinggang yang kecil molek itu aku peluk kemas.Sambil itu mulut aku pantas menerpa sasaran ke arah bibirnya.Bertubi tubi ciuman aku menghinggapi bibirnya yang serba merkah.Lepas itu aku mula mencakup<br />kedua belah buah dadanya.Walaupun kecil tetapi "berspring" dan cukup kental.<br />Akibat dihasuti kegeraman yang amat sangat,baju dalamnya yang nipis itu aku sentap sebegitu saja.Bercerap ianya koyak dan terpisah dari tubuh Arina.Dengan tanpa lagi<br />sebarang alas kedua belah buah dadanya sudah pun terpamir buat tatapan aku.Apa lagi aku pun dengan rakusnya memicit micit sepasang gunung muda yang sudah terpacak di depan mata.Kuasa penentangannya sudah dibatasi oleh penangan pil hayal.Tiada<br />penentangan yang mampu dipamirkannya."Arhhhhhh...... woo......arr......"Begitulah<br />terpanculnya jeritan pudar dari mulut Arina.<br />Aku cukup seronok bila dengar seorang perempuan menjerit apabila disentuhi oleh lelaki yang berniat serong.Lebih istimewa lagi jika perempuan itu masih dara seperti Arina.Melihatkan kerapuhan benteng<br />pertahanan si mangsa,aku mula bertindak semakin berani.Skirtnya pula menjadi sasaran aku.Ianya aku lucutkan dan aku lemparkan ke dinding."Putihnya peha si puteri jelita"bisek aku ke telinga Arina.<br />Namun yang amat tidak ku duga ialah bilamana dia sendiri pula yang menanggalkan seluar dalamnya.Lepas tu dia terus tersandar di lantai mungkin kerana kepanasan.Aku pun cepat cepat mengeluarkan batang aku yang sudah tersangat tegang.Ianya aku pamirkan kepada Arina.Terbeliak sikit matanya melihatkan pamiran batang aku tu.Dia menggeleng gelengkan kepala seolah olah menyatakan takut akan penangan batang aku tu.<br />Memang sudah lama aku menyimpan hasrat nak melancap sambil mempamirkan batang aku di hadapan mata kepala Arina.Sudah beberapa kali aku merancang namun ianya selalu gagal kerana berbagai gangguan.Seandainya perancangan awal aku tu berjaya maka aku akan berasa cukup puas dan Arina pasti tak akan menjadi mangsa aku hari ini.Namun semuanya sudah terlewat.Arina akan tetap ku jadikan mangsa pencabulan seksual.<br />Sungguh pun kedudukan tandas itu agak terasing namun aku khuatir juga akan kemungkinan orang masuk untuk menggunakannya.Lantaran itu aku pun memapah Arina masuk ke dalam sebuah bilik dalam tandas tersebut.Di situ keadaan lebih selamat di samping privacy yang lebih baik.<br />Aku menguak kangkang Arina seluas yang mungkin.Muka aku rapat tertunus pada sebentuk pantat yang membusut di situ.Ianya aku teliti dengan sepenuh minat."Aduh aduuu...hhh !!! Cantiknya pantat! Tiada sehelai bulu pun pada pantat kamu ni".Aku memaklumkan ulasan aku terhadap keadaan pantatnya.Memang putih melepak bonjolan ketembaman di situ.Pada alur pantat pula jelas diwarnai serba kemerahan.Itu menunjukkan betapa lembut dan halusnya selaput kulit yang meliputi kawasan tersebut.Belahan di situ juga nampak masih tertangkup rapat walaupun di dalam keadaan kangkangnya sudah aku lebarkan seluas luasnya.<br />Aku berpuas hati terhadap segala bukti yang telah dapat ku lihat.Tiada sedikit pun tercetus keraguan mengenai status selambak pantat yang terhidangan di depan mata aku itu.Ianya ternyata masih dara.Kesuciannya masih lagi terpelihara.Kehormatannya masih lagi unggul.Namun itu semua akan berubah sebentar lagi.Segalanya akan menjadi milik aku.Daranya akan aku pecahkan.Kesuciannya akan aku cemari.Kehormatannya pula akan<br />aku ragut satu persatu.Kesimpulannya,aku mesti fuck pantat Arina.<br />Aku pun mulalah berusaha mengasah nafsu ke arah tersebut.Mula mula aku raba raba pantatnya.Aku berasa sangat bernafsu kerana inilah pertama kali aku menyentuh pantat seorang perempuan yang masih dara.<br />"orr........ orrrrrrrrrrr...... orr".Keluh Arina di dalam keadaan yang agak selesa.Sambil itu<br />mulut aku mula mencari sasaran.Aku mengigit gigit puting buah dada Arina.Walaupun agak kecil namun ianya sangat kemas lagi kental.<br />Dia mulai jerit kuat "arrrrrrrrrr.....arrrrrrrrra...arrraaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrraaaa......"<br />Mungkin Arina terasa putingnya sakit akibat gigitan rakus aku tu.Namun jeritan itu telah membuatkan batang aku jadi bertambah keras.Lantaran itu aku pun terus memalitan kesakitan terhadap tubuh Arina.Apa lagi,dia pun tak henti henti lah meraungkan belas ihsan dari aku.<br />Sambil itu aku pantaskan lagi gosokan pada pantat Arina.Bagaikan aksi melancap aku mengerjakan permukaan pantat tersebut.Kesannya terhadap lancapan itu memang cukup nyata.Seluruh bahagia kakinya kelihatan serba kekejangan.Urat urat remaja Arina bagaikan nak tersembul dibuatnya.<br />Tiba tiba aku dapat mengesan satu macam cecair likat mulai terbit dari pantat Arina.Maka aku dapat merasakan bahawa sudah tibalah masanya untuk melakukan upacara pemecahan dara.Aku pun memperbetulkan posisi ke arah hajat tersebut.Dengan cukup selesa aku bercelapak di celah<br />kangkang Arina.Kepala batang aku sudah pun berada betul betul di celah belahan pantat.Perlahan lahan aku menyondolkannya masuk ke dalam.<br />"Ketatnya lubang kamu ni!"kata aku pada Arina.Sambil itu aku terus juga menjolokan batang aku ke dalam pantatnya."Wow! Sempitnya pantat.Ini sudah tersangat best."sambung aku lagi.Kekemasan dakapan pantat Arina terhadap kepala batang aku membuatkan aku benar benar hilang akal.Aku semakin geram untuk merasakan cengkaman yang sebegitu kemas terhadap seluruh kepanjangan batang aku.Desakan terhadap tuntutan hajat tersebut semakin meluap luap.<br />Demi menyahut kehendak nafsu yang sebegitu rupa,maka aku pun dengan rakusnya merodok masuk seluruh batang aku.Dengan sekuat hati aku melakukannya dengan satu hentakkan padu.Apa lagi,Arina pun bukan main teriak mengerang<br />kesakitan."Oraaa....sasa........aaaa......."Jerit Arina.<br />Segala jerit tangisnya tak sedikit pun aku hiraukan.Bahkan bertambah keras pulak batang aku bila mendengarkannya.Selaput dara Arina aku rabus tanpa sebarang belas ihsan.Ianya aku sentap hingga koyak rabak.Hidup hidup batang aku melapah semua lapisan halus yang ada di situ.Akhirnya seluruh kepanjangan batang aku berjaya berkubang di dalam pantat Arina.Yang tinggal di luar hanyalah biji aku saja.<br />Setelah berjaya mencercah hingga ke dasar,maka aku pun mulalah menghenjut pantat Arina.Semakin lama semakin laju irama sorong tarik batang ke dalam<br />pantat."Ar...ar....r..a...a....rrr..a.....aaaaa........" Begitulah bunyi dengusan suara yang terbit<br />dari mulut Arina.Semakin cepat aku henjut semakin kuat dia ngerang.Namun sedang aku tengah nak berseronok seronok dengan kejayaan tersebut,keadaan menjadi berubah.<br />Kesan dari pengaruh pil hayal mulai pudar dari tubuh Arina.Ianya dapat aku perhatikan dari raut mukanya yang semakin segar.Begitu juga dengan gerak tangan dan kakinya yang semakin aktif.Aku cukup geram<br />dengan takdir yang sebegitu rupa.Bersusah payah aku telah berusaha untuk menembusi selaput dara seorang perempuan.Tetapi belum pun sempat aku meledakan kepuasan dia sudah mulai bangun dan sedarkan diri.<br />"Apa kamu telah buat pada saya?" Sambil menanggis dia bertanya.Aku jadi serba salah dengan perkembangan tersebut.Kepala aku ligat mencari idea untuk mengatasi kemelut itu.Aku menyedari bahawa<br />sebarang insiden pergelutan akan menyulitkan kedudukan aku untuk meneruskan permainan.Maka perkara utama yang perlu aku buat ialah untuk mengikat tangan Arina.<br />Sedang aku ligat berfikir,aku ternampakkan sebatang saluran paip air yang terbit dari dinding di belakang kepala Arina.Akal serong aku pantas menghidu kesempatan yang sudah tersedia itu.Dengan pantas aku<br />memaut kedua belah tangan Arina lalu aku tambatkan pada batang paip tersebut.Setelah cukup kemas barulah aku berpuas hati.Kini Arina kembali hilang keupayaan untuk bertindak.Laluan sudah selamat untuk<br />aku meneruskan perhitungan batang aku yang belum lagi mencapai kepuasannya.<br />"Arrhhh !!! Lepaskan saya". Ternganga nganga Arina berpekik apabila menyedari bahawa kedua belah tanganya sudah kemas terikat.<br />"Kalau nak selamat,kamu jangan bising!" Sergah aku kepadanya.Sambil melinangkan airmata dia menganggukan kepala sebagai tanda akur.<br />Kini barulah selesa kedudukan batang aku untuk terus menghukum pantat Arina.Maka aku pun mulalah menyumbatkan semula batang aku ke dalam pantatnya.Tanpa membuang masa aku terus saja dengan irama henjutan yang kuat dan laju.Penangan henjutan rakus aku tu disambutnya linangan airmata.Aku pula mengorak senyum melihatkan gelagat kedukaan seorang perempuan yang sedang aku cemari kesuciannya.Sambil itu jugalah aku semakin mempercepatkan lagi rentak henjutan.<br />Bunyi kocakan pantat Arina semakin nyaring kedengaran di dalam tandas itu.Tubuhnya<br />juga mulai mengeliat satu macam."Cukuplah tu....!!! Saya tak nak lagiii... aaarrrhhh..."<br />Sambil mengerang kesedapan,dia bermohon ihsan dari aku.Namun pamiran reaksinya itu,membuat aku sedar bahawa dia sudah hampir nak klimax.<br />"Arr.......orr......rrr.....aaaa.......rrr....." Dengusan dengusan nafsu jelas terpancul dari<br />mulutnya.Dia mulai kelihatan tidak selesa kerana semakin tak upaya membendung ledakan nafsunya sendiri.Di dalam<br />situasi yang sebegitu rupa aku juga turut sama menghampiri klimak.<br />"Hehshhxhxhhxxxhhhhh.....sedapnya pantat kamu ni...aku dah tak lih tahan lagi..."<br />Berhati hati aku mengacukan kedudukan kepala batang.Memang aku berhasrat untuk membenamkan pancutan nafsu aku tu sejauh yang mungkin ke dalam pantat Arina.<br />Arina kelihatan amat resah apabila menyedari yang aku dah nak klimax kat dalam pantatnya.Bersungguh sungguh dia merayu agar aku pancutkan kat luar.Ini adalah disebabkan oleh keadaannya yang begitu subur pada hari itu.Aku buat endah tak endah saja akan penjelasan tersebut.Tidak sedikit pun aku menunjukkan sebarang tanda untuk mempersetujui akan rayuannya.Bahkan semakin jauh pula aku membenamkan kepala batang aku di dalam pantatnya.<br />"Tolong,tolong....Jangan! Saya takut mengandung.Jika pancut di luar saya akan turuti apa<br />saja kehendak kamu.Bila bila masa dan di mana saja saya sanggup lakukan perhubungan seks dengan kamu".Rayunya lagi kepada aku.<br />"Hahaha..." aku meledakan tawa ringkas" Memang pun mulai dari saat ini kamu mesti mengadakan seks dengan aku setiap hari.Bukan saja aku,malahan kamu mesti mengadakan seks dengan sesiapa saja yang aku arahkan.Jika kamu engkar,aku akan membocorkan rahsia bahawa kamu telah dirogol." Dengan menggunakan kuasa ugutan aku menegaskan akan peranannya nanti.Sambil itu pantatnya tetap tak henti henti aku henjut.Arina dengan lemahnya hanya mampu menangguk anggukkan kepalanya.<br />"Satu lagi perkara penting ialah kamu mestilah aku buntingkan.Aku nak lihat perut kamu ni sampai sarat membuncitkan kandungan bayi aku."Terbeliak biji matanya mendengarkan hasrat aku yang sebegitu rupa.Muka Arina tiba tiba kelihatan pucat.Dia terping pinga kebingungan.Aku pun apa lagi,pantat dia aku hayunlah dengan sepenuh nafsu.<br />Akhirnya air mani aku pun bersemburlah kat dalam pantat dia."Arr........... r..... Memang<br />sedap pantat kamu ni.....Tapi jangan risau! Tiap hari aku akan semaikan benih bunting kat<br />dalam pantat kamu ni.Tak lama lagi perut kamu ni memang gerenti buncit." Sambil berkata kata sambil itu jugalah aku terus memerah pancutan air mani.Aku pastikan bahawa setiap titisan tersalur masuk ke dalam pantat.Setelah tus titisan yang terakhir barulah aku keluarkan batang aku dari pantat dia.<br />Sambil masih pada kedudukan mengangkang,Arina kelihatan tersandar kebinggungan.Namun perhatian aku lebih tertarik pada keadaan di celah kangkang dia.Segala kesan di situ dapat aku lihat dengan cukup jelas.Takungan air mani aku dengan banyaknya terpalit di celahan alur pantat Arina.Di samping cecair benih yang serba memutih,terdapat juga kesan kesan kehadiran cecair kemerahan.Itulah yang membuatkan aku tersenyum bangga.Darah tersebut merupakan bukti sahih bahawa seorang anak dara telah berjaya aku rosakan melalui penangan seksual aku.<br />Memang lega rasanya.Tercapai juga hajat aku.Kali ni aku berasa amat puas kerana telah dapat menyemaikan kepekatan air benih aku ke dalam telaga bunting Arina.Aku juga sangat gembia kerana telah dapat fuck pantat seorang perempuan yang masih dara.Selepas hari itu,aku pasti akan telefon dia setiap kali aku berhajat untuk melakukan seks.Kadang kadang sampai 3 kali sehari dia terpaksa datang kepada aku,semata mata untuk menyerahkan tubuhnya bagi memenuhi tuntutan nafsu aku.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-8281236374376907082009-10-13T23:41:00.000-07:002009-10-13T23:42:12.557-07:00Arghhh Sedap...Hmm aku nak cerita first time aku buat benda ni. Masa tu aku kat office. Dah waktu baliklah dan aku ni buatlah kerja lebih masa. Saja2 bosan kat bilik ni, lepas tu tgh sedap buat kerja dtglah off.mate aku nih. Hensem giler budak nih. Aku pun memang suka kat dia. Mula2 tu takde apa2lah berbual2 je. Pastu aku tengok dia punya mata memandang kat breast aku yg memang besauu. Aku biar jerlah..tak kisah, pastu entah camna blackout plak. Aku terkejut lantas terpeluk dia. Wah berdegup kencang jantung aku. Entah camna, tiba2 dia meraba2 badan aku. Mula2 aku resist jugak tapi keenakkan yg dirasakan membuat aku biarkan saja. Dia mula memainkan jari2nya. Tangannya mula membuka blouse aku. Aku membiarkan desah nafasnya begitu kencang. Kami kemudian sama2 stim dek tangan2 kami sendiri. Dia meramas2 tetekku. Aku memegang koneknya sambil usap2 dan kemudian kami buat 96. Dia menjilat2 kelentitku. Sambil tangannya menggentel puting ku. Aku kegelian kesedapan..arrghhh arrghhh aku bersuara. Aku megulum koneknya. arrghh sedapp..selama 1/2 jam aku dan dia berbuat demikian. Bils dia menjolok lidahnya kedalam pepekku, aku semakin tak tertahan. Air maziku melimpah2 kluar. Aku memegang kepalanya sambil menekan2 mukanya ke pepekku..lagi..lagi kataku..Kemudian dia mengangkat mukanya. Aku segera menyuruhnya menonggang aku..arrghhh....dia menghisap tetekku..arrghhhh nikmattnya..aku mencapai orgasm ketika itu. Air koneknya juga telah kluar, dia memancutkan ke tetekku. Aku menjilat2 sedapp. Kemudian dia menbuka kaki ku seluasnya. Dia mula memasukkan koneknya. Dia memulakan perlahan2, kemudian dia main menekan-nekan koneknya yg besar itu. Aku sudah tak tertahan. Makin lama makin kuat hentakannya...arrghh arrghh arrghhhh aku mengemut, dan aku menyangkutkan kakiku ke bahunya..kemas..kupeluk dia kuat2 takku lepaskan...aku menyondolkan kedepan kebelakang..arrghhhh kemudian dia kata i'm comingg.... aku biarkan saja. Aku makin menguatkan dan mengemut sekuatnya. Air maninya memancut2 kedalm pepekku..arrggg sedapp nya, aku buat dan buat lagi sehingga tak terdaya. Sejak itu aku asyik meminta darinya. Kami buat dlm bagai2 position. Dia kata aku perempuan ganas kerana biasanya dia terkapar dulu......arrrghhhhhh aku nak buat !!!!! kontol sedap!!kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-29012570474954082632009-10-13T23:39:00.002-07:002009-10-13T23:41:01.960-07:00Ann Seorang Janda Muda BerhiasAnn seorang janda muda berhias (Tak ada anak) berumur 18tahun. Dia agak liar skit, sebab tu laki dia ceraikan dia. Dia kawen dulu dari aku atas kehendak ibubapa dan bercerai selepas 5bulan kawen. Ann memang rapat dengan bini aku dan aku, bila ada masalah dia akan serita kat aku. Lepas bercerai dia jadi semakin liar dan selalu berpeleseran di pusat membeli belah maklumlah baru bercerai mestilah sunyi. Aku pulak tak dapat nak bantu sebab sebok dengan tempahan di kedai dan tak suka campur urusan orang. Kekadang tu ada juga aku bawa dia jalan2 nak kurang rasa sunyi dia. Aku ada juga cadangkan supaya dia kawen lain dengan lelaki yang dia suka tapi dia tak mau sebab dah jatuh status jadi janda lagipun dia lebih suka hidup bebas dan tak mau kena kongkong dengan laki. Ann memang suka berpakaian sexy. Bila ada masa aku akan bawa dia membeli belah dan aku dapati Ann lebih suka memakai jeans sexy yang agak keterlaluan. Dia juga selalu minta pendapat aku bila dia beli jeans dan body tight baru dan aku pula akan puji dia bila pakai Jeans yang ketat dan bercawat pendek juga pakai body hangging yang ketat dan pendek yang nampak pusat. Tak dinafikan yang saiz badan kami sama besar kerana kami berkongsi seluar jeans. Semenjak aku belum kawen ngan bini aku lagi kami memang dah biasa berkongsi jeans dan kerap juga Ann pakai jeans bekas aku. Pernah beberapa kali pakai jeans aku selepas mandi di air terjun dan akupun terpasalah pakai jeans dia pulak. Ann tak suka pakai seluar dalam macam aku juga dan tak suka pakai coli dan yang paling best kami selalu mandi bogel bersama di air tejun dekak rumah kami. Nak dijadikan cerita, suatu kari Ann minta aku buatkan jeans untuk dia, siap dengan lakaran lagi disediakan kat aku. Mengikut lakaran jeans yang Ann tempah memang nampak sexy yang keterlaluan tapi aku tak kisah sangat lagipun aku memang suka kalau dia pakai sexy. Aku cuma senyum saja kat dia dan bersetuju jahit jeans tempahan dia. Aku bagi tau dia yang aku akan ukur saiz badan dia nanti bila nak buat. Ann bagi tau aku yang dia nak aku buat jeans yang ketat dan lebih kecil dari saiz badan dia, dia juga nak aku pendekan cawat jeans dia kurang dari 5". Wau... Aku terkejut dengan permintaan dia sebab dialah orang yang pertama tempah jeans yang bercawat pendek dari 5". Sehari selepas itu aku pun<br />minta nak ukur saiz badan dia, aku suruh dia bogel supaya mudah aku mengukur saiz tubuh dia dengan lebih tepat lagi. Ann cuma memberi senyuman menggoda dan terus bogel. Aku mengukur setiap inci yang di perlukan dan setiap sukatan Ann akan dikurangkan walaupun saiz itu adalah saiz tubuhnya sebab dia mahukan jeans yang lebih ketat dan sexy. Tubuh Ann memang cantik dan sesuai jika dia digelar model, aku tak dapat kawal diri bila menyentuh bahagian sulit Ann sebab aku tak pernah sentuh dibahagian itu walaupun kami dah biasa berbogel berdua Ann juga aku lihat sengaja mengambil kesempatan ketika jari aku menyentuh bahagian sulitnya, aku pun apa lagi pada kesempatan yang ada tuh sengaja menggesel2kan jari aku kat lurah puki dia sampai keluar air mazi dia tapi aku sengaja tak teruskan niat aku lalu berhenti disitu. Ann aku nampak agak kecewa dengan tindakan aku yang tidak meneruskan permainan jari aku kat puki dia. Didalam hati, aku kata sabar dulu Ann, nanti kau akan dapat lebih dari tu. Bila sepasang jeans tempahan Ann siap aku menyuruh dia mencubanya dulu untuk pastikan dia puas sebelum meneruskanya lagi empat pasang dan tanpa berlengah Ann terus bogel dan memakai jeans yang baru siap aku buat itu. Itu memang tabiat Ann ketika salin pakaian didepan aku. Aku memang sporting habis dengan Ann dan Ann pula anggap aku sebagai kawan rapat yang selalu menyimpan rahsia peribadi dia. Memang susah untuk dipakai jeans yang saiznya lebih kecil dari tubuh tapi Ann paksa untuk memakinya juga dan aku turut bantu pakaikan dia. Ann memang orang yang paling sexy yang pernah aku lihat dengan jeans ketat dan bercawat pendek hingga nampak bulu pukinya yang agak lebat macam bulu butuh aku. Batang butuh aku jadi tak boleh tahan didalam jeans aku yang memang ketat seja dari tadi lagi. Aku terus ambil kesempatan menghampiri Ann dan memuji kecantikan dan keseksian dia. Tanpa segan Ann terus memeluk aku dan mencium bibir aku mengucapkan terima kasih. Aku terus mengambil peluang meramas2kan punggung Ann yang membangkitkan nafsunya lagi yang sememangnya hauskan batang butuh. Dengan itu Ann terus memeluk dan<br />mencumbui aku semahunya. Tindakan Ann telah meyakinkan aku lagi yang aku bakal menikmati tubuh sexynya itu, perlahan2 aku rebahkan tubuhnya di atas meja jahitan aku dan menarik jeans yang baru dia pakai kebawah sambil menindih tubuhya. Ann tak memperdulikan tindakan aku sambil terus menyedut lidah aku seperti bayi kelaparan susu sementara tangan nakalnya pula leka meraba2 butuh aku dari luar jeans. Aku kemudianya berjaya membebaskan batang butuh aku keluar dari jeans ketat aku dan menggeselkan di permukaan puki Ann. Ann menjadi geram dengan geseran batang butuh aku di alur pukinya yang banjir itu. Tanpa diminta Ann terus menolak punggung aku ke atas dan apabila kepala butuh aku berada tepat pada pintu pukinya, dia menarik semula dengan kuat hingga keseluruhan butuh aku tenggelam dalam lubang pukinya yang banjir itu. "Ketat juga puki Ann nie". bisik hati aku. "Ssssshhhhh....Arghhhh!!!" Ann mendesis kenikmatan setelah sekian lama tidak merasa batang butuh Ann aku nampak agak gelojoh mengerjakan batang butuh aku. Selepas itu aku pula mengambil alih mendayung perlahan2 dan semakin lama, semakin laju. Air mazi Ann semakin banyak keluar dan bercampur dengan air mazi aku. Aku turut mengulum dan menyedut lidah Ann dan Ann membalas dengan penuh nafsu. Sambil aku mendayung, Ann mula menanggalkan butang baju aku satu persatu. Aku tahu Ann ingin merasakan persetubuhan yang lebih mesra lalu aku turut membantu menaggalkan pakaian kami bersama hingga akhirnya tidak ada seutas benang pun pada tubuh kami. Bahagian kulit kami yang bergesel tanpa alas itu benar2 menambahkan lagi nafsu aku. Aku berdayung dengan lebih keras lagi sambil sekali-sekala aku geselkan butuh aku pada biji nikmat Ann. "Mmmmmphhh!!!", Ann mula mengeluh dalam kuluman dan sedutan mulut aku. Pelukanya juga semakin kuat seolah2 tak mau melepaskan aku lagi. Aku juga dapat merasakan kemutan puki Ann semakin kuat dan kerap seolah2 menyedut butuh aku. Ann mengerang semakin kuat sementara punggungnya dijulang2 tinggi menghentak kuat batang butuh aku, kedua kakinya juga memaut kuat pinggang aku. Aku tau Ann dah nak sampai klimak lalu aku membantu Ann dengan menghentak kuat dan padu batang butuh aku jauh ke dalam puki dia berkali2. Bibir Ann aku lepaskan supaya dia dapat lepaskan kata2 nikmatnya. "Aaarrghhhh!!!... Ooohhhhh!!!!...Mmmm!!!... Yesss!!!.. Fuck me!!..Fuck my pussy!!...Ann milik<br />Abanggg!!.." erangan Ann memenuhi ruang bilik jahitan aku. Puki Ann dan butuh aku terus bergesel sambil mengeluarkan bunyi2 lucah "Clup! Clap! Clup! Clap". Tubuh kami basah dengan peluh nikmat. Bulu butuh aku dah basah kuyup dengan campuran air mazi milik kami berdua. Sempat aku lihat puki Ann yang sedang kena pam oleh batang butuh aku. Sungguh indah sekali permandangan itu, bulu puki Ann juga aku lihat dah basah kuyup dengan campuran air mazi milik kami berdua dan aku lihat lebihan mazi kami berada pada bahagian perut kami akibat hentakan yang kuat dan padu. "Ohhhh!!... Abb..Abbangggg... Dddiiinnnn...!!!, Ann.... dahhh... nak keluar... Aahhhh!!, Abang Din.... Ohhh!!, Ahhhh!!, abanggggggg!!!!!..........sssaa...yyyaannngggg!!!", keluh Ann penuh kenikmatan. Aku mempercepatkan lagi hentakan butuh aku dalam puki Ann dan, "Ahhhhh!!! Oooohhhhh!!!... Abangggg Dinnnnn......!!!!" satu hentakan padu aku berikan sambil menekan kuat kedalam puki, Ann terus melepaskan pekatan nikmatnya yang membasahi seluru batang butuh aku sambil memanggil nama aku berkali2, seluruh kehangatan dan kenikmatannya diberikan pada aku dan aku menerimanya dengan penuh kerelaan. "I love you, I love you abang Din!!!" Itulah kata2 Ann pada ledakan terakhir air maninya. Dapat aku rasakan begitu banyak Ann keluarkan air mani pada klimak yang pertama ini hingga lebihanya mengalir di celah2 butuh aku dalam puki Ann lalu meleleh membasahi uncang telur butuh aku. Aku membiarkan butuh aku berendam beberapa minit di dalam puki Ann memberi peluang Ann menikmati klimak pertamanya. Lidah nakal Ann berterus-terusan merayap didalam mulut aku, Ann menyedut2 lidah aku kemudian melepaskan bibir aku sambil memberikan senyuman puas pada aku dan mengatakan "Ann dah lama sayang kat abang dan inginkan saat2 indah macam nie bersama abang, boleh Ann panggil abang dengan panggilan sayang?" Aku tersenyum dengan pertanyaan Ann dan menganggok tanda setuju. "Ann, kita berdua adalah kawan paling rapat malah kita telahpun bersatu sekarang. Abang akan selalu setuju dengan Ann dan batang butuh abang juga setuju." Ann meramas2 punggung aku sambil menekan jari tengahnya kedalam lubang jubur aku dan berkata dalam keluhan manja "Sayang.., Ann nak abang pancut air mani<br />abang dalam puki Ann boleh?" pertanyaan Ann membuat aku terkejut. Mana mungkin, nanti kalau dia buncit macam mana aku nak jawab dengan bini aku. Bertambah terkejut lagi bila dia menyatakan yang dia sedang subur tapi dia berjaya memujuk aku dengan kata2 janji "Alah, Ann bukan nak lahirkan anak... Ann cuma nak air abang ada dalam tubuh Ann saja, baru best, baru jadi kawan sejati... Nanti kalau Ann mengadung, Ann buanglah. Okey?" Aku jadi serba salah juga dengan Ann tapi Ann dah minta, dan aku dah janji dengan dia akan lakukan apa saja untuk hiburkan dia jadi terpaksa juga aku bagi. Aku memulakan pertarungan kedua kami, Ann minta untuk berada diatas aku pula. Dia kata nak naik kuda. Tanpa mencabut butuh aku dari puki Ann, kami menukar posisi. Ann mula mengenjut pukinya dengan menggeselkan bulu pukinya dengan bulu butuh aku. Bulu kami memang agak lebat sikit, maklumlah tak pernah tebas, Ann pun macam aku juga. Aku memeluk leher Ann dan kami terus berkulum lidah sambil menikamati persetubuhan yang hebat dari Ann yang hampir setahun gersang. Sambil itu aku menjeling kebahagian puki Ann yang rakus mengepam batang butuh aku. Sekali-sekala dia menghentak kuat pukinya yang diselang-seli menggeselkan bulu kami. Beberapa helai bulu butuh dan bulu puki gugur dan melekat di perut kami. Aku lihat bulu2 kami berdua sudah mula bersimpul antara satu sama lain. Ann tak memperdulikan itu semua, dia hanya menumpukan kebahagian pukinya yang gersang itu sambil mengerang kuat. Aku pula meramas2 tetek Ann yang keras membengkak tapi bersaiz sedikit kecil dari bini aku. Tindakan aku menjadikan Ann semakin ganas mengenjut batang butuh aku. Kemutan pukinya semakin kuat dan kerap menyedut2 butuh aku. Ann mula merapatkan tubuh seksinya ketubuh aku dan memeluk aku dengan kuat sambil mengerang kuat "Oooohhhhhh!!!, Aaarrrgggghhhhhhfff!!!...Ssssssshhh!!, sayanggg!!!, Abbangg...ss..ss..ssayaaannggg!!... Ooohhhh!!!... Ahhh!!!". Ann dah nak sampai klimaknya yang kedua. Aku meramas2 punggung Ann dan menekan2 jari aku kedalam lubang juburnya berkali2. Setelah Ann benar2 berada di kemuncak nikmat, kami berpelukan erat sambil Ann memberikan hentakan padu pukinya kepada batang butuh aku dan mengemut kuat dan aku juga membantu Ann<br />menekan batang butuh aku kedalam lubang puki Ann sedalam yang boleh. Ann kejang panjang pada klimak keduanya. Air maninya mencurah banyak hingga mengalir keluar dan meleleh kelurah punggung aku hangat dan nikmatnya aku rasakan. Sekali lagi butuh aku berendam dalam puki Ann tapi aku tak biarkan keadaan itu lama sebab aku dah mula rasa nak terpancut lalu aku menggulingkan tubuh Ann kebawah dan menindihnya lalu memulakan enjutan. Ann faham dengan tindakan aku dan membantu aku untuk mencapai klimak. Dalam keluhan Ann meminta, "Abang din... Kita... Pancut... sss...ssama-sama... Ohh!!!. Kami berkulum lidah lagi dan memacu kuat sambil berpelukan erat. Ann menyilangkan kakinya dengan kaki aku seperti seekor ular yang melilit tiang. Keaadaan itu menjadikan pukinya terbuka dan batang butuh aku mampu menyentuh dasar pukinya sementara aku mencapai jeans kami digulung dan letakan dibawah punggung Ann. Kedua tangan Ann merangkul kemas punggung aku bersedia untuk menerima benih2 nikmat yang bakal aku taburkan kedasar pukinya yang sedang subur itu begitu juga aku pun turut merangkul punggung sexy Ann dengan keras hingga meninggalkan bekas. Batang butuh aku dah tak mampu bertahan lagi, seluruh isi kenikmatan telah berkumpul di kepala butuh aku dan bersedia untuk dilepaskan kedasar puki Ann. Ann juga aku rasa dah nak klimak lagi. Pukinya sudah mula mengemut2 kuat butuh aku membuatkan aku jadi semakin dekat dengan kemuncak. Aku mula meraung kenikmatan dan berkata, Annnnn!!!... Abang dah tak tahannnn... Dah nakkk keluarrrr...Ooohhhh!!!..." dan di jawab Ann, "Ann juga sss...aarrgghhhfff... Abang sayang... Ooohhhh!! fuck Annnn....ff..ffuck... Annnn...harder...Annnnn nn..nakan..benihhhh... abbbaannnggg!!...Ohhhh!!. Selepas itu kami sama2 mengerang panjang dan sama2 memberi hentakan padu pada butuh dan puki kami. Nikmatnya tak dapat kami bayangi, hanya erangan saja yang keluar dari mulut kami berdua dan..., "Oooooohhhhhhhhhhhhh!!!!!........... Aaaarghhhhhh!!!!" dan kami sama2 dan diikuti..... Creeettt, Craatt, creeettt, creett,creettt, craattt... berdas-das air mani kami memancut dan bercampur dalam puki Ann. Ann aku rasa mengemut kuat dan padu seolah2 enggan membenarkan campuran mani kami tumpah keluar dari pukinya. Aku tau kemahuan Ann dan turut menekan kuat untuk menghalang mani kami tertumpah keluar. Tangan<br />kami sama2 merangkul kuat punggung kami berdua. Bibir kami kembali bertaut kemas dan bercumbu dengan penuh nafsu. Sisa2 mani masih berdenyut dan berpindan milik, kini semuanya dah jadi milik Ann. Air mani aku memang pekat sebab hampir seminggu tak keluar kerana bini aku datang bulan. Aku tau ia mampu membuncitkan Ann dan itu yang Ann maukan dari aku. Berkali2 Ann mengucapkan kata sayang pada aku dan aku membertahu dia yang aku tak buat ngan bini aku dekat seminggu dan Ann mungkin akan mengandung. Ann senyum panjang dan kata dia suka air mani aku yang bolah buat dia mengandung tu. Selepas beberapa minit batang butuh aku berendam dalam puki Ann aku cuba cabut tapi Ann halang dan kata nak bagi air mani kami yang dah bercampur itu mengalir kedalam rahim dia dulu dan dia juga nak aku pancut beberapa kali lagi yang aku mampu kedalam lubang puki dia sebelum dia benarkan aku cabut. Selepas lima minit batang butuh aku kembali bertenaga dan Ann memang sudah tahu kekerasan batang butuh aku dalam lubang puki dia dan kami pun meneruskan pertarungan seterusnya. Permainan kali ini lebih hebat sebab hampir satu jam baru aku pancut sementara Ann pula berkali2 kejang dan berikan kenikmatanya pada aku namun akhirnya Ann tetap nak pancut serentak dengan aku begitu juga dengan pancutan ke empat dan terakhir sebelum kami tertidur keletihan dalam keadaan batang butuh aku masih berendam dalam lubang puki Ann. Apabila aku terjaga hari sudah senja dan Ann masih setia dibawah aku sambil perlahan2 mengayak pukinya menghentak butuh aku. Walaupun sedikit rasa sakit kerana air mani yang melekatkan pada simpulan bulu2 kami berdua tapi Ann buat tak peduli dan terus mengenjut dan mengepam batang butuh aku. Bibir Ann kembali rapat kebibir aku dan menyedut lidah aku. Peluh yang tadi kering kini kembali basah bercampur baur dengan bau badan kami berdua namun itu tidak dipedulikan kami. Aku terus mendayung semakin keras, dan Ann melepaskan klimak beberapa kali lagi sebelum kami berdua mencapai klimak serentak untuk kesekian kalinya. Sebelum berpisah Ann minta aku pancut sekali dalam lubang jubur dia, aku tak bantah dan terus memenuhi permintaan dia.<br />Malam itu aku talipon bini aku mengatakan yang aku mungkin pulang lewat kerana banyak tempahan dalam keadaan tubuh Ann masih enggan melepaskan aku pergi. Ann memang kuat sex, Semenjak peristiwa itu, setiap hari kami mengadakan hubungan sex dan Ann kini semakin sayang dengan aku dan semakin sexy dengan fashion britney spearnya. Ann bagi tau aku yang dia pernah tidur dengan beberapa lelaki selepas peristiwa kami bersama tapi pancutan air mani mereka tak sehebat aku. Ann beberapa kali hampir mengandung anak kami dan anak lelaki yang dia tidur tapi dia sempat menggugurkanya sebelum perutnya itu membesar. Ann pernah juga nak lahirkan anak aku tapi aku tak mau imej dia buruk dan mungkin dia akan tersisih dari keluarga nanti. Ann aku nampak dah mula jadi macam bohsia. Dia bergaul dengan lelaki lelaki yang kacau dia dan akan melakukan hubungan sex dengan mereka, setiap malam Ann tidur di rumah bujang teman2 lelakinya dan mengadakan parti sex disana. Bila pagi dia akan dihantar oleh lelaki2 itu tempat aku menjahit dan aku dapat lihat sisa2 mani yang tumpah pada bahagian kangkang jeans sexy Ann, Setiap pagi bila pulang Ann akan minta butuh aku puaskan puki dia dan aku tidak pernah menolak walaupun bermain dalam takungan mani teman2 lelakinya malah aku rasa lebih nikmat bermain dalam takungan campuran mani teman2 lelaki Ann. Ann pasti akan tertidur kepuasan selepas beberapa kali aku pancut dalam puki dia. Aku tau sepanjang malam Ann mencari kepuasan dengan teman2 lelakinya kini dia kena rehat seketika. Kadang2 ketika tiada tempahan, butuh aku akan berendam dalam puki Ann. Aku memang sediakan bilik khas untuk kami bertarung dan berendam. Bila tiba hari jadi Ann, aku tanya dia nak aku hadiahkan apa, Ann kata dia cuma nak aku dan teman2 lelakinya mengadakan parti sex dan semua air mani kami akan bercampur dalam lobang puki dan jubur dia. Kami semua bersetuju akan adakan parti sex khas untuk Ann. Malam itu Ann sorang akan layan lima orang lelaki sekaligus dan dia letak aku sebagai ketua dimana batang butuh aku tidak dibenarkan cabut keluar dari lubang puki dia. Ann akan menunggang butuh aku sementara empat lelaki akan bergilir2 kongsi ngan aku fuck puki Ann. Memang cukup nikmat sebab dua batang butuh memenuhi puki Ann dan seorang lagi pulak akan<br />menindih Ann sambil fuck jubur Ann. Dalam masa yang sama Ann akan mengulum butuh sorang lelaki lain Air mani kami bercampur aduk dan tumpah memenuhi ruang tamu rumah bujang teman2 lelaki Ann. Malam itu kami semua tertidur sambil melekat dengan Ann. Tubuh kami semua dipenuhi Air mani yang bercampur menjadi satu itu. Tubuh Ann rapat dihimpit tiga lelaki dan mulut dia juga dipenuhi air mani teman2nya. Paginya sebelum pulang kami bergilir2 bermesra dan pancut dalam puki Ann. Tiga tahun aku kawen dan tiga tahun juga aku dan Ann adakan hubungan sulit malah tak ada seorang pun yang tahu perhubungan kami atau syakkan kami. Ann dah anggap aku sebagai couple dia malah dia kata tak dapat hidup jika tak buat sex ngan aku sehari. Ann bagi aku dah jadi gila sex sebab dia juga buat sex ngan aku ketika datang bulan. Kali pertama peristiwa sex diwaktu Ann datang bulan adalah selepas kami adakan party sex birthday dia. Malam itu Ann tak keluar bilik dan aku tau dia datang bulan. Dia ajak aku buat tapi aku tolak sebab ia boleh bahayakan Ann, tapi malam itu aku terpasa temankan Ann sebab dia takut tidur sorang di bilik jahitan aku yang terletak agak jauh dari rumah orang itu. Ann kata dia tak takut kena rogol sebab dah banyak kali dia kena rogol dengan lelaki yang dia tak kenal, lelaki mana boleh tahan kalau tengok Ann bejalan sorang2 di lorong2 sunyi. Ann tak akan lawan malah dia akan cabar mereka lagi untuk puaskan puki dia. malam itu aku cuma ringan2 saja ngan Ann tapi kami tetap tidur bersama dalam keadaan bogel. Ann gunakan alat yang dimasukan dalam puki dia untuk halang darah keluar jadi dia tetap tak perlukan seluar dalam. Aku tidur nyenyak disebelah Ann namu aku terjaga lewat malam kerana aku terasa Ann sedang menindih tubuh aku sambil batang butuh aku yang sudah siap berendam dalam puki yang berdarah. Aku tak dapat kawal dan kami terus lakukanya sampai kami sama2 puas dan tertidur dalam keadaan butuh aku berendam dalam puki dia. Semenjak itu kami tetap akan lakukan sex walaupun Ann datang bulan.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-32718541985611852372009-10-13T23:32:00.000-07:002009-10-13T23:39:11.399-07:00Anal Sedara,Isteri BossSetelah berulang kali aku bersama isteri boss aku. Seminggu boss aku cuti, dan aku bersamanya 5 hari.<br />Setelah boss aku balik dari Sabah aku cuba curi2 masa bersamanya.......saling mengingini.......saling inggin mengecapi kesedapan....... dan aku percaya dia amat berpuas hati pada aku.......cuma firsttime aku dgnnya saja 15 minit. Satu hari aku terlalu rindukan belaian dia, dan aku akan meninggalkan RTM tak lama lagi untuk ke Johor. Aku telefon dia untuk ketempat biasa. Katanya "akak sibuk kerana keluarga dari kampung datang"<br />Dia minta 2-3 hari lagi la. Tak apa, aku call Iza. Anak sedaranya dan minta datang ketempat biasa, kantin rtm. Dia orang tak kisah kerana anak sedaranya pernah tido kat situ. Di kantin kami tak menunggu banyak masa dan kurang bercakap. Iza terus memeluk aku dan katanya" iza terlalu rindukan hid laaaaa"kami bercium lama, selama ini kami tak pernah terlanjur. Entah kenapa kali ini aku teringat mak sedaranya, belaiannya dan enjuttannya. Aku meramas tetek Iza dalam tshirt. Iza mendongak saja "ussssssssshhh" sambil matanya pejam..."sssedap, lama hid tak ramas Iza punya"....."hid pun rindukan iza"sambil aku selinapkan tangan aku masuk kedalam tshirt iza.....iza tepis "hantar iza balik...dulu hid tak macam ni.....kita kan dah janji hanya dalam baju aje". "hid tahu iza , tapi hid terlalu rindukan iza"."hid ni kawan ngan iza kerana cinta ke nafsu".... aku terkedu hampir tak terjawab, aku senyap dan diam. Iza terus menggoyangkan bahu aku sambil berkata " iza tanya hid ni........iza sayangkan hid dan iza mahu kita terus berkawan utk selamanya. Tanpa merosakkan dgn begini". Sekali lagi aku diam, aku lepaskan pelukkan aku yg agak longgar tadi. Iza cuba menggoyangkan bahu aku lagi........." hid ... tengok mata iza ni......"kemudian kami diam agak lama, cuma aku terasa belaian tangannya mengelus rambutku. Aku masih ghairah sambil masih terbayang aksi dgn mak sedaranya. Sememangnya aku terlalu gian. Aku terlalu inginkan kesedapan berulang lagi. Aku cium lembut pipinya, telinganya dan lehernya. Tiada tindakbalas...."isssssss.....ussssssss" sambil dia pejam mata. Iza menggeliat geli atau seronok, yg pasti aku bertambah syok. "hid.....kenapa kita jadi macam ni"..."hid terlalu sayangkan iza.......iza...hid terlalu rindukan iza" serta-merta aku memeluk erat badannya, tak aku sangka iza membalas dgn erat sekali sambil mengelus kecil......"hiiiiiiiiiiiiisssssh"..lembut, ghairah dan tangan aku dah dalam bajunya serentak tu, mulut kami masih bertaut lembut dan halus, saling menghisap. Aku cuba membuang tshirtnya. Putih sunggggguh dadanya, teteknya tak terlalu besar tapi cantik , mulus. Aku buka colinya sambil mulut kami bertaut. Pengalaman aku ngan mak sedaranya kugunakan sepenuhnya ussssssh....isssssh" betul-betul dicuping telinga aku. Tangan kanan aku dah kat pantatnya, tanpa spender, tak setemabam mak sedaranya tapi terasa kepadatannya. Berair sikit. Aku memainkan biji kelentitnya. "ssssssedapnya hid....hiddddddddddd, kenaaaaaapa sedap sangat ni". Aku diam je. Terus mulut aku lepaskan ke puting teteknya sebelah kiri. Mak sedaranya kata, tetek kiri lebih sedap bagi perempuan "ussssssssshhhhhhhh" sambil dia menggeliat, mengangkat punggungnya. ssssssssseeeedddddd.........aaaaahhhhhhhhh"aku buka skirtnya. Iza bogel depan aku. Percayalah body lagi cantik daripada mak sedaranya. Anak dara 17 katakan. Aku menjilat seluruh badannya. Aku tak nak jilat pantat...busuk!!!!!!! Aku dah berbogel, konek dah tegang aku tak boleh tahan dgn bodinya yg putih, gebu.........."iza.......hid nak masukkan konek" iza hanya diam "isssssssa adusssssssssssss hid........isusssssshhh" mata kejap. Aku kangkangkan paha terus memasukkan konek aku kedalam pantat......"oooooooohhh ketatnya" "adusssssszzzssssss...slow sikit hid" sambil menolak sikit badan aku.aku menjunamkan perlahan2 konek kedalam....."ussssshhhhhhhhh......." iza masih memelukku dgn erat sambil mengerutkan matanya."sssssssssssedapnya hiddddd". Aku mecium tengkuknya mencium kat yg terdaya. Terasa kemutan pantatnya yg sangat berbeza dgn mak sedaranya. Aku terasa konek aku sejuk......."ssssssssssssss.....uuuuuuuussssssseeeeeedddddap aaaaaaahhhhhhhhhh" iza memelukku erat. Kakinya memaut punggungku. Aku rasa konek aku betul2 masuk kedalam. Terasa sungguh sejuk dan rasa lelehan keluar dari pantatnya. Iza perlahan-lahan lepaskan pelukkannya dan aku masih menghayun konekku perlahan2 mengikuti alunan punggungnya. Kembang-kuncup kemutan sungguh terasa........"hiddddd..... iza......sssssssssssayangkan hid.......jgn tinggalkan iza leeeeeeeeepasss ni......plisssszzzzzz ........ishhhhhhh... sedapnya......uuuuuuuusssssssss......". " Iza hid sayaaaaaangkan<br />iza"............. "hid........iza tak nyesal buat gini dgn hid......tapi.....ushhhhhh...ssssssssedapnya........" iza terus menggoyangkan punggungnya. Aku minta iza mengayunkan punggungnya ke kiri dan ke kanan......"adusssssssszzzz iza... hid gembira dengaaaaaaaan iza". "ossssssssh....izaaaaaaaaa " Serentak dgn tu aku peluk erat iza bertaut dan aku pancut kedalam dan itu yang buat iza memeluk aku terlalu erat. Kami diam seketika utk mengecapi kesedapan itu. Konek aku masih kat dalam pantat iza. Aku belai iza lembut dan iza tak menangis. Setelah hampir 1/2 jam konek aku kat dalam pantat iza, terasa balik kekejangnya, aku ayun sekali lagi dan kali iza sungguh menakjubkan, mainan kami kali ini sungguh sedap dan iza cukup puas. Kami sungguh letih dan aku terbangun esok (ahad) kantin tutup. Iza minta aku sekali lagi. Kali ni Iza yg memulakannya dan aku mengajar macammana mak sedaranya mengajar aku. Kami buat selepas tu......2 kali......iza terlalu penat. Kemudian iza memberitahu aku, ayahnya akan berpindah ke Sarawak minggu tu jugak sebab tu seluruh keluarganya ada di kl.iza minta aku tak meninggalkan dia. Aku berjanji aku tetap menantinya. Aku juga sayangkan iza sepenuh hati ku. Kami berjanji utk saling menyintai. Kami berhubung di Sarawak selama 2 tahun sehingga dia mengatakan seorang usahawan Sarawak akan mengahwininya dan iza pun berkahwin. Aku frust. Selama ni aku setia dgnnya. Aku dah putus dgn mak sedaranya kerana dia dan selepas tu aku tak keruan sehinggalah aku berjumpa dgn seorang yg bernama Ina.....Jumpa lagi dgn pengalaman aku ngan Ina pula ,dia pun masih dara.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-60667642209801960592009-10-13T23:31:00.000-07:002009-10-13T23:32:36.561-07:00Jiranku Amoi CantikBegini ceritanya....<br />satu pagi ketika semua orang kerja termasuk family aku semuanya kerja adik lak pergi sekolah tadika dan aku masa tu tak sedap badan maka aku tak pergi kerja hari tu (ini berlaku Tiga bulan lalu) dan bab sex ni<br />aku tak pandai dan tak ada pengalaman dan pengalaman hanya sex melalui telipon yang aku hubungi seorang makwe dan terus kami buat sexphone. itu sahaja pengalaman aku.( sesiapa yang berminat untuk sexphone dengan aku sila email putehsu...@yahoo.com Anda akan dilayan) dan satu lagi pengalaman aku ialah tengok vcd lucah dan melawat laman web dan chat nama nick aku ialah zali69 atau zali65. tapi tak pernah dapat mana2<br />awek pun untuk sex. mereka beri pun no talipon palsu.<br />ok cerita... amoi tu lak.<br />semasa aku sedang menjemur kain yang dipesan oleh ibu aku kat belakang rumah. Rumah kami rumah teres. aku ternampak anak amoi jiran yang kerja sebagai kerani bank pun tak kerja juga hari itu aku tegur dia. yang<br />ketika itu dia berseluar pendek puteh ketat (mungkin tak berseluar dalam dalam fikiran ku) tak kerja ke hari ini amoi? katanya badan tak sedaplaa.. sebab malam tadi pergi dinner kat rumah rehat kerajaan.<br />semasa amoi tu jemur bajunya dia berbaju kuning jarang mungkin baju tidurnya dan tak bercoli. wow 37 28 38 mungkin itulah lebih kurang ukurannya. akulak masa tu pakai kain pelekat aje. amoi tu tanya aku u pakai kain pelekat selesakaa.. dia ingin tahu. aku jawab selesa lebih-lebih lagi tak berseluar dalam. dia ketawa kecil. kemudian dia masuk kedalam setelah selesai bajunya dijemur. aku perasan dia intai aku dari dalam rumahnya. dan masa tu `adik` aku setengah hidup dan menyebab kan kain aku terangkat kedepan dan amoi tu terus memerhati `adik` aku.<br />kemudian hampir selesai aku sidai baju-baju tu amoi tu keluar semula dan menjemur semula coli dan beberapa seluar dalamnya. aku tegur selamba wah amoi semua basuhkaa habis tak ada yang pakai lagi kaa dia kata mmmmm sahaja. apa u mahu tengok kaa katanya .. aku kata kalau u berani u tunjukanlah.. amoi tu menjeling manja. Boleh katanya tapi jangan lebih-lebih. aku kata kat mana u mahu tunjuk? katanya dalam rumahnya. so aku pun panjat pagar rumah kami tu (kami jemur baju kat sebelah belakang) dan belakang rumah kami pokok kelapa sawit ) so tak ada sapa yang nampak.<br />Amoi tu terus masuk dalam. dan ke dalam bilik tidurnya. wah bilik tidurnya bersih dan wangi, ada aircon lagi. bila aku masuk sahaja bilik<br />dia dia terus baring dan kangkangkan kainya luas-luas macam orang dah biasa dan berpengalaman tergamam aku dan batang aku terus tegang 100% dia suruh aku sondol kangkangnya yang masih berseluar pendek dan berbaju kuning aku terus gomol kangkang dia. dia mengerang kesedapan dan katanya lu tau tak sebenarnya dia dah lama idam kan aku. untuk<br />jilat batang melayu sebab katanya dia tak pernah jilat batang yang dah sunat.<br />sambil aku gomol-gomol dia mengerang kesedapan sambil ramas-ramas buah dadanya sendiri yang dah menegang keras dan aku pun sama-sama ramas buah dadanya. terasa lak seluarnya dah basah dan amoi tu mengeluarkan banyak air. hampir setengah jam aku macam tu. untuk cium mulutnya aku tak berani kot-kot dia baru lepas makan daging babi mampus aku. biar pantatnya kau sondol lagi sedap. aku tak tahu nak buat macam mana lagi<br />so aku lanyak semacam aje katanya aku ni kasar dan gelojoh. kemudian amoi tu tanggalkan seluarnya didepan aku dan bajunya sekali. wah<br />putehnya diaaaa kemaluannya tak banyak bulu dan menyebabkan kelentitnya yang tak sunat tu nampak panjang aku sentuh denagn jari terasa keras.<br />dia mengeliat dan mengerang kesedapan dia gentel teteknya aku uli bijinya jari hantu aku kat dalam lobang dan ibu jari aku kat<br />kelentitnya dan tangan kiri aku kat tetek kirinya. hampir setengah jam aku buat macam tu. so amoi tu terus tanggalkan kain aku yang dah basah dan banyak air keluar dari`adik` aku<br />dia terus lihat batang aku dan dia tenung lama-lama katanya wow cantik ooo segar kerana dia lihat `adik` aku yang dah sunat. dia kolom dan<br />jilat wahhh.. itulah kali pertama batang aku di jilat dan di kolom<br />.terasa dunia ni berpusing ligat. aku kegelian dan terasa nak terpancut<br />aje rasanya. tapi aku cuba tahan dan aku cuba tahan nafas . jilatan<br />amoi tu terlalu sedap dan aku tak tahan lagi. amoi tu hisap dan sedut sambil tu lidahnya gesel kat batang aku. wahhhh aku mengerang kesedapan dan aku pun mengeluarkan peluh satu badan banyak. lama gak aku tahan<br />kemudian amoi tu ajak kami main terbalik iaitu cara 69 wah.. sedap teramat sangat. aku tanya dia tak mahu masuk kaa dia kata dia tak mahu sebab dia kata dia masih dara. lebih kurang sepuluh minit aku tak tahan dan aku terus pancutkan air mani aku ke dalam mulutnya. wahhhhhhh sedapnya.. bila amoi tu terus kolom dan jilat batang aku yang sedang pancut dan amoi tu tekan kan pantatnya kat muka aku dan peha nya kepit kepala aku dan aku terus menjilat pantatnya dan akhirnya amoi tu mengerang kesedapan dan dia enjut-enjutkan pinggangnya kat arah aku mungkin dia pun sedang pancut dan aku terasa air yang banyak keluar tapi aku tak jilat lagi pantatnya.<br />kami terus kepenatan. wah sedapnyaa. amoi tanya aku u tak ada pengalaman kaa. aku mengakuinya dan dia senyum. katanya kalau dia mahu<br />lagi dia beri isyarat pada aku. sekarang ni dia malu-malu dengan aku buat macam biasa tapi bila keluarganya tak ada dia ajak tapi tak ada peluang langsung seperti pertama kali. Kadang-kadang kalau dia tak tahan malam dia ajak kebelakang rumah dan mengenggam batang aku itu sahaja yang dia puas.<br />pernah gak dia ajak naik kereta proton satria dia pertemuan di tempat lain tapi setakat ini tak pernah menjadi. dan hari ini amoi tu dihantar keluarganya ke Australia untuk melanjutkan pelajaran nya sebagai accountant. mungkin kalau dia balik bercuti aku ada peluang dan itu pun mungkin raya cina tahun depan. itulah pengalaman akukecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-2616329835763807532009-10-13T23:25:00.000-07:002009-10-13T23:31:25.899-07:00AlongNamaku Maihidatul Shima, tapi semua orang panggil Along sahaja. Keluarga Along susah. Bapak bekerja sebagai pembantu di kolam ikan milik Pak Cik Ayob. Gajinya sebulan hanyalah sebanyak RM 750.00 sahaja. Dengan gaji itulah bapak terpaksa menanggung Along dan adik-adik yang seramai 7 orang. Sekarang ni pulak Mak sedang mengandung lagi. Ada masanya kami hanya makan sekali sehari, apabila bapak keputusan duit belanja. Banyak duit bapak di belanjakan untuk susu adik-adik. Untuk menambah pendapatan mak turut bekerja mengambil upah menjahit dan menganyam tikar mengkuang. Mujurlah juga rumah yang kami tinggal itu tak perlu disewa kerana milik Pak Ayob. Pagi-pagi lagi bapak sudah pergi ke kolam dan hanya pulang berehat dan makan pada waktu tengahari. Sebelah petang, bapak akan bekerja sehingga senja, Kadang-kadang bapak terpaksa bekerja di waktu malam apabila peraih datang untuk mengambil ikan – ikan peliharaan untuk di jual. Apabila mak sibuk, Alonglah yang akan mengambil alih tugas memasak dan menjaga adik-adik di rumah. Walaupun penat, tapi…Along ..Tak Kesah… Tahun depan ni bila sekolah buka, Along akan masuk tingkatan satu. Tapi bapak cakap mungkin Along kena berhenti sekolah, pasal bapak tak mampu nak bayar yuran dan buku-buku sekolah menengah yang mahal. Itu belum masuk pakaian dan berbagai-bagai peralatan lagi. Memanglah Along sedih, sebab kalau boleh Along nak belajar tinggitinggi sampai masuk universiti macam anak-anak Pak Ayob. Semua anak-anaknya berjaya dan bekerja di bandar. Kawan-kawan Along pun seronok sangat bercerita pasal belajar kat sekolah menengah. Dia orang kata best sebab kat sekolah menengah nanti ada abang-abang senior tingkatan empat ke, lima ke..boleh buat abang angkat. Kalau nasib baik boleh jadi pak we. Bukan macam kat sekolah rendah, budak-budak lelaki semuanya comot-comot belaka. Along cuba juga bagitau mak suruh pujuk bapak supaya Along dapat terus belajar. Tapi mak cakap dia tak boleh buat apa-apa, semuanya terpulanglah kepada bapak. Along faham dengan keaadaan bapak. Kalau nanti bapak kata Along terpaksa juga kena berhenti sekolah, Along ikut saja…Along ..Tak Kesah… Pagi tadi Pak Ayob datang ke rumah. Dia datang pasal nak menziarahi adik Along yang sedang demam. Pak Ayob memang baik dan sangat mengambil berat dengan keadaan kami sekeluarga. Walaupun usianya menjangkau 70 tahun, namun Pak Ayob masih lagi kelihatan segak dan sihat. Kini Pak Ayob tinggal seorang diri selepas kematian isterinya tiga tahun lalu. Kesemua anak-anaknya pula sudah berkeluarga dan tinggal sendiri di bandar. Kebaikan Pak Ayob membuatkan Along menganggapnya seperti atuk Along sendiri. Pak Ayob terkejut apabila di beritahu yang Along mungkin terpaksa berhenti sekolah. Tanpa berfikir panjang, dia menawarkan diri untuk menanggung perbelanjaan sekolah Along. Along sangat seronok. Tapi mak kata, kena bagitau bapak dulu, takut nanti bapak tidak setuju pula. Pak Ayob berjanji akan memberitahu sendiri hal itu kepada bapak. Dan jika bapak setuju, petang nanti dia akan bawa Along ke bandar untuk membeli peralatan dan buku-buku sekolah. Along berharap sangat bapak akan setuju, dan Along dapat terus belajar. Walaupun Pak Ayob bukan keluarga Along… tapi… Along.. Tak Kesah… Tengahari, masa bapak balik makan, terus Along tanyakan tentang tawaran Pak Ayob itu.<br />Bapak hanya diam tetapi menganggukkan kepalanya tanda bersetuju. Mungkin dalam hatinya, dia berasa sedih kerana terpaksa membiarkan orang lain menanggung perbelanjaan sekolah anaknya sendiri yang sepatutnya menjadi tanggungjawabnya. Along tersenyum lebar kerana sangat seronok dengan berita itu. Tapi bapak terus menasihatkan Along supaya belajar dengan rajin dan tekun, sambil tidak melupakan segala pertolongan dan bantuan Pak Ayob telah berikan. Along berjanji akan mematuhi nasihat bapak itu. Selesai makan dan mengemas rumah, Along terus mandi dan bersiap menanti kedatangan Pak Ayob. Along memakai seluar jean dan t shirt yang bapak beli dua tahun lalu yang sudah pun ketat dan singkat hingga menampakan perut dan pusat Along…tapi..Along.. Tak Kesah… Tepat pukul tiga, Pak Ayob sampai ke rumah Along. Selepas meminta izin dan bersalam dengan mak, Along pun bertolak ke bandar dengan menaiki kereta Toyota Unser Pak Ayob. Pak Ayob tersenyum apabila melihatkan wajah Along yang berseri-seri kerana keseronokan. Dalam perjalanan itu Pak Ayob banyak bercerita tentang arwah isterinya dan kisah-kisah lampaunya. Along pula lebih banyak mendengar dari bercakap Cuma sesekali Along ikut tertawa apabila Pak Ayob membuat jenaka. Pak Ayob mengakui sangat rindu apabila terkenangkan muda bersama arwah isterinya.Apabila sampai di pinggir bandar, Pak Ayob menyuruh Along memakai tali pinggang keledar kerana bimbang di tahan . Tapi Along tak pandai, jadi terpaksalah Pak Ayob memakaikannya untuk Along. Semasa memakaikan tali pinggang itu, beberapa kali tangan Pak Ayob bergesel dengan buah dada Along yang agak membonjol kerana baju yang ketat itu. Memang pun Along tidak memakai baju dalam tadi. Sepanjang perjalanan, Along perasan juga mata Pak Ayob kerap menjeling kearah buah dada Along itu…tapi…Along..Tak Kesah… Pak Ayop membawa Along membeli-belah di sebuah pasaraya yang besar. Dia membelikan dua pasang baju sekolah, dua pasang kasut dan stokin untuk Along. Kemudian Pak Ayob membelikan pula beg sekolah dan alat tulis. Dia juga turut membelikan Along seutas jam tangan berjenama Barbie. Selesai membeli belah, Pak Ayob membawa Along makan di sebuah restoren makanan segera yang besar. Kami makan ayam dan kentang goreng sehingga kenyang. Selepas itu, Pak Ayob mengajak Along bersiar-siar di kawasan rekreasi yang terdapat berhampiran pusat membeli belah itu. Sambil berjalan, Pak Ayob memegang tangan Along dan menyuruh Along memeluk lengannya yang pejal dan banyak bulu itu. Sambil itu Pak Ayob terus menggeselkan lengannya pada bonjolan buah dada Along. Sesekali apabila tiba dikawasan yang tiada orang, Pak Ayob akan menarik Along rapat kepadanya sambil tangannya menggosokgosok lembut punggung Along. Walaupun terasa geli..tapi..Along.. Tak Kesah… Menjelang senja barulah Pak Ayob mengajak Along untuk pulang. Semasa mengenakan tali pinggang keledar ke tubuh Along, sekali lagi Pak Ayop mengambil kesempatan menyentuh dada Along berulang kali. Kali ini dalam perjalanan, Pak Ayob kurang bercakap, tetapi Along perasan ekor matanya semakin kerap menjeling ke arah dada Along. Hinggakan kadang kala Pak Ayob seperti hilang tumpuan ketika memandu. Beberapa kali kereta yang di pandunya itu tergelincir ke bahu jalan. Sesekali dia resah sambil membetulkan sesuatu di celah kelangkangnya. Apabila hampir sampai ke tempat<br />kami, tiba-tiba Pak Ayop membelok keretanya masuk ke dalam kebun kelapa sawit. Setelah agak jauh dari jalanraya, Pak Ayob memberhentikan keretanya. Apabila Along bertanya kenapa dia berhenti di tempat yang sunyi itu, Pak Ayob menjawab, dia masih lagi tak puas berbual dengan Along. Walaupun hati Along agak risau kerana tempat itu sangat sunyi dan malam pula semakin kelam…tapi…Along..Tak Kesah… Pak Ayob mengajak Along berpindah duduk bersamanya di kerusi belakang kereta itu sambil membiarkan injin kereta terus hidup. Sambil memuji wajah Along yang cantik dan tubuh yang lebih dewasa dari usia, tangan Pak Ayob mula merayap lalu menggosokgosok perut Along. Along hanya mendiamkan diri apabila tangan Pak Ayob semakin naik ke atas menuju arah buah dada Along. Tubuh Along sedikit tersentak tatkala pertama kali jemari Pak Ayob bersentuhan dengan puncak buah dada Along tanpa sebarang halangan lagi. Debaran jantung Along semakin kencang apabila perlahan-lahan buah dada Along di usap dan di ramas oleh jemari Pak Ayob.Melihatkan Along tidak membantah perbuatanya itu, Pak Ayob memaut leher lalu mencium pipi Along. Kemudian bibir Along pula menjadi sasaran kucupannya. Ramasan tangan Pak Ayob pada kedua-dua belah buah dada Along semakin kuat sambil sesekali dia mengentel-gentel puting kecil Along. Along membiarkan Pak Ayob mengucup bibir Along sepuas-puasnya walaupun ada kalanya bibir Along terasa sakit terkena gigi Pak Ayob. Along agak terkejut apabila Pak Ayob tiba-tiba sambil berbisik mengajak Along untuk melakukan hubungan seks dengannya…tapi…Along..Tak Kesah… Along menurut sahaja apabila Pak Ayob menyingkap dan seterusnya menanggalkan tshirt yang Along pakai. Kedinginan hawa dari pendingin kereta itu kuat menyapa tubuh Along. Sebaik sahaja baju Along tertanggal, Pak Ayob terus menolak tubuh Along rapat ke kerusi. Dia lalu mencium leher Along. Along terasa geli yang teramat apabila misai kasar Pak Ayob bersentuhan dengan kulit leher Along. Along mula mengeliat kecil. Ciuman Pak Ayob semakin kebawah hingga akhirnya, bibirnya melekap pada puncak buah dada Along. Tubuh Along terasa menggigil menahan rasa geli yang teramat sangat. Semakin kuat tubuh Along menggigil, semakin kuat pula bibir Pak Ayob menyonyot puncak buah dada Along silih berganti.Perlakuan Pak Ayob itu membuatkan Along semakin tak keruan. Tangan Along yang tadi hanya berdiam, mulai memegang dan meramas-ramas rambut Pak Ayob yang sudah hampir botak itu. Sambil itu tangan Pak Ayob mula menggosok gosok peha Along. Along bertambah geli. Tiba-tiba Pak Ayob menghentikan hisapan pada buah dada Along. Dia memandang muka Along sambil tersenyum. Tetapi Along segera menundukan muka dan menekup buah dada Along yang terdedah itu. Pak Ayob menanggalkan bajunya sendiri. Kemudian dia membuka zip seluar lalu mengeluarkan batang butuhnya. Dia mencapai tangan Along sambil menyuruh Along memegang batang butuhnya itu. Walaupun malu…tapi…Along..Tak Kesah… Pak Ayob membiarkan Along memegang batang butuhnya yang besar itu. Panjangnya agak Along, hampir lapan inci. Pangkalnya dipenuhi bulu-bulu yang panjang dan kasar. Sementara batangnya di kelilingi oleh urat-urat yang berselirat. Kepalanya pula kembang seperti ‘kulat tahun’ yang sering Along pungut di atas busut selepas hujan. Inilah first time Along pegang butuh orang lelaki. Along nak sangat tengok rupa batang butuh itu, tapi terasa malu pula. Pak Ayob kembali mengerjakan buah dada Along. Hampir seluruh<br />buah dada Along berada dalam mulutnya, sambil lidahnya bermain-main pada puting. Sesekali dia menggigit puting Along sehingga membuatkan Along semakin kuat menggigil menahan kegelian yang teramat sangat. Along dapat merasakan buah dada Along menjadi keras dengan sendirinya. Pak Ayob menyuruh Along melancapkan batang butuhnya. Dia memegang tangan Along dan menyuruh Along mengurut batang butuh nya dari hujung kepala hingga ke pangkalnya. Along dapat merasakan batang butuh Pak Ayob semakin keras dan berdenyut-denyut. Denyutannya semakin kuat sehingga terhangguk-hangguk apabila Along meramas-ramas batang butuhnya itu. Pak Ayob mengerang sambil terus menghisap dan menyonyot buah dada Along.Kini tangan Pak Ayob berusaha pula untuk membuka butang seluar jean Along. Selepas itu zip seluar Along pula di tariknya ke bawah. Sebaik sahaja zip seluar Along terbuka, Pak Ayob perlahan-lahan meyeluk tangannya ke dalam seluar Along. Along dapat merasakan jari kasar Pak Ayob menyentuh tundun cipap Along. Sebaik tersentuh, Pak Ayob tiba-tiba terhenti seketika. Dia lalu memandang ke bawah. Along rasa dia mungkin terkejut sebab Along tak pakai seluar dalam. Memang punAlong tak suka pakai seluar dalam, kecuali pada masa datang bulan. Pak Ayob tersenyum memandang Along, tapi Along buat selamba aje. Memang malu betul…tapi..Along..Tak Kesah… Pak Ayob meminta untuk menanggalkan terus seluar Along. Along hanya mengangguk. Along mengangkat punggung semasa Pak Ayob melurutkan seluar Along ke bawah. Kini tubuh Along sudah berbogel sepenuhnya. Along mengepit kedua-dua peha Along kerana malu. Belum pernah lagi Along berbogel di depan orang selama ini. Pak Ayob memberitahu Along supaya jangan malu kerana dia pun akan berbogel juga. Tanpa segan, Pak Ayob menanggalkan seluar serta seluar dalamnya sekali. Tubuh gempal Pak Ayob penuh di tumbuhi bulu terutama di bahagian dada dan di bawah pusatnya. Dia mendongakkan kepala Along dan meminta Along melihat ke arah batang butuhnya yang keras terpacak di celah-celah pehanya.Along terpaku seketika kerana pertama kali menyaksikan di depan mata batang butuh seorang lelaki. Kali ini tanpa di suruh, Along memberanikan diri memegang dan mengusap batang butuh Pak Ayob itu. Pak Ayob tersenyum lebar lalu mulutnya kembali menghisap buah dada Along sambil tangannya meramas-ramas tundun cipap Along. Pak Ayob menolak paha Along terbuka sedikit supaya jarinya dapat menyentuh pada belahan cipap Along. Along menurut sahaja…Along..Tak Kesah… Along memejamkan mata apabila merasakan jari tua Pak Ayob bermain main pada alur cipap Along. Terasa jari-jari Pak Ayob bergerak dengan licin kerana Along perasan sejak tadi lagi cipap Along telah mengeluarkan cecair. Kegelian yang Along rasa kali ini lebih berganda dari tadi. Along merapatkan tubuh Along kepada tubuh Pak Ayob. Sambil itu Along mengocok kuat batang butuh Pak Ayob. Sesekali Along sempat menjeling dan melihat separuh dari jari hantu Pak Ayob keluar masuk alur cipap Along yang semakin basah itu. Along membuka kangkangan dengan lebih luas lagi sambil mengeliat menahan kegelian. Along turut membalas sewaktu Pak Ayob mengucup bibir Along. Bagaikan faham perasaan Along ketika itu, Pak Ayob menarik Along naik ke atas pehanya. Kini Along betul-betul terkangkang di atas tubuh Pak Ayob. Pak Ayob melumur batang butuhnya dengan air liur dan mula menggeselkan kepala butuhnya itu betul-betul pada belahan cipap Along. Along kian berdebar menantikan tindakan Pak Ayob<br />seterusnya…Along..Tak Kesah… Along menahan nafas apabila perlahan-lahan Pak Ayob menekan kepala butuhnya masuk kedalam alur cipap Along. Along memeluk Pak Ayob kuat-kuat. Terasa kepala butuh Pak Ayob padat memenuhi alur cipap Along semakin lama semakin dalam. Pak Ayob menyuruh Along mengangkang lebih luas lagi supaya batang butuhnya senang masuk. Pak Ayob memegang pinggang Along sambil menariknya ke bawah. Kini Along dapat merasakan keseluruhan kepala butuh Pak Ayob yang seperti kulat itu sudah masuk ke dalam cipap Along. Pak Ayob memberhenti seketika kemasukan batang butuhnya apabila Along terjerit kecil kesakitan. Ketika itu sudah sesuku batang butuh Pak Ayob terbenam.Tiba-tiba Along merasakan kesakitan seolah-olah cipap Along disiat-siat. Lutut Along menggigil, sambil terasa dahi Along berbintik peluh, walaupun kedingan hawa dari alat pendingin kereta menyapu kuat kulit tubuh. Pak Ayob membiarkan seketika batang butuhnya yang sedang berdenyut-denyut kuat itu di dalam cipap Along. Dia mencium Along sambil berbisik menyatakan Along akan rasa sakit sekejap aje, dan lepas tu Along akan rasa sedap pula…Along..Tak Kesah… Pak Ayob kembali menggerakan batang butuhnya dalam cipap Along. Mula-mula perlahan, tetapi semakin lama semakin laju. Along mula merasa geli kembali. Alur cipap Along juga semakin licin. Sambil memandang wajah Along, Pak Ayob meminta untuk memasukan lagi batang butuhnya. Along mengangguk sahaja. Dan ketika Along mulai asyik dengan tujahan lembut itu, tiba-tiba Pak Ayob menarik pinggang Along dengan kuat, dan serentak itu seluruh batang butuhnya terbenam rapat ke dalam cipap Along.Tanpa rasa malu lagi Along menjerit kesakitan. Pedih dan ngilunya amat terasa sekali. Along cuba untuk bingkas bangun, tetapi Pak Ayob pantas menahan. Dia memeluk erat tubuh Along. Air mata Along mula mengalir membasahi pipi. Pak Ayob segera memujuk Along dengan mangatakan sakit itu hanyalah untuk seketika sahaja. Pak Ayob membiarkan batang butuhnya bersemadi di dalam lubang cipap Along beberapa ketika. Terasa kepala butuhnya berdenyut-denyut dengan lajunya. Along menggigil menahan kesakitan. Saat itu Along pasti bahawa kini Along bukan lagi seorang gadis yang suci…tapi..Along.. Tak Kesah… Melihatkan Along mula menangis, Pak Ayob terus memujuk Along. Katanya janganlah Along bimbang kerana walau apapun yang terjadi selepas ini, dia akan tetap bertanggungjawab dan berjanji akan menjaga Along dengan baik. Katanya dia sanggup untuk menanggung segala perbelanjaan Along. Kata-kata Pak Ayob itu membuatkan Along kembali lega. Pak Ayob memeluk dan mencium Along dengan lembut dan mesra, membuatkan Along selesa semula. Along mengesat airmata dan mula membalas ciuman Pak Ayob. Perlahan-lahan Pak Ayob menggerakan batang butuhnya keluar masuk cipap Along. Rasa ngilu dan perit masih terasa, tetapi Along terus bertahan.Kian lama, tujahan batang butuh Pak Ayob semakin laju, namun temponya tetap tersusun. Along mula merasa geli kembali terutama ketika alur cipap Along bersentuhan dengan bulu-bulu kasar di pangkal batang butuh Pak Ayob. Sedikit-demi sedikit Along dapat melupakan rasa sakit dan perit tadi. Sesekali Along tunduk memerhatikan batang butuh Pak Ayob yang besar itu keluar masuk cipap Along. Along mula asyik…Along Tak Kesah…<br />Beberapa ketika kemudian, Pak Ayob menyuruh Along bangun dan menonggeng . Dia memasukan batang butuhnya ke dalam cipap Along dari belakang pula. Along dapat merasakan batang butuh Pak Ayob meneroka setiap lorong dan ruang cipap Along. Along mengerang dengan kuat sambil menggerakan punggung mengikut hentakan batang butuh Pak Ayob. Pak Ayob mengerang kuat sambil meramas-ramas buah dada Along yang terbuai-buai itu. Sesekali dia menarik pinggang Along kebelakang supaya batang butuhnya dapat masuk sedalam-dalamnya.Ketika itu Along menjerit-jerit kecil sambil menggigit bibir menahan kesedapan yang kian terasa di segenap urat saraf. Dalam keasyikan itu, Along kian dapat merasakan saat-saat kemuncak semakin hampir. Cipap Along semakin basah. Terasa kegelian yang teramat sangat yang tidak pernah Along rasa selama ini. Melihatkan Along yang kian resah itu, Pak Ayob melajukan tujahan batang butuhnya. Akhirnya, Along mengerang dengan kuat ketika Along tidak lagi dapat menahan cairan yang tiba-tiba terpancut keluar dari dalam cipap Along..Along klimak buat pertama kalinya…Along.. Tak Kesah… Pak Ayob juga semakin kuat mengerang. Dia membalikan tubuh Along dan mambaringkan di atas kerusi kereta itu lalu menyambung tujahan batang butuhnya mengerjakan cipap Along. Along berusaha menahan serangan bertali arus Pak Ayob itu. Pak Ayob menyuruh Along mengemutkan cipap Along kuat-kuat. Pak Ayob semakin tidak keruan. Desahan nafasnya semakin kuat. Semakin kuat Along mengemut, semakin laju tujahan butuh Pak Ayob. Kereta Toyota Unser itu terasa bergoyang-goyang kekiri dan kanan.Denyutan kepala butuhnya juga semakin terasa. Seketika kemudian Pak Ayob pantas menarik keluar batang butuhnya dari cipap Along. Serentak itu beberapa pancutan cecair putih dan pekat terhambur keluar dari kepala butuhnya. Sebahagian bertabur di atas dada dan perut Along, sementara sebahagian lagi terpercik ke atas kerusi. Tubuh Pak Ayob menggigil-gigil menahan kesedapan seperti yang Along rasa tadi. Dengan wajah yang mambayangkan kepuasan, Pak Ayob terduduk di sebelah Along. Along merasa lega kerana perkara itu sudah berakhir. Namun pengalaman sebentar tadi Along merupakan sesuatu yang sangat luarbiasa…Along..Tak Kesah… Pak Ayob mencapai kopiah putih dari atas kerusi dan menghulurkan kepada Along. Dia menyuruh Along mengelap cipap dan badan Along. Sesudah itu Along segera bangun dan mencapai seluar dan baju Along yang bertaburan di atas lantai lalu terus memakainya. Keadaan malam sudah menjadi gelap gelita. Selesai mengenakan pakaian masing-masing Along dan Pak Ayob kembali ke kerusi hadapan kereta. Pak Ayob segera menghidupkan injin dan berlalu dari situ.Dalam perjalanan, Pak Ayob mengucapkan terimakasih kerana Along sudi melayannya. Dia juga memuji - muji Along kerana katanya cipap Along sangat cantik dan tembam. Katanya lagi Along pandai kemut, sampai nak tercabut kepala butuhnya bila Along kemut. Sesiapa yang dapat rasa cipap Along adalah merupakan orang yang sangat bertuah. Katanya dia benar-benar puas kerana sudah beberapa tahun dia tidak merasa kenikmatan melakukan hubungan seks.Along hanya tertunduk dan tersipu-sipu malu. Sambil itu Pak Ayob turut meminta supaya Along tidak menceritakan hal itu kepada sesiapa pun. Itu adalah rahsia antara Along dan dia sahaja. Along mengangguk tanda setuju. Sesampai di rumah , sebelum Along turun dari kereta, Pak Ayob mencium dan meraba buah dada Along serta memberikan wang sebanyak RM 50.00. Sambil itu dia berbisik untuk merasa cipap<br />Along lagi. Along tersenyum tanda setuju. Sejak hari itu, Along sudah lima enam kali di pantat oleh Pak Ayob. Bermacam gaya Pak Ayob ajarkan pada Along. Tiap kali main dengan batang Pak Ayob tiap kali tambah nekmatnya …. Along ...Tak..Kesah.. Ada satu senja, pulang sekolah Along pergi rumah Pak Ayob kerana dah gian. Along punya kunci rumah Pak Ayob supaya senang. Tiba rumah Pak Ayob, Along terus masuk. Dari belahan pintu yang tak ditutup rapat, Along nampak Mak yang sedang sarat 7 bulan di kongkek oleh Pak Ayob di atas katil yang sering Along gunakan semasa mengongkek dengan Pak Ayob...Nampak napsu seks Pak Ayob semakin kuat..tapi.... ALONG..TAK KESAH…kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-70146174555194555702009-10-13T09:41:00.001-07:002009-10-13T09:42:22.360-07:00Akak Iparku SayangAku nih student kolej kat KL. Sebelum nih tak pernah lagi fuck ngan pompuan. Pernah jugak fuck, tapi ngan bapok. Biasanya aku cari bapok kat chow kit. Tapi benda yang nak aku citer nih, kisah aku fuck ngan pompuan tulen. Bukan bapok. Citer dia camnih. Time tuh kira cuti semester, so aku maleh nak balik umah. Sebab boring dok kat umah...yerlah, aku nih takder adik beradik x-cept abang aku ajer, tu jer lah yang baru kawin. Kalo tak salah aku, time tuh dia dah kawin lebih kurang 4 bulan kot. Kalo silap aku mintak maap ler. Jadi nak dipendekkan citer, satu malam tu, aku lepak kat Bangsar. Masa tuh ngan 3 orang member aku. Jadi aku pun pening kepala nak fikir, nak buat apa time cuti nih. So member aku yang sorang nih pun kasi idea. Dia kata apa kata kalau pi lepak kat SS15 sebab diorang ajak aku pegi CC. So aku pun drive ler kancil aku tuh ker SS15. Main punya main sedar2 dah dekat kul 5 dah. Orang pun tak ramai. Aku pun buat plan. Apa kata pi lepak umah abang aku dulu kat Sunway. Esok aku antar ler dia orang kat komuter sebab member aku tuh sorang budak shah alam, lagi sorang budak KL. Diaorang set ajer. Kita orang lepak jap kat kedai mamak, sementara nak nunggu kul 6.30..pastu aku pun drive ler ker umah abang aku. Nasib baik ler dia ada. Dalam kul 8.30, dia kata dia nak pi kerja. Aku pun masa tuh ngantuk. Aku suruh ler dia tolong antar member aku 2 orang nih. Dia ok ajer. Aku pun tido ler. Sedar2 dah kul 12.30, aku pun bangun walaupun mata aku pedih lagi sebab lapo punya pasal. Aku pi dapur nengok akak ipar aku tengah masak. Segan jugak aku dengan dia. Time tu pun, dia pakai baju singlet ajer. Aku pun makan ajer apa yang ada kat dapur sebab nak nunggu nasik masak lambat lagi. Pastu aku on jap pc, check e-mail. Boring plak, layan website blue plak. Tengah dok syok layan, tetiba aku rasa cam ada orang tengah tengok aku. Aku pusing belakang, tengok2 akak ipar aku. Aku pun gelabah terus disconnect. Aku senyum jer kat dia, pastuh dia sound. 'tak sabo2 dah ker?'...aku tak jawab apa2..aku diam ajer...aku off pc...pi lepak tengok tv plak. Masa nengok tv tuh tetiba akak ipar aku nih tanya, apa perasaan aku kat dia? aku jawab biasa ajer lah. Dia cakap aku nih pemalu sangat ngan dia..Aku cakap ala..biasa ler tuh. Belum kenal orangnya belum tau, so dia pun kata..'meh dok kat sebelah akak'...jangan jadi pemalu ngan pompuan sampai camni. Aku pun pi la dok sebelah dia kat sofa tuh. Tetiba dia pegang tangan aku..aku biar ajer..dia pun tanya..'midi nak pegang breast akak dak?'terkejut gak aku. Aku tak berani jawab. Mana tau dia saja nak test kang kalo aku pegang tetiba plak kena pelempang. Dia pun amik tangan aku, letak kat tetek dia, buleh tahan jugak besarnya. Memula aku ramas dari luar ajer pastu dia suruh aku sendiri bukak baju dia. Aku pun bukak ler siglet dia tuh. Time tu dia pakai bra lagi. Dia pun bukak kancing bra dia..fuhh..puting merah. Dia guide aku. Dia suruh aku isap puting dia, aku pun isap ler sambil meramas tetek dia sebelah kanan. Lama gak aku isap tetek dia. Pastu dia kata nak isap kote aku. Aku pun kasi lah. Lama jugak dia isap kote aku. Pastu dia suruh aku jilat puki dia. Aku pun buat macam orang kena pukau plak, ikut je cakap dia. Selak jer kain dia, aku korek2 sambil jilat air yang melimpah. Habis tergesel2 kat sofa. Lama gak. Dia tak tahan. Dia suruh aku fuck dia. Aku fuck ler dia. Memula ketat jugak, lelama ok<br />sebab air dah banyak, licin ler sikit. Aku pun enjut, sambil enjut atas sofa tu, aku isap ngan ramas tetek dia puas. Lama2 aku tak tahan. Aku kata aku nak pancut dia suruh aku cepat2 tarik batang aku keluar. Aku pun cabut cepat2. Nasib baik..sempat. Aku pancut kat bibir pantat dia. Abih belendir ngan air mani aku. Pastu dia sengih aja kat aku? aku tanya dia "midi nih pemalu lagi dak?"..dia gelak pastu dia jawab "midi bukan pemalu, tapi buat2 malu ajer"..pastu dia suruh aku cleanup. Sebab mana ler tau abang aku balik kerja awal ker. Habis jer settle semua, aku pun tido2. Bila jaga dah dekat pukul 11 pagi esoknya..ahakz...letih laaaaa..kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-20092377910107751672009-10-13T09:34:00.000-07:002009-10-13T09:35:36.377-07:00Adik Ku JunaidahCerita ini melibatkan saya dan adik kandung saya. Nama saya Anwar. Di saat ini, saya ialah seorang lelaki yang berumur 26 tahun. Sedangkan adik perempuan saya bernama Junaidah atau singkatannya Ju, yang kini sudah pun berusia 23 tahun. Kisah ini bermula ketika saya berumur 10 tahun. Masa tu saya mulai menyukai cerita-cerita yang berkaitan dengan unsur-unsur seksual. Pada umur tersebut saya juga, sudah terbiasakan diri dengan kegiatan melancap. Suatu hari, saya terbaca satu berita di akhbar. Ianya tentang pembongkaran kegiatan seks di antara beradik yang berbangsa melayu. Saya sering membaca tentang berbagai cerita seks, tetapi baru kali inilah saya ketahui tentang wujudnya kecenderongan berzina dengan saudara sendiri. Entah kenapa ianya merupakan cerita telah berjaya menarik perhatian serta minat ku. Setiap kali saya mengingati cerita tersebut, saya menjadi semakin berminat. Lebih-lebih lagi bila mana saya cuba mengaitkannya dengan adik perempuan saya yang comel tu. Cerita tersebut seperti mendorong saya untuk merealisasikannya. Kebetulan pula pada saat itu, saya tidur di bilik tidur yang sama dengan adikku, Junaidah. Hanya katil kami saja yang berasingan, namun jaraknya hanya sekitar 2 meter sahaja. Suatu malam pada sekitar pukul 12.30, saya terbangun lalu memasang lampu untuk menerangi kegelapan. Dari tinjauan saya, nampaknya semua orang di dalam rumah sedang nyenyak tidur. Namun hajat sebenar aku ialah untuk meninjau keadaan Junaidah. Dari keadaan mulutnya yang sedikit ternganga itu, aku pasti dia juga sedang nyenyak dibuai mimpi. Masa tu selimutnya tersingkap tinggi hingga mendedahkan pangkal pehanya. Dengan keadaan kedua kakinya yang terkangkang agak luas, maka terlihatlah aku akan celah kelangkangnya itu. Rupa-rupanya Junaidah tidur tanpa memakai panties. Ketembaman pantat yang tanpa berbulu itu terlambak di hadapan mata ku. Hal inilah yang telah membuakkan gelodak nafsu ku, lebih-lebih lagi apabila mengimbasi cerita tentang perhubungan seks adik-beradik yang ku minati itu. Perlahan saya turun dari tempat tidur, dan mendekati katil Junaidah. Saya ingin memastikan tahap tidurnya. Saya menggelitik telapak kakinya. Ketiadaan reaksi gelinya telah mengesahkan kenyenyakkan tidur adik comel ku itu. Kemerahan alur belahan pantat Junaidah seakanakan menggamit undangan terhadap sentuhan jari ku. Pantas aku menunaikan hajat geram ku terhadap alur yang menjadi lambang kesuciannya itu. Tangan saya keras bergetaran. Peluang untuk menjari pantat Junaidah sudah pasti akan ku manfaatkan sebaik mungkin. Mula-mula ku usapi dengan lembut. Tetapi lama-kelamaan tindakkan ku jadi semakin keras. Namun kenyenyakkan tidurnya adik ku itu tidak sedikit pun terjejas. Bila dah tak tahan lagi, saya menciumi pantat Junaidah. Kemudian saya cuba mencari lubang yang sering saya dengari, iaitu tempat melakukan persetubuhan. Saya sangka ianya ada di bahagian depan, tapi ternyata jangkaan saya selama ini salah. Posisi yang sebenar rupanya di bahagian bawah. Saya pun kembalilah cium pantat Junaidah sampai ke bahagian lubang itu. Saya sudah benarbenar tidak tertahan lagi. Saya menuruni katil untuk membogelkan diri sendiri. Lepas tu saya pun perlahan-lahan naik semula ke atas katil Junaidah. Sementara tangan kanan menahan tubuh, tangan kiri saya cuba mengarahkan batang ke lubang pantat tersebut. Ternyata agak sukar nak memasukkannya. Saya cuba memasukkan dari depan, pada hal lubangnya ada di sebelah bawah. Sementara saya giat berusaha, tiba-tiba tubuh Junaidah bergerak. Kerana takut angkara itu terbongkar, saya pun cepat-cepat bangun mengenakan pakaian dan kembali ke ranjang. Tak lama kemudian saya pun terus terlena.<br />Pengalaman malam tersebut telah mulai menganggu konsentrasi ku. Hajat batang ku untuk bertemu di dalam pantat Junaidah masih belum lagi terlunas. Setiap kali apabila cetusan dendam nafsu mula melanda, batang ku tak semena-mena jadi keras. Itulah sebabnya saya selalu menunggu datangnya malam. Di saat di mana semua orang tertidur, di saat itulah saya akan cuba untuk memenuhi hajat sumbang terhadap Junaidah. Selama beberapa malam saya melakukan usaha serupa. Namun ianya selalu terbatas kerana merisaukan Junaidah akan terkejut dari tidurnya. Sampailah di suatu malam ketika saya benar-benar telah dirasuk oleh dorongan nafsu. Gema bisikan syaitan pula tak henti-henti menghasut ketegangan batang ku. Berkubang di dalam pantat adik comel ku itu jelas menjanjikan seribu kenikmatan yang maha hebat. Desakan untuk menyahut seruan iblis tak lagi upaya ku bendung. Pantas aku bergerak ke katil Junaidah. Kemudian aku membogelkan diri ku sendiri. Lepas tu perlahan-lahan ku pisahkan selimut yang menyaluti tubuhnya. Aku selak skirt tidur Junaidah hingga ke paras pusat. Sekali lagi seperti yang ku dugakan, dia tidur tanpa memakai sebarang pakaian dalam. Saya sudah tekad untuk melakukannya malam itu. Perlahan saya naik ke atas katil. Kedua kaki Junaidah saya rentangkan selebarlebarnya. Saya ciumi dan jilat pantat Junaidah sepuas hati. Kemudian saya mulai menghalakan batang ke<br />arah lubang pantatnya. Sekali lagi ianya ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Cukup sukar untuk memasukkan batang ku ke dalam lubang sedap itu.<br />Berkat dari rangsangan iblis yang berterusan, akhirnya kepala batang ku mulai terselit kemas di celahan bibir pantat Junaidah. Semakin hampir batang ku untuk melungsuri lubang nikmat itu, semakin keras rangsangan yang melanda batang ku. Apa pun yang bakal terjadi, malam ini lubang pantat Junaidah akan pasti aku tebukkan dengan batang ku ini. Dengan gerak yang perlahan tetapi keras, ku dorongkan kemasukkan batang ku ke dalam pantat Junaidah. Walaupun ada masa-masanya terdapat sesuatu halangan yang cuba menghalang, namun ku tetap bertegas memaksakan. Akhirnya berjaya juga ku benamkan sepanjang-panjang batang aku tu ke dalam lubang pantat Junaidah. Selaput yang menjadi lambang kesucian adik ku itu terbolos dek sondolan kepala batang ku. Berdenyut-denyut batang ku meraikan keseronokkan detik-detik tercemarnya kehormatan Junaidah. Adik perempuan ku yang comel itu kini tidak lagi layak bergelar "dara". Aku benar-benar puas dan bangga dengan pencapaian ku itu. Kerana kerakusan batang ku dalam penaklukan tersebut, tiba-tiba Junaidah mulai tersedar dari tidurnya. Dia kelihatan bingung dengan apa yang sedang berlaku. Tambahan pula mungkin lubang pantatnya terasa sakit dengan kehadiran batang ku. Junaidah mula merintih sambil memprotes terhadap apa yang sedang ku lakukan ke atas dirinya. "Hissst...! Jangan bising.... nanti mak marah.... teruk Ju kena pukul nanti....!" Mendengarkan ugutan dan nasihat ku itu, dia pun mulai menahan suara kerana takut dimarahi mak. Namun sekali-sekala kedengaran juga rintihannya menahan kesakitan. Saya pun teruslah menggoyang pinggang mendorong batang keluar masuk ke dalam lubang pantat Junaidah. Kerana baru pertama kali, tak sampai pun 2 minit, batang ku dah mulai berdenyut bagai nak gila. Berasap kepala ku dengan kesedapan yang sungguh tak kudugakan. Sedar-sedar saja, air mani ku dah penuh bertakung di dalam lubang pantat Junaidah. Aku rasa keletihan dan terpaksa berehat sebentar. Junaidah juga nampaknya terkangkang keletihan lalu kembali menyambung tidurnya. Beberapa minit kemudian batang ku mulai bangkit semula. Aku pun kembali menindih Junaidah. Kali ini mudah batang ku dapat mencari sasaran lubang sedap itu. Henjutan-henjutan garang aku telah sekali lagi menganggu kelenaan tidur Junaidah. Kuyu matanya sambil mengigit-gigit bibir bawahnya. Adik comel ku itu kini pasrah melebarkan kangkangnya untuk menerima tikaman demi tikaman batang ku. Sekali lagi semburan nafsu ku likat memenuhi telaga bunting Junaidah. Pada permainan kali kedua itu, saya boleh bertahan sampai 10 minit. Malam itu saja saya telah menyetubuhi adik kandung saya sebanyak 3 kali. Memang puas dan berbaloi dapat main dengan adik-beradik ni. Sejak malam itu, hampir setiap malam saya berzina dengan Junaidah. Pada awalnya dia hanya menerima saja apa yang saya lakukan. Namun setelah setahun berlalu nampaknya Junaidah juga sudah mulai menyukai dan menagihinya. Apabila saya tertidur, dia sendiri sudah pandai datang ke katil ku dan menggoda batang ku dengan sentuhan jarinya. Selama 4 tahun, kami berleluasa melakukan zina. Tetapi apabila Junaidah mulai menjangkau usia 11 tahun, saya agak berhatihati sedikit kerana takut silap-silap nanti boleh terbuncit perut adik kesayangan aku tu. Aku tak mahu angkara itu nanti akan menyebabkan kami terpisah buat selama-lamanya. Ketika saya berumur 12 tahun dan Junaidah 9 tahun, kami telah ditetapkan bilik yang berasingan. Dengan itu terpaksalah kami menerokai peluang berseronok selain daripada waktu malam. Kesempatan berseronok ketika ayah pergi kerja manakala mak pula ke pasar, tidak sekali-kali kami lepaskan. Tapi yang paling best ialah ketika mak dan ayah pergi mengunjungi saudara atau ada undangan. Memang sehari suntuklah kami duaberadik bebas bertelanjang bulat di serata rumah. Akibat dari itu maka tak sempat keringlah pantat Junaidah tu. Sentiasa saja meleleh air putih aku tu di situ. Mana tidaknya, baru saja nak kering aku dah pamkan semula air tu ke dalam lubang pantatnya. Sampai saat ini pun kami tetap selalu melakukannya. Walau sekarang kami sudah dewasa dan masing-masing sudah mempunyai pacar, tetapi perhubungan unik kami itu tetap berterusan. Jika di rumah tidak meruangkan kesempatan, maka kami biasa melorongkan peluang dengan melakukannya di hotel.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-33175652182023911012009-10-13T09:33:00.000-07:002009-10-13T09:34:03.798-07:00Abang IparIni bukanlah pengalaman pertamaku, kerana ketika kejadian itu aku telah pun bersuami dan beranak dua. Kisahnya bermula pada suatu pagi dalam pukul 7.00. Ketika itu cuma aku dan dua orang anakku yang berada di rumah. Suamiku hantar aku balik kampung sempena cuti sekolah (aku seorang guru) dan dia berkursus di Alor Setar. Emak dan ayah pula ikut rombongan ke Kelantan selama tiga hari. Jadi pagi itu, aku baru mandi bila aku dengar abang iparku, Erry, sampai kat muka pintu. Masa tu aku berkemban dengan towel aje. Dia datang untuk bagi kuih yang kakakku, Ella, buatkan. Mungkin ada banyak lebih agaknya. "Effa..ini kuih kak Ella kau bagi" katanya. Aku suruh dia masuk. Aku perasan dia pandang aku tak lepas-lepas. Masa tu anak-anak aku tidur lagi. Aku mintak dia tunggu kejap sebab nak pakai baju. Sambil dia nak buka pintu 'grill' rumah tu aku pun masuk ke dalam bilik nak pakai baju. Tiba-tiba masa aku tengah membongkok nak pakai seluar dalam aku perasan dia dah berdiri kat belakang aku. Belum sempat aku buat apa-apa aku rasa tangan dia dah<br />memegang pinggangku. Masa tu aku kaget tak tahu apa nak buat. Nak kata aku tak suka abang ipar aku ni tak boleh juga sebab dari dulu lagi aku dah perasan yang dia suka kat aku. Jadi aku sedikit sebanyak banggalah juga sebab masih ada orang yang bagi perhatian pada aku, walaupun dah beranak dua dan badan pun dah mula gempal. Jadi masa dia pegang pinggang aku tu, sebenarnya aku suka, tapi aku tak boleh tunjuk yang aku suka. Jadi aku cuma kata "eh! abang buat apa ni..." aku tak dapat meneruskan kata-kata kerana dia telah mula mencium tengkukku, sambil memeluk ku dari belakang. Sebenarnya pada masa itu aku sangat ingin di perlakukan begitu kerana suamiku telah lama tak menyentuhku. Jadi aku cuma membiarkan sahaja apa yang dibuatnya padaku. Sambil bibirnya mencium tengkukku, tangannya meramas tetekku yang masih terbalut dengan towel. Aku dah mula khayal bila dia mula menghisap tetekku. Nafasku mula ku rasakan sesak. Perlahan-lahan dia merebahkan ku keatas katil sambil bibirnya kini merayap keatas sambil mencium leherku dan akhirnya hinggap di bibirku. Aku yang dah mula hanyut masa itu membalas kucupannya dengan ghairah tanpa teringatkan kedua-dua anakku yang sedang terbaring tidur diruang tamu. Sambil kami berkucupan itu jarinya telah pun menjelajah ke pantatku dan sedang menggentel kelentitku. Aku<br />terus hanyut....kemudian perlahan-lahan bibirnya merayap turun sambil mengucup seluruh tubuhku. Aku tak tahu berapa lama aku khayal sambil memejamkan mata, sebab bila aku buka mataku seketika aku dapati abang iparku telah pun menanggalkan baju dan seluarnya. Bibirnya semakin turun melepasi pusatku dan aku merasakan nikmat yang amat sangat. Pantatku telah banjir. Kemudian aku rasakan lidahnya menjilat kelentitku dan badanku mengelupur menahan geli dan merasakan nikmat yang tak pernah aku rasa dari suamiku sebelum ini. Aku terus memegang dan menarik kepalanya sambil kakiku mengepitnya. Aku klimaks. Abang iparku kemudian mula merangkak naik dan mula memasukkan senjatanya ke dalam pantatku dan terus mendayung. Aku tak tahu berapa lama dia melepaskan geramnya kepadaku kerana apabila aku nak klimaks kali kedua aku peluk dia kuat-kuat dan dia pun pancut serantak dengan ku. Setelah dia puas, aku tengok dia macam serba-salah dan macam rasa bersalah. Aku pun kata "Dah lah tu bang, baliklah cepat nanti orang nampak". Dia pun segera pakai baju dan seluar dalam tergugup meminta maaf dan kemudian mengucapkan terima kasih. Tidak siapa yang tahu perkara itu sehingga kini dan ia tidak berulang lagi.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4604375626810655046.post-35135499701067446392009-10-13T09:32:00.000-07:002009-10-13T09:33:13.601-07:00Abang Iparku GanasAku masih lagi bersekolah dan tinggal di rumah kakakku. Suaminya seorang tentera dan kakakku seorang jururawat yang selalu kerja shift pagi. Aku pula bukanlah dara lagi, sebab sudah selalu bersetubuh dengan kekasihku. Pada suatu hari, aku telah berpisah dengan kekasihku dan sudah hampir seminggu pukiku tidak diamput. Lubang pukiku sudah melolong-lolong minta disetubuhi. Hinggalah suatu hari aku mendapat idea untuk menggoda abang iparku. Kakak seperti biasa balik pagi kerja dari malam hingga pagi. Aku sengaja memakai baju tidur yang nipis tanpa bra dan lalu di depan abang iparku yang sedang menonton TV. Aku rasa matanya terbeliak melihat aku tapi aku buat-buat tidak tahu saja. Aku sengaja tidur lewat malam itu setelah semua anak buahku tidur. Tiba-tiba ketika aku sedang berada di dapur untuk membuat minuman, abang iparku datang dan meramas buah dadaku. Aku pura-pura meronta dan mengatakan "jangan bang.." tapi abang ipar terus menyelak baju tidurku dari atas bahu dan menghisap puting susuku. Aku masih lagi berpura-pura menolak dan lari ke ruang tamu. Abang iparku terus mengejar, memeluk dan mengangkat aku ke atas meja makan. Dengan ganas dia terus menyelak baju tidurku dari bawah dan membuka seluar dalamku. Dengan ganasnya dia menyentuh pukiku dengan tangannya dan menjilat lubang pukiku. Aku yang memang<br />menunggu untuk dijilat lubang puki kerana inilah acara yang paling sedap kalau aku di amput. Dia pun mengatakan" sedapnya lubang puki mu sayang" Aku yang tengah kesedapan terus mengangkangkan pukiku seluas-luasnya dan lidahnya semakin ganas sambil dia menghirup air-air yang keluar dari lubang pukiku. Lepas tu, dia bangun dan menghisap puting susuku. Dia katakan susuku keras dan besar. Aku yang sudah tidak tahan menunggu di amput terus merenggek-rengek "Abang lekaslah amput lubangku" Dengan sekali sentap sarungnya kerana dia tidak memakai seluar dalam, batangnya yang yang besar dan keras terus menerjah ke dalam pukiku yang menganga dengan luasnya. "Abang, sedapnya butuhmu bang...amputlah lubang pukiku ini bang" meja makan itu berbunyi-bunyi tapi kami tidak peduli kerana anak-anaknya masih kecil lagi. Dia turunkan aku ke lantai dan mengamput lagi dengan ganasnya. Dia katakan pukiku sungguh sedap dan lazat. Dia terbalikkan aku dan mengamput aku seperti anjing. Malam itu saja aku di amput hampir 10 kali. Abang iparku ini ganas dan kuat nafsu. Kadang-kadang tengahari aku ponteng sekolah dan dia akan pulang untuk mengamputku. Kalau dalam kereta, hampir runtuh kereta dibuatnya. Lubang pukiku sudah luas<br />kerana di kerjakan setiap malam. "Abang..pukiku ini dah luas lubangnya abang asyik kerjakan" Dia ketika itu tengah mengerjakan lubangku dengan batang butuhnya hanya berkata "Lubang pukimu hanya untuk santapan batang butuhku sayang" Hari ini aku masih lagi tinggal bersama kakakku dan lubangku masih lagi ghairah dengan batang abang iparku.kecekhttp://www.blogger.com/profile/06888896376756702964noreply@blogger.com1